Penelitian UI

Guru Besar FEB UI Paparkan Kunci Kebijakan Moneter dan Keuangan Menuju Indonesia Emas 2045

Paparkan Kunci Kebijakan Moneter dan Keuangan Menuju Indonesia Emas 2045. Hal itu disampaikan Guru Besar FEB UI Prof. Dr. Telisa Aulia Falianty.

Penulis: Hironimus Rama | Editor: dodi hasanuddin
TribunnewsDepok.com/Hironimus Rama
Guru Besar FEB UI Paparkan Kunci Kebijakan Moneter dan Keuangan Menuju Indonesia Emas 2045 

Ketiga adalah kebijakan moneter dan sektor keuangan sesuai dengan amanah baru UU No 4 Tahun 2023 harus mampu berdaptasi dan bertransformasi di era transformasi ekonomi nasional dengan Visi Indonesia 2045 menuju negara yang berdaulat, maju, dan berkelanjutan.

Koneksi/nexus yang belum optimal antara sektor moneter dan sektor riil perlu terus ditingkatkan melalui insentif/disinsentif level of playing field yang sama antara sektor moneter/keuangan dengan sektor
riil dan mendorong terus intermediasi dari sektor keuangan dan riil yang sehat dan berkelanjutan.

Keempat,  kunci untuk digitalisasi ini adalah financial development dan inovasi yang terkendali dengan tetap menjaga stabilitas sistem keuangan, berdaya tahan terhadap serangan siber, serta menjaga keamaanan dan privasi data.

Digitalisasi juga perlu memperhatikan kesiapan masyarakat dari berbagai kelompok pendapatan, serta prinsip kemanfaatan bahwa harus tetap bermanfaat untuk mendukung kesejahteraan masyarakat secara komprehensif.

Kelima, kebijakan moneter dan keuangan harus juga agile terhadap peningkatan ketidakpastian global, banyaknya anomali, dan geopolitik dan geoekonomi yang terfragmentasi, termasuk multipolar currency world.

Indonesia tetap harus on going untuk mengurangi ketergantungan hanya kepada satu mata uang dan tetap mendorong Rupiah dan suku bunga menuju tingkat ekuilibrium yang lebih baik untuk mendukung agenda pembangunan nasional dan kesejahteraan masyarakat.

Menurut Prof. Telisa, kebijakan moneter tidak hanya bisa rigid pada pencapaian stabilitas inflasi dan sistem keuangan saja, tetapi perlu memikirkan keberlanjutan di sektor riil dengan mengoptimalkan
koordinasi, harmonisasi, dan sinkronisasi.

"Kebijakan moneter harus membantu membentuk ekosistem yang terintegrasi dan memberikan kesempatan bagi semua stakeholder yang relevan, menjadi kata yang sangat kritikal," ucapnya.

Baca juga: Pakar Ekonomi Digital FEB UI Akui Barang Impor dari China Bikin Sepi Pasar Tanah Abang

Prof. Telisa mengajak semua pihak untuk terus adaptif dan bekerja keras serta bersinergi untuk mencapai cita-cita mulia, mewujudkan nilai tambah yang semakin baik untuk pribadi, keluarga, bangsa, dan negara.

"Pembangunan berkelanjutan itu adalah sebuah realitas dan keniscayaan, mewarisi anak cucu dengan stabilitas moneter dan keuangan yang lebih baik, dengan masyarakat yang lebih sejahtera lahir batin menikmati semua hasil inovasi dan pembangunan di sektor keuangan dan riil sekaligus menikmati keseimbangan alam yang Lestari,” tandas Prof. Telisa.

Pengukuhan guru besar ini turut dihadiri Deputi Gubernur Bank Indonesia Juda Agung, Ph.D.; Deputi III Kepala Staf Kepresidenan Dr. Ir. Edy Priyono. M.E.; Asisten Staf Khusus Presiden Republik Indonesia Jerry Marmen, Ph.D.; Anggota Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (DK OJK) Dr. Friderica Widyasari Dewi, S.E., MBA, dan Direktur Pengkajian Ekonomi dan SKA Debidjianstrat Lemhanas RI Laksma TNI Oktave Ferdinal, S.T., M.Si.(Han)., CHRMP., CFrA.

Profil Singkat Prof. Telisa

Prof. Telisa menyelesaikan pendidikan Sarjana Ekonomi, Jurusan Ilmu Ekonomi di FEB UI, pada 2001.

Dia meraih gelar Master Ilmu Ekonomi di FEB UI, pada 2003. Kemudian, masih di kampus yang sama ia meraih gelar doktor Ilmu Ekonomi, pada 2006.

Prof. Telisa juga telah menghasilkan berbagai karya ilmiah yang telah dipublikasikan di berbagai jurnal, baik internasional dan nasional dan juga beberapa buku ajar.

Jurnal yang telah dipublikasikan dalam beberapa tahun terakhir, di antaranya berjudul Monetary and Macroprudential Policy through Risk-Taking Banks in Indonesia (2023); Pop Culture, Global Investment, and Social Inequality (2023); dan Property Price, Capital Inflows, And Financial System Stability In Asean-5 Economies: A Simultaneou Analysis (2022).

Berita Terkait
  • Ikuti kami di

    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved