Pertama di Pulau Sumba, Narasi Digital Kampung Kadoku dalam Bentuk QR Code Diinisiasi FIB UI

TRIBUNNEWSDEPOK.COM, JAKARTA - Kampung Kadoku di Kecamatan Wanokaka, Desa Weimangoma, Sumba Barat, Pulau Sumba adalah salah satu kampung tradisional yang masih mempertahankan ritual-ritualadat dan tradisi lisan nenek moyang.

Di kampung tersebut terdapat 20 rumah tradisional yang dikenal dengan nama Uma Menara, yang beratap menara dari alang-alang.

Uma Menara berarsitektur rumah panggung dari bambu dan papan kayu. Rumah utama di Kampung
Kadoku bernama Uma Habei yang konon didirikan langsung oleh Ubu Uang, pendiri Kampung
Kadoku.

Baca juga: Guru Besar FIB UI Ungkap Kegagalpahaman dalam Menentukan Siapa yang Disebut Budayawan

Di dalam Uma Habei masih terdapat ukiran yang lazim disebut “Habei”.

Ukiran ini masih dikenal sebagai ukiran pamali dan tidak boleh difoto atau dilihat oleh orang dari luar kampung Kadoku.

Pendirian Kampung Kadoku ini berkaitan dengan Legenda Lende Watu, yaitu runtuhnya jembatan
batu yang menghubungkan Sumba dengan pulau lain.

Baca juga: Torehkan Sejarah, Dosen FIB UI Haru Deliana Dewi, Lulusan Ph.D Pertama di Bidang Translation Studies

Tidak ada yang tahu dengan pasti mengenai pulau lain yang disebut dalam legenda ini.

Ada yang menduga pulau lain itu adalah Bima (Sumbawa), ada pula yang menduga pulai lain itu adalah Flores.

Namun demikian, jembatan batu karang yang disebut sebagai Lende Watu ini diyakini telah membawa banyak warga Sumba pergi dan tidak kembali.

Umbu Uang adalah pertapa suci dari dalam gua yang menguasai petir dan halilintar.

Dengan kekuatannya, Umbu Uang menghancurkan Lende Watu. Setelah itu, Umbu Uang mendirikan Uma Habei di Kampung Kadoku yang hingga kini masih eksis.

Itulah sekelumit kisah tentang Kampung Kadoku.

Kisah panjangnya yang menjadi legenda dan warisan sastra lisan Sumba inilah yang dinarasikan secara digital oleh Tim Pengabdian dan Pemberdayaan Masyarakat (Pengmas) Fakultas Ilmu Budaya (FIB) UI.

Dibuatkan QR Code

Kegiatan Pengmas FIB UI diketuai Diah Kartini Lasman, M.Hum. (dosen Program Studi Prancis).itu berlangsung pada Juli - Agustus 2023.

Tim ini menginisiasi narasi digital Kampung Kadoku yang juga diterbitkan dalam bentuk QR Code.

Narasi budaya digital itu dibuatkan QR Code, lalu QR Code ini ditempatkan di dalam desa adat yang dapat menjadi rujukan bagi wisatawan yang ingin mengetahui kisah asal-usul kampung ini.

Mengingat sinyal di Sumba yang tidak selalu stabil, tim Pengmas FIB UI juga mencetak narasi budaya digital berbahasa Indonesia dan Inggris dalam sebuah poster yang ditempatkan di pintu masuk
Kampung Kadoku.

Baca juga: Cerita Perjalanan Eksistensi Tapol Perempuan G30S - 1956 yang Diungkap Mahasiswa S3 FIB UI

Hal ini dilakukan untuk mempersiapkan kampung adat Kadoku menjadi destinasi wisata berbasis digital pertama di Pulau Sumba.

Hal tersebut diharapkan menjadi sebuah “pilot project” untuk kampung-kampung adat lainnya.

Pengmas FIB UI ini disambut baik oleh Dinas Pariwisata Sumba Barat, yang dipimpin Bapak Charles
H. Weru selaku Kepala Dinas dan dijembatani oleh Ibu Annisa Umar Bamualim selaku Sekretaris Dinas
Pariwisata Sumba Barat.

“Narasi budaya digital sangat penting dalam pelestarian budaya dan juga dalam penentuan destinasi
wisata berkelanjutan. Kita tidak mau para turis hanya datang dan melihat bentuk kampung adat tanpa
memahami esensinya. Hal inilah yang mendasari kegiatan kami.” Ujar Diah Kartini Lasman, M.Hum.
selaku ketua Tim Pengmas FIB UI.

Ia juga mengatakan, ke depannya, Tim Pengmas FIB UI masih akan membuat narasi budaya
digital untuk setiap Uma Menara yang ada di Kampung Kadok, karena baru diketahui dalam
penelusuran ini bahwa setiap Uma Menara memiliki nama, fungsi dan kisah masing-masing dalam
ritual adat Kadoku.

Tim Pengmas FIB UI

Ketua: Diah Kartini Lasman, M.Hum. (dosen Program Studi Prancis)

Anggota: 

• Dr. Hendra Kaprisma (dosen Program Studi Rusia, Manajer Umum)
• Nazarudin, M.A. (dosen Program Studi Indonesia)
• Syifa Nurannisa dan Diajeng NRS