Metropolitan

Tolak Penutupan Perlintasan KA Liar di Jalan Yapink, Warga Mekarsari Ancam Demo Stasiun Tambun

Tolak Penutupan Perlintasan KA Liar di Jalan Yapink, Warga Mekarsari Bakal Demo ke Stasiun Tambun. Berikut Selengkapnya

Editor: Dwi Rizki
Warta Kota
Suasana Perlintasan KA Liar di Jalan Yapink Putra, Desa Mekarsari, Tambun Selatan, Kabupaten Bekasi pada Minggu (20/2/2022). 

TRIBUNNEWSDEPOK.COM, TAMBUN SELATAN - Penutupan perlintasan Kereta Api (KA) sebidang di Jalan Yapink Putra Tambun Selatan, Kabupaten Bekasi secara langsung ditolak warga. 

Satu di antaranya disampaikan Tommy (35) seorang warga RT 07/02 Desa Mekarsari, Tambun Selatan, Kabupaten Bekasi.

Dirinya mengaku menolak penutupan perlintasan oleh PT Kereta Api Indonesia (KAI).

Pasalnya, Ia menjelaskan lebih dari 30 orang warga menggantungkan hidupnya menjaga kawasan tersebut sejak tahun 2007.

"Ada lebih dari 30 orang yang jagain perlintasan ini. Itu kami gantian-gantian, shift-nya sejam ganti. Jadi enggak banyak dapatnya, paling Rp30 ribu doang," ungkap Tommy saat ditemui di lokasi, Minggu (20/2/2022).

Sebelum dijaga oleh para warga, Tommy mengaku banyak terjadi kecelakaan. Dalam sebulan sebanyak 5-8 orang meninggal akibat tertabrak kereta.

Hingga kemudian, warga berinisiatif untuk menjaga lokasi tersebut. Sejak saat itu, hingga kini tak ada lagi korban jiwa saat kereta melintas.

Baca juga: Harap Diperhatikan, PT KAI Tutup Perlintasan KA Liar di Jalan Yapink Tambun Selatan Pekan Depan

Baca juga: Warga Mekarsari Tolak Rencana PT KAI Tutup Perlintasan KA Liar di Jalan Yapink Putra, Ini Alasannya

"Dulu sebelum dijagain, ya banyak yang meninggal keserempet. Pas kami jaga sejak tahun 2007, sudah enggak ada lagi yang meninggal, karena 24 jam kami jagain. Kaki juga enggak maksa warga biar ngasih recehan, itu mah keikhlasan aja," tuturnya.

 

Ia menjelaskan para warga yang menolak penutupan berencana untuk melakukan unjuk rasa apabila tak ada diskusi dari pihak PT KAI.

 

"Makanya nanti Selasa (22/2/2022) malam, kami mau ngumpul. Mau dibicarain kalau ada orang dari PT KAI yang mau masang pembatas jalan. Kalau enggak ada kesepakatan, kami mau demo di Stasiun Tambun," ucapnya.

 

Sementara itu, Fitri (43) seorang warga Desa Mangunjaya yang sering melintas di lokasi mengatakan penutupan perlintasan sebidang Yapink, akan sangat merepotkan masyarakat. Apalagi, sekolah anaknya terletak di Jalan Raya Pantura atau setelah melewati perlintasan sebidang Yapink.

 

"Saya kan kalau anter anak sekolah lewat sini. Soalnya kalau lewat underpass Tambun macet banget, di sini juga macet tapi enggak parah kalau pagi," kata Fitri.

Sumber: Warta Kota
Berita Terkait
  • Ikuti kami di

    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved