Berita UI
Tingkatkan Wirausahawan Muda Indonesia, Begini Tips yang Disampaikan Dekan FEB UI Teguh Dartanto
Ini cara Dekan FEB UI Teguh Dartanto untuk meningkatkan wirausahawan muda Indonesia. Mereka perlu diberikan ide baru.
Penulis: dodi hasanuddin | Editor: dodi hasanuddin
Selanjutnya, pembicara kedua Dewi Meisari Haryanti, membaca adanya tantangan internal pada generasi muda yang mendirikan startup.
“Mereka belum memantapkan diri saat menentukan membuka usaha sehingga saat mengalami hambatan, pelaku usaha memilih mundur. Saya pernah menjadi investor pada startup yang didirikan mahasiswa. Di tengah jalan, saya memilih mundur karena merasa membuka usaha bukanlah passion," kata Dewi.
"Ada pula yang memilih mundur karena startup-nya belum menghasilkan profit sebesar gaji teman-temannya. Jadi, faktor sosial dan lingkungan sangat memengaruhi mental generasi muda dalam mengembangkan startup,” tambahnya.
Membentuk entrepreneur, menurut Prof. Erika Budiarti Laconi, tidak sekadar melalui pelatihan atau seminar kewirausahaan, tetapi harus dilandasi keinginan yang kuat dari dalam diri.
Baca juga: Universitas Indonesia Bantu BUMDes Megamendung Bogor untuk Dorong Pertumbuhan Ekonomi
Selain itu, entrepreneur juga harus mampu menjawab tantangan selama proses pendirian bisnis. Dalam proses inkubasi, ada beberapa tantangan yang perlu diperhatikan.
Yaitu cara kerja sistem inkubasi dan harapan yang realistis, integrasi wilayah, pendanaan berkelanjutan dan target yang realistis, pemahaman pasar dan model inkubator, serta tim manajemen terampil dengan fasilitas memadai.
Variasi antar-inkubator startup dalam hal pengalaman, organisasi, pendanaan, sumber daya, dan fasilitas, menurut Sutarum Wiryono menghasilkan tingkat keberhasilan (output/outcomes) yang berbeda.
Setiap institusi memiliki karakteristik masing-masing dengan kelebihan dan kekurangannya, tetapi rekomendasi umum dapat diambil dari studi terkait dengan pra-inkubasi, inkubasi, dan pasca-inkubasi.
“Secara keseluruhan, inkubasi startup di tiga perguruan tinggi sampel (UI, IPB, Institut Teknologi Sepuluh Nopember) memiliki potensi besar untuk mensimulasikan dan mendorong wirausahawan muda untuk mengembangkan bisnis berbasis teknologi,” kata Sutarum.
Sementara itu, untuk mendukung program inkubasi ini, pemerinta dalam hal ini diwakili oleh Direktur Pendidikan Tinggi, Sains dan Teknologi Bappenas, Dr. Tatang Muttaqin menyampaikan pentingnya kolaborasi antara institusi pendidikan, pemerintah, dan non-pemerintah dalam proses pembinaan, pendampingan, dan pengembangan perusahaan rintisan berbasis teknologi oleh inkubator teknologi untuk memaksimalkan hasil penelitian, penilaian, dan implementasi.
Sinergi ini tentunya akan mengembangkan kewirausahaan yang berdampak pada pertumbuhan ekonomi nasional, serta stimulator bagi peningkatan kesejahteraan rakyat. Kedepannya kewirausahaan diharapkan dapat membangun kemandirian masyarakat.