Mantan Pengurus Ponpes Sebut Ajaran Al Zaytun Lebih Sakau dari Narkoba, Harta Ludes Dalam Dua Jam

Hal itu kata Ken tidak membutuhkan teknik hipnotis atau dendam melainkan hanya sugesti dengan agama

Istimewa
Kompleks Pondok Pesantren Al Zaytun di Blok Sandrem, Desa Mekarjaya, Kecamatan Gantar, Kabupaten Indramayu, Jawa Barat 

TRIBUNNEWSDEPOK.COM, JAKARTA - Mantan pengurus Pesantren Al-Zaytun Ken Setiawan mengatakan bahwa orang yang terpapar ajaran pondok pesantren itu seperti orang sakau (sakit karena ketagihan) narkoba.

Bahkan kata Ken Setiawan, orang yang terpapar ajaran Pesantren Al-Zaytun lebih parah dibanding sakau narkoba.
Hal itu diungkapkan oleh Ken usai mengikuti silaturahmi kebangsaan bersama MUI dan Kementerian Agama dalam menindaklanjuti Pesantren Al-Zaytun pada Senin (19/6/2023) seperti dimuat Youtube Tribun Jatim.
Kata Ken Setiawan, ia berharap dari silaturahmi itu maka MUI dan Kementerian Agama mencapai kesepakatan untuk menutup Pesantren Al-Zaytun.
Sebab, ajaran Pondok Pesantren Al-Zaytun kata Ken jauh lebih berbahaya dari narkoba.
Adapun kata Ken, sistem penyebaran ajaran Pesantren Al-Zaytun sama dengan multilevel marketing atau MLM.
Di mana satu penganut ajaran tersebut akan menyebarkan keyakinan mereka ke 10 hingga 20 orang yang dikenal.
Hingga kemudian puluhan orang itu dipastikan akan menyebarkan ajaran tersebut ke teman dan lingkungan mereka. 
Adapun caranya ialah dengan memberikan sugesti agama yang penganut pondok pesantren itu yakini.
“Rekrutan mereka pakai sugesti agama dan menggunakan pertemanan. dan mereka seperti MLM jadi pehamaan yang diyakini harus disampaikan ke orang lain dan tidak akan berhenti,” bebernya.
Apabila terkena paparan ajaran tersebut kata Ken, maka penganut akan sakau lebih dari menggunakan narkoba.
Apabila narkoba biasanya pemakai masih bisa sembuh ketika direhab dan dikurangi dosis pelan-pelan.
Namun kata Ken berbeda apabila terpapar ajaran yang disampaikan Pesantren Al-Zaytun. Orang yang terpapar akan terkena doktrin merasa paling benar.
Di mana semua orang yang tidak mempercayai ajaran tersebut dianggap kafir.
“Jadi sakaunya lebih sakau dari narkoba. Kalau narkoba direhab sembuh tapi ini merasa paling benar jadi mewakili sifat iblis, jadi yang lain kafir semua, yang beriman hanya dia,”ungkapnya.
Ken menyebut, di eranya dulu, ia hanya butuh waktu dua jam untuk membuat seseorang meyakini ajaran yang dipercayai Pesantren Al-Zaytun.
Hanya dua jam, seseorang akan menyerahkan seluruh hartanya kepada pihak pesantren. Hal itu kata Ken tidak membutuhkan teknik hipnotis atau dendam melainkan hanya sugesti dengan agama.
“Perekrutan biasanya dulu 2 jam saja, orang bawa laptop handphone elektronik dompet bisa berpindah tangan tanpa hipnotis tanpa gendam, murni hanya dialog pengkondisian yang disugesti dengan agama,” jelasnya
Sumber: Warta Kota
Berita Terkait

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved