Kesehatan
Psikolog Minta Para Caleg Pikirkan Jangka Pajang Agar Tak Depresi Jika Gagal
Sementara terkhusus individunya pun dijelaskan Novita sudah seharusnya sebelum mencalonkan untuk Pemilu wajib melihat jangka panjang
Penulis: Rendy Rutama | Editor: Vini Rizki Amelia
TRIBUNNEWSDEPOK.COM, JAKARTA - Kegagalan memang menjadi hal sulit untuk diterima, terlebih jika sudah mengeluarkan uang yang tidak sedikit.
Termasuk gagal menjadi anggota legislatif (Aleg) usai mengikuti kontestasi pemilihan legislatif (pileg) pada Pemilu 2024.
Sebab, bersaing untuk mendapatkan simpati masyarakat dengan para calon lainnya bukan perkara mudah.
Tentu tidak semua kontestan yang ikut dapat meraih kursi jabatan.
Baca juga: Royal Safari Garden Sambut Tahun Baru Imlek 2024 dengan Atraksi Barongsai dan Liong
Psikolog Novita Tandry menilai, kegagalan inilah yang memungkinkan terganggunya psikologis para kontestan hingga memicu amarah bahkan depresi.
“Jadi buat saya dengan sudah diadakan pertemuan untuk mempersiapkan dengan psikolog dan psikiater dengan para Calon Legislatif (Caleg) atau bahkan Calon Presiden (Capres) maupun Calon Wakil Presiden (Cawapres) sangat baik sekali,” beber Novita, Jumat (9/2/2024).
Dalam teori Kubler-Ross, individu memiliki beberapa fase duka. Fase tersebut ialah Denial (penyangkalan), Angry (amarah), Bargaining (tawar-menawar), Depression (Depresi), dan Acceptance (penerimaan).
Baca juga: Puluhan Puskesmas dan RSUD di DKI Jakarta Buka Layanan Gangguan Kejiwaan Bagi Caleg Gagal
“Denial biasanya terjadi kalau individu tidak mendapatkan sesuatu apa yang diinginkan, lalu angry (marah), ada marah ditahapan itu terkait kenyataan,” imbuhnya.
“Bargaining flashback ke belakang andaikan saya melakukan ini andaikan saya melakukan itu, kemudian timbul fase menjadi depresi, dan kemudian acceptance mampu menerima,” tambahnya.
Novita pun berharap fase tersebut mampu diantisipasi oleh para psikolog dan psikiater pendamping para kontestan tersebut.
Sehingga mereka dapat mengetahui untuk selanjutnya menilai kategori yang dialami individu kontestan politik tersebut tengah ditahapan seperti apa.
Baca juga: Ibu-ibu di Tapos Depok Antusias Dukung Dian Farizka Jadi Anggota DPR RI
“Ini harus diantisipasi oleh para psikolog dan psikiaternya kalau sampai tahapan itu terjadi mereka berada di tahapan mana, jad harus dipantau terus,” ucapnya.
Sementara terkhusus individunya pun dijelaskan Novita sudah seharusnya sebelum mencalonkan untuk Pemilu wajib melihat jangka panjang.
Terkhusus meyakinkan diri mampu menerima hal yang paling pahit sekalipun.
“Para individu harus memahami yang tadi saya sampaikan, tentu perlu memiliki rasa legowo dan memahami juga akan ada tahapan-tahapan itu (Fase Duka) tapi kalau tidak diantisipasi atau dipersiapkan salah satu dari itu akan bisa terjadi,” pungkasnya. (m37)
Jadi Eksekutor Pembunuhan Anak Tamara Tyasmara, Sang Kekasih Ditangkap Saat Tidur |
![]() |
---|
Polda Metro Jaya Dalami Motif Kekasih Tamara Tyasmara di Kasus Kematian Dante |
![]() |
---|
Hadiri Penguatan Moderasi Beragama di Bekasi, Ini Pesan Anggota Komisi VIII DPR kepada Aktor FKUB |
![]() |
---|
Tragedi Kebakaran Bengkel dan Rumah Tinggal di Matraman, Satu Orang Tewas Hangus Terbakar |
![]() |
---|
Puluhan Puskesmas dan RSUD di DKI Jakarta Buka Layanan Gangguan Kejiwaan Bagi Caleg Gagal |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.