Imlek
Sambut Tahun Baru Imlek 2573, Vihara Gayatri Depok Mulai Bersolek Diri
Sambut Tahun Baru Imlek 2573, Vihara Gayatri Depok Mulai Bersolek Diri. Berikut selengkapnya
Penulis: Alex Suban | Editor: Dwi Rizki
TRIBUNNEWSDEPOK.COM, DEPOK - Jelang Tahun Baru Imlek, Vihara Gayatri di Jalan Masjid Al Falah, Cilangkap, Tapos, Kota Depok, Jawa Barat berhias.
Hiruk pikuknya pengurus menata dan membersihkan Vihara Gayatri terlihat pada Kamis (27/1/2022), siang.
Siang itu, sekira pukul 15.10 WIB, wangi dupa langsung merasuk saat memasuki pelataran vihara.
Terlihat juga dua orang pegawai sedang membersihkan sebuah kiolo, tempat abu dupa.
Pembersihan dan penataan rumah ibadah tersebut merupakan persiapan dalam rangka memeringati tahun baru Imlek pada 1 Februari 2022 mendatang.
Pengurus Vihara Gayatri, Darmawan (61), mengatakan persiapan sudah dilaksanakan sejak seminggu lalu. Persiapan yang dimaksud yakni membersihkan perlengkapan ibadah seperti patung-patung dewa.
Gemerlap lampion juga mempercantik tampilan vihara.
"Seminggu sebelum Imlek itu kan kita mandiin patung-patung dewa dan membersihkan kiolo. Jadi seminggu menjelang imlek itukan dewanya naik nih, kami bersihin patungnya, dimandiin pakai air kembang," kata Darmawan saat ditemui di lokasi pada Kamis (27/1/2021), siang.
Di vihara tersebut, ada empat buah altar dengan patung dewa yang berbeda.
Di sana, secara berurutan, umat mendatangi masing-masing patung dewa sembari merapal doa.
Baca juga: Dinyinyiri Ketua DPRD DKI yang Sebut Sumur Resapan Cocok untuk Ternak Lele, Ariza Angkat Bicara
Baca juga: Nyinyiri Program Unggulan Anies, Ketua DPRD DKI Sebut Sumur Resapan Cocok untuk Ternak Lele
Saat tiba di vihara, umat segera menyalakan dupa dan menuju ke altar Dewa Bumi Toti Pakung.
Setelahnya menuju ke Dewa Rezeki Hak Sen Yan untuk selanjutnya menuju ke altar Dewi Welas Kasih Kwan Im.
Lebih lanjut, umat menuju ke altar Panglima Perang Kwan Kong. Di altar itu, juga ada patung Sam Po Kong atau yang lebih dikenal sebagai Laksamana Cheng Ho.
Terakhir, umat akan menuju ke altar Raden Suryakencana dan Semar.
Umat juga bisa melanjutkan rangkaian ibadah dengan mandi di sumur 7 yang terletak di sebelah timur klenteng.
Sumur-sumur itu dipercaya memiliki kekuatan untuk mempermudah kerahayuan, jodoh, penyakit dan tolak bala.
Vihara yang didirikan pada tahun 1984 ini mengalami perluasan di tahun 1989.
Darmawan yang juga memiliki nama Tjoa Giok Tjin, mengatakan bahwa Vihara Gayatri didirikan oleh ibunya yang bernama Lenawati (88) di tahun 1984.
Nama Gayatri sendiri memiliki nama Puteri Raja.
Nama ini diberikan oleh Ashin Jinarakkhita.
Ashin merupakan orang Indonesia pertama yang ditahbiskan menjadi bhikkhu setelah 500 tahun runtuhnya kerajaan Majapahit. Ia ditahbiskan pada tahun 1953.
Di sudut halaman depan, samping altar Dewa Rezeki Hak Sen Yan, berjejer puluhan lilin warna merah dengan beragam ukuran.
Yang paling besar tingginya 1,5 meter dengan berat 12 kilogram.
Lilin ini akan digunakan pada hari raya Imlek.
Di sebelah lilin itu, terdapat satu dus roti keranjang yang dilego Rp 35.000 per buah.
"Lilin besar itu ya setahun sekali. Fungsinya untuk penerangan dalam hal rumah tangganya dikasih kemudahan atas usahanya," jelas Darmawan.
Darmawan memprediksi, puncak keramaian di Vihara Gayatri pada Hari Raya Imlek akan terjadi pada pagi hingga sore hari.
"Dari pagi, pukul 19.00 WIB sampai selesai sekira Pukul 17.00 WIB.
Tragedi 98
Pada kesempatan tersebut, Darmawan menjelaskan, saat terjadi Reformasi 98, seluruh keluarga, termasuk vihara tidak menjadi sasaran para demonstran.
"Kalau waktu itu sih, kami aman saja. Kami kebetulan sama lingkungan gak ada masalah. Karena kita lahir dan kecil di sini. Dari kakek sudah lahir di sini sudah gak asing di mata masyarakat sekitar," kenang Darmawan.
Selain menjadi tempat ibadah, Vihara Gayatri juga menjadi tempat tinggal bagi seluruh keluarga Darmawan. Di sini, ia tinggal bersama ibu, adik, dan kerabat terdekat. "Semua kumpul di sini," ujarnya.
Pria yang lahir dan besar di Cilangkap, Depok ini mengatakan, orang pertama yang hijrah dari negeri tirai bambu dan tinggal di Indonesia berawal dari silsilah keluarganya yakni kakek dari ayahnya.
"Sudah gak pernah pulang ke Cina, bahasa juga sudah gak ngerti. Jadi kalau orang ngomong mandarin. Saya melongo saja, gak tahu artinya," tukas Darmawan, dengan tawa. (M29)
Keterangan Foto:
Pengurus Vihara Gayatri, Darmawan (61) saat ditemui di lokasi pada Kamis (27/1/2022).