Gempa Bumi di Cianjur
Anak-anak Korban Gempa di Pengunsian Tunggilis Cianjur Mulai Terserang Diare dan Gatal- gatal
Evi Medina mengatakan bahwa mulai terjangkitnya pengungsi korban gempa oleh penyakit diare dan gatal-gatal disebabkan karena tidak adanya air bersih
Penulis: Cahya Nugraha | Editor: murtopo
Laporan wartawan wartakotalive.com, Cahya Nugraha
TRIBUNNEWSDEPOK.COM, CIANJUR - Kondisi anak-anak korban gempa bumi di pengungsian Tunggilis, Desa Ciherang, Kecamatan Pacet, Kabupaten Cianjur, Jawa Barat mulai terserang penyakit diare dan gatal-gatal.
Hal itu diungkapkan relawan yang terhimpun dalam Mahasiswa Universitas Esa Uggul, Prodi Keperawatan, Evi Medina.
Kepada TribunnewsDepok.com Kamis (1/12/2022) Evi Medina mengatakan bahwa mulai terjangkitnya pengungsi oleh penyakit diare dan gatal-gatal disebabkan karena tidak adanya air bersih di pengungsian.
Saat ini para pengungsi menggunakan air sungai yang kotor untuk melakukan aktivitas harian, seperti mandi, mencuci pakaian, cuci piring, wudhu dan lainnya.
"Sakit anak -anak diare dan gatal -gatal karena kekurangan air bersih, bahkan cuci piring, cuci baju masih menggunakan air sungai. Wudhu juga sama," jelas Evi saat ditemui di pengunsian Tunggilis, Kamis (1/12/2022).

Perlu diketahui bahwa sebagian pengungsian gempa di beberapa wilayah yang tersebar di Kabupaten Cianjur, umumnya memang air bersih menjadi kebutuhan yang vital saat ini.
Seperti halnya yang terjadi di Desa Serampad, Cugenang, Kabupaten Cianjur, Jawa Barat di sana juga warganya kekurangan air bersih.
Hal itu disampaikan langsung oleh Ketua RT Desa Sarampad, Ujang Mulyana.
Ia menuturkan saat ini warganya mulai kekurangan stok air bersih.
"Yang sangat diperlukan untuk saat ini ialah ari bersih," ungkap Ujang.
"Sungai ada cuma kotor, warga juga enggan menggunakannya khawatir sakit," sambungnya.
Baca juga: Sepekan Lebih Tinggal di Pengungsian, Warga Terdampak Gempa Bumi di Cianjur Kekurangan Air Bersih
Kembali ke Evi, sebanyak 358 warga Tunggilis harus mengungsi ke tempat yang lebih aman akibat gempa yang menghantam desa tersebut.
Mereka semua mengungsi tepatnya di belakang desa yang terdapat hamparan sawah luas.
Saking banyaknya pengungsi yang ada, dirinya pun membentuk tim kesehatan, yang terdiri dari 3 tim.