Berita UI

Universitas Indonesia UI Edukasi Remaja Banyuwangi Terhindar dari Seks Bebas, Aborsi dan Narkoba

Remaja Banyuwangi dapatkan edukasi dari pengmas FF dan FK Universitas Indonesia UI agar terhindar dari seks bebas, aborsi dan narkoba.

Penulis: dodi hasanuddin | Editor: dodi hasanuddin
Dok. Humas dan KIP UI
Universitas Indonesia UI Edukasi Remaja Banyuwangi Terhindar dari Seks Bebas, Aborsi dan Narkoba 

TRIBUNNEWSDEPOK.COM, BEJI - Universitas Indonesia UI edukasi remaja Banyuwangi terhindar dari seks bebas, aborsi dan narkoba.

Peran universitas membantu pemerintah dalam membangun kesadaran masyarakat terutama para remaja sangat dibutuhkan. Apalagi banyak informasi yang dapat diserap remaja melalui internet. 

Hal itu dilakukan Universitas Indonesia UI. Melalui tim pengabdian masyarakat dari Fakultas Farmasi (FF) dan Fakultas Kedokteran (FK).

Baca juga: Tim Pengmas Universitas Indonesia dari FKUI Turun ke Labuhan Bajo, Beri Penyuluhan Penyakit Darah

Universitas Indonesia UI memberikan edukasi kepada anggota Palang Merah Remaja (PMR) di SMPN 1 Cluring, Banyuwangi, Jawa Timur, Agustus lalu.

Edukasi tersebut berupa penyuluhan kesehatan reproduksi remaja dan pelatihan kepada anggota Palang Merah Remaja (PMR) di SMPN 1 Cluring, Banyuwangi.

“Isu-isu kesehatan yang perlu dipahami oleh masyarakat, di antaranya kesehatan reproduksi, gizi, kebersihan diri dan sanitasi, kekerasan dan cedera NAPZA (Narkotika, Psikotropika dan Zat Aditif), Infeksi Menular Seksual (IMS), Human Immunodeficiency Virus (HIV) atau Acquired Immune Deficiency Syndrome (AIDS) dan penyakit menular lainnya, serta penyakit tidak menular serta kesehatan mental,” ujar Dr. apt. Anton Bahtiar, M.Biomed, Ketua Pengmas yang juga dosen di FF UI.

Dr. Anton menyatakan bahwa pentingnya menjaga hubungan kedekatan pertemanan antara murid laki-laki dan murid perempuan agar terhindar dari perbuatan di luar batas.

Kemudian juga menghindari terjadinya kehamilan yang tidak diinginkan, aborsi, penyakit infeksi menular seksual, sampai HIV dan AIDS.

Selain kesehatan reproduksi pada remaja, pemaparannya terkait juga dengan kebersihan makanan terutama jajanan di sekolah.

Berdasarkan temuan yang dilakukan pada beberapa makanan tersebut, didapat hasil yang positif bahwa ada yang mengandung boraks (pada jajanan bleng dan kerupuk gendar). Tim pengmas melakukan pengecekan menggunakan bunga ruella.

"Bunga ini banyak tumbuh di halaman SMPN 1 Cluring, sehingga menjadi ide bagi tim kami untuk memberikan pengetahuan cara deteksi boraks pada makanan atau jajanan dengan cara sederhana dan mudah diaplikasikan oleh murid-murid SMPN 1 Cluring,” kata Dr. Ade Arsianti, S.Si., M.Si., pengabdi yang juga dosen FK UI.

Baca juga: Universitas Indonesia UI Membangun Nusa, Latih Warga NTB Manfaatkan Rumput Laut Jadi Produk UMKM

Ia menyampaikan, bila boraks dikonsumsi dapat mengakibatkan gangguan fisik dan kesehatan, seperti sakit perut, pusing, mual, batuk, sakit tenggorokan, diare dan keracunan.

Lalu, dalam jangka waktu lama terakumulasi dalam tubuh dapat menyebabkan kanker, gangguan tumbuh kembang pada anak, mengakibatkan kerusakan fungsi otak yang dapat menghambat aspek kognitif anak yang akan mempengaruhi nilai akademis anak usia sekolah.

Pada kesempatan yang sama, dilaksanakan juga beberapa kegiatan lainnya, yaitu penyuluhan terkait dengan pentingnya tindakan Lifting and Moving (Mengangkat dan Memindahkan) pada keadaan tertentu atau saat bencana yang membutuhkan mekanisme transportasi berupa pengangkatan dan perpindahan korban.

Baca juga: Rahma Alifatu Zahro Mahasiswa FIA Universitas Indonesia UI Sebut Tax Amnesty Berpotensi Bikin Iri

Materi ini disampaikan oleh dosen FKUI, apt. Linda Erlina, M.Farm.

Halaman
12
Berita Terkait

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved