Dua TKW Berharap Pertolongan Presiden Jokowi Untuk Dipulangkan Akibat Alami Kekerasan di Arab Saudi
Uyun bersama keluarganya berharap agar Ratna Komala Sari dapat menghubungi keluarga dan anak-anaknya lantaran telah hilang kontak sejak empat bulan
TRIBUNNEWSDEPOK.COM, BEKASI - Dua orang Tenaga Kerja Wanita (TKW) meminta pertolongan Presiden Joko Widodo untuk dapat memulangkan mereka dari Arab Saudi.
Keduanya merupakan TKW atau Pekerja Migran Indonesia (PMI) yang berasal dari Kecamatan Cabangbungin, Kabupaten Belasi, Jawa Barat.
Permohonan pertolongan keduanya disampaikan melalui sebuah video yang kini viral di sosial media.
Dalam videonya, kedua wanita tersebut mengaku menjadi korban kekerasan majikan selama bekerja di Arab Saudi.
Baca juga: Universitas Indonesia Pastikan Altaf Mahasiswa UI Pelaku Pembunuhan Tak Dapat Mengikuti Perkuliahan
Mereka yakni Aas binti Sajam (25) warga Kampung Pulo Rengas, Desa Sindangmulya, Kecamatan Cabangbungin, Kabupaten Bekasi.
Lalu, Ratna Komala Sari (37) merupakan warga Kampung Putat RT 02 RW 01 Desa Sindangsari Kecamatan Cabangbungin, Kabupaten Bekasi.
Aas mengaku mendapatkan perlakukan kasar hingga diminta makan sampah oleh majikannya.
Mukti Ali (54), salah satu perwakilan keluarga menuturkan, Aas berangkat ke Arab Saudi untuk menjadi TKW sejak Maret 2023.
Baca juga: Komplotan Maling Kirim Sepeda Motor Hasil Curian di Jakarta ke Lampung Pakai Mobil Pickup
Keberangkatan Aas kala itu menggunakan visa turis melalui seorang sponsor yang mengaku tinggal di Jakarta Timur.
"Jadi Aas berangkat ke Saudi pada Ramadan kemarin dengan diimingi gaji besar dan enak pekerjaannya," kata Mukti.
Namun kenyataannya, selama satu bulan terakhir, Aas menghubungu keluarnya secara diam-diam dan membeberkan kondisi yang dialaminya.
Kepada keluarga, Aas mengaku diperlakukan kasar dan tidak manusiawi oleh majikannya di Arab Saudi selama bekerja.
Baca juga: KPU Depok Nyatakan 93 Bacaleg Tidak Memenuhi Syarat, Ada 791 Orang Memenuhi Syarat
"Perlakuan kasar tidak manusiawi, kalau boleh diceritakan itu makan dari sampah sampai ada penyakitnya, itu yang dialami Aas. Yang dikeluhkan Aas ke keluarga seperti kekerasan fisik, tidak manusiawi, perlakukan majikannya kurang baik," ujarnya.
Pihak keluarga, saat ini sedang mengupayakan kepulangan Aas ke Indonesia. Namun upaya itu masih terganjal beberapa persyaratan yang harus dipenuhi.
Salah satunya yakni masa kontrak dua tahun, sementara Aas baru beberapa bulan saja bekerja.
Baca juga: Profil Mahasiswa FIB UI yang Dibunuh Seniornya, Pesan Terakhir Sang Ibu di Ulang Tahun Zidan
"Maka harus ada ganti rugi, ini sedang kita urus, kita tidak sendiri. Ada pihak-pihak terkait yang membantu. Kalau komunikasi keluarga dengan Aas sampai saat ini masih ada," katanya.
Kemudian TKW lain yakni Ratna Komala Sari, melalui Uyun yang merupakan Bibi Ipar Ratna mengatakan, keputusan Ratna untuk berangkat menjadi Pekerja Migran di Arab Saudi itu lantaran terlilit hutang usai suaminya meninggal.
“Awalnya dia cerita pengen kerja di Indonesia tapi gimana nyari kerjanya kan susah. Teteh juga kelilit utang banyak, kelilit bank keliling,” kata Uyun pada Senin (7/8/2023).
Sebelum berangkat, Ratna meminta izin kepada keluarganya agar merawat tiga anaknya dan akan dikirimkan uang setiap bulannya.
Baca juga: Serapan Anggaran Jauh dari Target, Imam Budi Hartono Minta OPD Realisasikan Program Kerja
Selama bekerja empat bulan, Ratna selalu mengirimkan uang kepada Bibi Iparnya untuk keperluan anak-anaknya.
Namun pada bulan kelima bekerja hingga kini, Ratna tidak mengirimkan uang dan tidak memberikan kabar hingga pada akhirnya pihak keluar Ratna mendapatkan kiriman video pengakuan Ratna dari kerabatnya melalui aplikasi pesan singkat.
“Minggu yang lalu dikabarin dari temannya dikasih tahu video itu. Jangan bilang anaknya (Ratna) dulu ya katanya. Iya saya nurut tolong gitu," katanya.
Baca juga: Tawuran Remaja di Cinere Depok, Seorang Warga Jagakarsa Meninggal Dunia
"Waktu berangkat izin keluarga minta tolong rawat anak saya nanti perbulannya di transfer, pas berangkat bilang udah diterima sama majikan. Mau dijemput, sekitar empat bulan ngirimin uang terus ke lima bulannya udah enggak, sampe sekarang,” pungkasnya.
Lanjut Uyun, saat masih dapat berkomunikasi, Ratna sempat mengatakan bahwa dirinya diterlantarkan.
Setiap anak majikannya sekolah, dia selalu disekap didalam rumah tanpa makanan hingga ponsel milik Ratna disadap agar tidak dapat menghubungi keluarganya di Indonesia.
Baca juga: Geledah Ponpes Al Zaytun, Bareskrim Polri Sita 31 Barang Bukti Kasus Penistaan Agama Panji Gumilang
“Dia ngomong, Neng nitip anak teteh ya, gitu, saya juga lagi kerja diterlantarin. Abis itu enggak ada kontak lagi. Pernah bilang lagi sakit enggak ditolongin, sampai batuk darah," katanya.
Ia menerangkan, sebelum berangkat ke Arab Saudi, Ratna sempat bercerita kepada Uyun bahwa mendapatkan sponsor itu melalui jejaring sosial facebook yang bertempat di wilayah Karawang.
Usai mendapatkan sponsor dirinya melengkapi berbagai persyaratan seperti medical check up, Kartu Tanda Penduduk (KTP) dan Kartu Keluarga (KK).
Baca juga: Kheruddin Terpilih Jadi Ketua Muhammadiyah Sawangan Depok dalam Muscab di Tajurhalang
Sebelum keberangkatan, Uyun juga sempat dijanjikan diberikan uang Rp3 juta dari sponsor yang memberangkatkan Ratna.
Uang itu ditujukan sebagai awal tunjangan anak-anak Ratna ditinggal bekerja di Arab Saudi. Namun hingga kini Uyun hanya menerima kiriman uang Rp 2 juta.
“Dia tahunya sponsor itu dari facebook. Begitu tahu disamperin ke tempatnya di Karawang. Saya tuh sebelum berangkat setau saya dikasih nominal tiga jutaan baru masuk dua juta, sisanya belum ditransfer lagi sama sponsornya yang buat tunjangan anaknya pas orang tuanya berangkat,” tuturnya.
Saat ini, Uyun bersama keluarganya berharap agar Ratna Komala Sari dapat menghubungi keluarga dan anak-anaknya lantaran telah hilang kontak sejak empat bulan lamanya.
Baca juga: Maksimalkan Media Sosial, PKN Semakin Berkembang Pesat Via Youtube, Sentuh 68.562 Ribu Penonton
Dia juga berharap kepada Presiden Joko Widodo dan Pemerintah Kabupaten Bekasi agar dapat memulangkan Ratna Komala Sari.
“Keluarga berharap Teteh (Ratna) bisa pulang ke Indonesia. Insyaallah dapat nyari kerja disini. Dari pertama berangkat kerja sampai sekarang belum pulang. Janjinnya pulang sebelum lebaran ternyata gak bisa visanya abis. Terus putus kontak gak ada kabar sampai sekarang,” tutupnya. (maz)
Tawuran Remaja di Cinere Depok, Seorang Warga Jagakarsa Meninggal Dunia |
![]() |
---|
Geledah Ponpes Al Zaytun, Bareskrim Polri Sita 31 Barang Bukti Kasus Penistaan Agama Panji Gumilang |
![]() |
---|
Serapan Anggaran Jauh dari Target, Imam Budi Hartono Minta OPD Realisasikan Program Kerja |
![]() |
---|
Uji Coba Sistem Satu Arah Jalan Nusantara Depok Batal Diterapakan, Warga: Banyak Mudorotnya |
![]() |
---|
Universitas Indonesia Pastikan Altaf Mahasiswa UI Pelaku Pembunuhan Tak Dapat Mengikuti Perkuliahan |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.