Depok Hari Ini
Kembangkan Urban Farming, Warga Puri Depok Mas Ingin Bantu Pemkot Depok Atasi Masalah Sampah
lahan seluas 500 meter ditanami dengan berbagai tanaman buah, kolam ikan, kandang ayam, kandang burung dan tempat peternakan magot
Penulis: Hironimus Rama | Editor: Vini Rizki Amelia
"Untuk pengembangan, kita terkendala dengan lahan yang masih dimiliki developer," imbuhnya.
Baca juga: Politisi PKS DKI Jakarta Tanggapi Positif Penerapan Jalan Berbayar, Ini Alasannya
Koordinator Teknis Lapangan Farm Zoo 7, Sahrudin Tambunan, menambahkan pihaknya mengolah sekira 30 kg sampah organik setiap hari untuk peternakan magot.
"Jumlah sampah itu masih kurang untuk magot sebesar itu. Kita butuh sekira 100-120 kg sampah organik setiap hari. Jadi kita masih ambil dari luar, baik dari warga atau pun pasar," ungkapnya.
Dengan sampah organik sebanyak ini, Farm Zoo 7 bisa memproduksi 10 kg magot 10 per hari.
Baca juga: Cerobong Asap Restoran Terbakar di Cakung, Kerugian Ditaksir Mencapai Rp 20 Juta
Sebagian magot dipakai untuk pakan ikan dan ayam yang ada di Farm Zoo 7 dan sebagian dijual ke pasar.
"Harga di pasaran sekitar Rp 8.000 per kg, tetapi kalau di komunitas Rp 5.000 per kg," tuturnya.
Selain magot, Farm Zoo 7 juga menjual ikan dan ayam kampung hasil budidaya sendiri.
Baca juga: Wakil Wali Kota Depok Ajak Warganya Ikut Pelatihan Kerja yang Digelar Disnaker Untuk Kembangkan Diri
"Kita jual ke warga di perumahan sini melalui wadah Puri Depok Market (PDM). Dua minggu lalu kita jual ayam kampung dan habis terjual," jelasnya.
Meskipun secara ekonomi belum menguntungkan, Sahrudin menegaskan kegiatan urban farming ini ingin menjadi sarana pendidikan dan model bagi warga.
"Kalau dari sisi bisnis, mungkin 10 tahun lagi belum untung karena skalanya kecil. Tetapi tujuan kita kan ke arah pendidikan. Ada banyak yang datang belajar ke sini, mulai dari mahasiswa mahasiswa hingga PAUD dan komunitas," bebernya.
Baca juga: Wawancara Eksklusif KPU Kota Depok Mengenai Tantangan yang Akan Dihadapi Pada Pemilu 2024 Mendatang
Pengolahan sampah di urban farming Farm Zoo 7 ini dilakukan oleh dua tenaga kerja yang dibayar warga.
"Selain dari urunan warga, tenaga kerja ini dibayar dari hasil penjualan sampah daur ulang dan penjualan magot, ikan dan ayam," kata Sahrudin.
Untuk pengolahan sampah, lanjut dia, pihaknya memilah sampah jadi 3 bagian yaitu organik, anorganik yang masih bisa didaur ulang dan anorganik yang tidak bisa dipakai lagi.
Baca juga: Oknum Wartawan Pelaku Pemerasan di Leuwiliang Bogor Ditetapkan Jadi Tersangka
Sampah organik diolah jadi magot, sampah daur ulang dijual dan sampah anorganik yang tidak bisa dipakai lagi seperti styrofoam dan pampers dibuang ke tempat sampah umum.
"Dengan cara ini kita bisa reduksi sampah sampai 50 persen," jelas Sahrudin.
Dia berharap bisa menggandeng Pemkot Depok untuk mengembangkan aktivitas urban farming ini.
"Sejauh ini perhatian pemerintah Kota Depok untuk pengembangan urban farming ini belum begitu besar. Kita sudah pernah dapat ember dan timbangan. Semoga ke depannya makin meningkat kerja samanya," tandas Sahrudin.
Warga Puri Depok Mas Bangun Urban Farming, Manfaatkan Lahan Kosong Jadi Duit |
![]() |
---|
Anaknya Mengidap Katarak Sejak Bayi dan Banyak Orang Tak Menerima, Asri Welas Tetap Tegar |
![]() |
---|
Athhalla Naufal Sebut Kondisi Venna Melinda Baik-Baik Saja Setelah Mengalami KDRT |
![]() |
---|
Politisi PKS DKI Jakarta Tanggapi Positif Penerapan Jalan Berbayar, Ini Alasannya |
![]() |
---|
Cerobong Asap Restoran Terbakar di Cakung, Kerugian Ditaksir Mencapai Rp 20 Juta |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.