Berita UI

SKSG UI Lakukan Ini ke Pelaku UMKM Perkampungan Budaya Betawi, Setu Babakan agar Dapat Bertahan

Agar dapat bertahan hidup, SKSG UI lakukan Ini ke pelaku UMKM Perkampungan Budaya Betawi, Setu Babakan, Jakarta Selatan.

Editor: dodi hasanuddin
Humas dan KIP UI
SKSG UI Lakukan Ini ke Pelaku UMKM Perkampungan Budaya Betawi, Setu Babakan agar Dapat Bertahan 

TRIBUNNEWSDEPOK.COM, JAKARTA - SKSG UI lakukan Ini ke pelaku UMKM Perkampungan Budaya Betawi, Setu Babakan, Jakarta Selatan, agar dapat bertahan hidup.

Pandemi Covid-19 telah meluluhlantakkan sektor perekonomian di Indonesia. Keterpurukan juga dialami pelaku UMKM di perkampungan Budaya Betawi, Setu Babakan, Jakarta selatan

Dalam rangka menggali pengalaman terkait kemampuan Usaha Mikro Kecil Menengah beradaptasi saat pandemi Covid-19, tim pengabdian masyarakat (pengmas) Sekolah Kajian Stratejik dan Global Universitas Indonesia (SKSG UI) mengadakan focus group discussion (FGD) dan berbagi ilmu dengan pelaku UMKM di Perkampungan Budaya Betawi, Setu Babakan, Jakarta Selatan.

Baca juga: UI Rancang Transformasi Pendidikan Vokasi Melalui Pengembangan dan Internasionalisasi

FGD itu diikuti empat jenis bidang usaha kuliner khas Betawi, di antaranya usaha Bir Pletok, Kembang Goyang, Selendang Mayang, dan Ondel-ondel. 

Dalam kegiatan yang dilaksanakan pada Rabu (21/6/2023), para pelaku usaha menyampaikan bahwa masa pandemi berdampak langsung dan signifikan pada pendapatan usaha.

Terutama pada usaha kuliner yang paling terdampak karena lebih mengandalkan tatap muka langsung dengan pelanggan.

Kehadiran sosial media maupun e-commerce pun kurang berdampak bagi pendapatan usaha.

Sehingga, kebutuhan mendesak yang mereka hadapi saat pandemi adalah bantuan dari komunitas maupun pemerintah dalam menjamin kehidupan sehari-hari mereka dalam jangka pendek.

Hal ini dilakukan untuk mengukur tingkat ketahanan UMKM dalam menghadapi risiko-risiko usaha akibat faktor eksternal yang makin sulit terprediksi dan hasil FGD tersebut digunakan untuk menyusun policy brief bagi dinas kebudayaan dan UMKM terkait.

Baca juga: UI dan PT Honda Prospect Motor Kolaborasi Edukasi dan Riset di Bidang Teknologi Elektrifikasi

Ketua Tim Pengmas SKSG UI, Dr. Palupi Lindiasari Samputra, mengatakan, untuk membuat pelaku UMKM dapat bertahan, maka mereka harus diberi edukasi bahwa usaha berprinsip kekeluargaan dapat menguatkan ketahanan usaha mereka, baik dalam menghadapi kondisi buruk maupun bagi kelangsungan usaha jangka panjang.

Bila pemerintah berkomitmen menerapkan prinsip ekonomi Pancasila, maka prinsip usaha gotong-royong dapat diterapkan bagi pelaku usaha, yang tidak sekadar dilakukan pada kondisi krisis, melainkan juga kondisi normal.

Selain itu, UMKM juga perlu diberi edukasi bahwa usaha berprinsip kekeluargaan dapat menguatkan ketahanan usaha mereka, baik dalam menghadapi kondisi buruk maupun bagi kelangsungan usaha jangka panjang.

Sehingga kunci utama ekonomi Pancasila ada pada daya gotong-royong antar sesama pelaku usaha, baik
sesama pelaku usaha kecil, maupun dengan usaha besar.

"Produk-produk tersebut bukan sekedar produk komoditas yang diperjualbelikan, namun memiliki arti penting yang sarat nilai dan budaya Betawi," kata Ketua Tim Pengmas SKSG UI, Dr. Palupi Lindiasari Samputra.

Baca juga: Sineas Muda Vokasi UI Bikin Film Pendek DIputar di CGV, Bakal Didaftarkan di Piala Citra FFI 2023

Anggota Tim Pengmas SKSG UI, Dra. Agnes Sri Poerbasari, M.Si menambahkan bahwa di tengah iklim usaha yang bersaing sangat ketat dibutuhkan upaya UMKM dalam berinovasi dengan memanfaatkan teknologi.

Halaman
12
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved