Imlek

Jelang Imlek 2024, Kisah Sedih Polisi Lalu Lintas yang Berjuang Dapat Keadilan Atas Kematian Anaknya

seorang polisi lalu lintas di Tiongkok berhenti dari pekerjaannya menjadi pengacara untuk menuntut keadilan atas kematian anaknya.

Editor: dodi hasanuddin
Istimewa
Jelang Imlek 2024, Kisah Sedih Polisi Lalu Lintas yang Berjuang Dapat Keadilan Atas Kematian Anaknya 

TRIBUNNEWSDEPOK.COM, JAKARTA - Kisah sedih dialami seorang polisi lalu lintas jelang perayaan tahun baru China atau Imlek 2024.

Sebab, polisi lalu lintas tersebut masih terbayang anak tunggalnya yang tewas setelah melompat dari atap gedung sekolahnya.

Dia juga menuntut keadilan lantaran sang anak tewas usai dimarahi gurunya di sekolah.

Baca juga: Kenangan Pelajar SD yang Tewas Tertimpa Tembok Saat Wudhu di Padang, Sumbar Bikin Tetangga Terpukul

Peristiwa ini terjadi di daratan Tiongkok. Kala itu sang anak tengah ujian.

Polisi tersebut bernama Zhang Dingjie dan istrinya Wang Beilei terpukul atas kematian putranya yang berusia 11 tahun.

Sedangkan guru itu bernama Zou. Dia merupakan guru senior di sekolah tersebut dan juga menjadi guru wali kelas.

Baca juga: Kronologis Pelajar SD di Sukmajaya, Depok Hilang, Dicari Hingga ke Kwitang

Berbekal pesan yang disampaikan anaknya Zhang dan istrinya berjuang menyeret sang guru ke penjara.

Sebab, isi pesan tersebut mengarah kepada sang guru yang menyebabkan sang anak melompat dari atap gedung sekolahnya yang berlantai 24.

Pesan tersebut ditulisnya dalam kertas ujian:

“Kematian saya tidak ada hubungannya dengan orangtua saya, masyarakat atau negara. Ini hanya relevan bagi Zou, yang menggunakan tindakan kekerasan.”

Dimarahi Sang Guru

Tak ada firasat bagi Zhang Dingjie yang pada pada 9 November 2021 tengah bertugas akan kehilangan anak semata wayangnya untuk selamanya.

Bak disambar petir di siang bolong, Zhang mendapatkan kabar bahwa anaknya tewas usai melompat dari atap gedung sekolah dasar di Provinsi Jiangxi, Tiongkok Timur.

Zhang yang mendapatkan kabar bahwa anaknya bunuh diri menerima kenyataan tersebut.

Polisi lalu lintas bernama Zhang Dingjie dan istrinya Wang Beilei Berjuang Menuntut Keadilan atas Kematian Putranya
Polisi lalu lintas bernama Zhang Dingjie dan istrinya Wang Beilei Berjuang Menuntut Keadilan atas Kematian Putranya (www.scmp.com)

Namun, usai pemakaman sang, Zhang curiga atas kematian anaknya tersebut.

Kemudian dia CCTV atau video pengawasan di sekolah itu.

Alangkah kagetnya Zhang melihat sang guru Zou berulang kali melecehkan anaknya secara verbal di depan kelas dan di hadapan murid-murid lainnya.

Hal itu terjadi tepat di hari sang anak tewas dengan melompat dari atap gedung sekolah.

Guru tersebut juga mempermalukan sang anak dengan menanyakan betapa miskinnya dia, karena ada halaman yang robek di buku catatannya.

Baca juga: Nur Azizah Tamhid Anggota Komisi VIII DPR Minta Kasus Tewasnya Pelajar SD di Medan Diusut Tuntas

Usai di caci maki oleh sang guru, sang anak terlihat kesal dan mulai melihat ke gedung bertingkat di luar jendela kelas.

Sang guru bukannya menenangkan justru menyarankan agar sang anak melompat dari atap gedung.

Ucapan guru tersebut diulangi berkali-kali.

Tak hanya itu, Zhang juga mendapatkan kertas ujian yang berisikan pesan dari anaknya tersebut.

Berbekal barang bukti tersebut sang polisi itu pun mendatangi sekolah untuk meminta pertanggungjawaban.

Baca juga: Awalnya Bercanda Akhinya Kaki Pelajar SD Dibakar Hingga Melepuh, Korban Trauma Polisi Masih Selidiki

Namun, Zou membantah semua tudukan tersebut.

Bahkan, Zou sempat menuduh Zhang berbohong atas kertas ujian yang berisi pesan anaknya tersebut, karena tidak pernah menerima kertas ujian tersebut.

Zhang tak percaya dengan ucapan sang guru. Dia pun bertekad membawa kasus ini ke pengadilan.

Berhenti Jadi Polisi untuk Belajar Hukum

Ingin menuntut keadilah atas kematian putranya, Zhang pun berhenti menjadi polisi.

Dia belajar hukum untuk menjadi pengacara. Zhang ingin berjuang menuntut keadilan dengan menjadi pengacara anaknya.

Selama dua bulan Zhang belajar hukum. Kemudian dia melaporkan Zou ke polisi setempat atas dugaan pelecehan verbal yang menyebabkan anaknya tewas.

Baca juga: VIDEO : Gedung SD Berdiri Megah, Namun Siswanya Belajar Lesehan

Kasus itu pun maju ke meja hijau.

Selama proses hukum, pihaknya sekolah memberhentikan Zou.

Saat persidangan Zhang tak bisa memberikan barang bukti berupa CCTV atau video pengawasan di sekolah tersebut.

Dampaknya Zou dibebaskan oleh pengadilan pada Agustus 2023 lantaran Zhang tak mempunyai barang bukti yang kuat.

Baca juga: Lagi Nakes Suntik Vaksin Kosong, Kini Dialami Pelajar SD di Medan, Korbannya 2 Anak

Zhang tak patah arang. Dia pun berusaha keras untuk mendapatkan CCTV tersebut.

Kemudian pada November 2023, Zhang kembali memperkarakan Zou ke pengadilan dengan barang bukti baru yakni video pengawasan.

Saat ini Zhang menunggu sidang putusan pengadilan.

Semenjak jadi pengacara, Zhang memberikan bantuan hukum kepada orangtua yang mengalami nasib serupa dengannya.

Istrinya, Wang Beilei yang merupakan seorang konselor psikologis juga menawarkan layanan gratis kepada hampir 100 keluarga yang mengalami nasib serupa dengannya.

“Sejak kematian putra kami, melindungi semua anak seperti dia telah menjadi misi kami,” kata pasangan itu.

Upaya Zhang dan sang istri berjuang menuntut keadilan dan membantu orangtua yang mengalami nasib serupa mendapat pujian dari masyarakat Tiongkok.

Berita ini telah tayang di www.scmp.com dengan judul China father becomes lawyer to get justice for son, 11, who leapt to his death after being verbally abused by teacher

 

 
 
 
 
 


 
 
 

Berita Terkait
  • Ikuti kami di

    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved