PTM Depok
Pemkot Depok Lakukan Mitigasi di PTM 100 Persen Bila Ada Siswa yang Terkonfirmasi Covid-19
Jika ada salah seorang siswa yang kena, maka, lanjut Idris pihaknya akan melakukan tracing terhadap siswa lainnya yang ada di kelas tersebut.
Penulis: Vini Rizki Amelia | Editor: murtopo
Laporan Wartawan TribunnewsDepok.com, Vini Rizki Amelia
TRIBUNNEWSDEPOK.COM, SUKMAJAYA - Pelaksanaan pembelajaran tatap muka (PTM) 100 persen di Kota Depok sedianya telah dilakukan persiapan jauh-jauh hari, selain pengetatan protokol kesehatan (prokes) melalui aplikasi PeduliLindungi dan lainnya.
Pemerintah Kota Depok juga telah menyiapkan atau mitigasi jika nantinya ditemukan adanya kasus di satuan pendidikan atau sekolah.
Jika ada salah seorang siswa yang kena, maka, lanjut Idris pihaknya akan melakukan tracing terhadap siswa lainnya yang ada di kelas tersebut.
"Kayak kemarin misalnya perkiraan kita itu yang kena satu kelas ternyata lintas kelas karena ternyata anak ini mungkin ketika istirahat dia bermain dengan temannya dan berinteraksi dengan guru karena guru juga terpapar. Nanti akan kita lihat juga sekolahnya," papar Idris kepada wartawan di SMP Negeri 3, Sukmajaya, Kota Depok, Senin (24/1/2022).
Baca juga: Sidak PTM 100 Persen, Wali Kota Depok Mohammad Idris Minta Jarak Antar Siswa di Kelas Diperluas
Dengan proses demikian, pria yang menjabat periode keduanya sebagai Wali Kota Depok ini mengatakan, pihaknya tidak serta merta memberhentikan pelaksanaan PTM.
"Yang jelas hari itu juga kita liburkan dan disinfektan, jadi kalau (yang terkonfirmasi positif) satu atau dua orang, bisa dilanjutkan lagi (PTM) sekolah," tuturnya.
Saat ditanya mengenai adanya kekhawatiran siswa terhadap varian Omicron, Idris berharap hal itu jangan sampai hal itu membuat panik baik siswa maupun pihak lain secara menyeluruh.
Baca juga: PTM 100 Persen Depok, Sidak Hari Pertama Mohammad Idris Minta Sekolah Tak Melebihkan Jam Pelajaran
"Kita melaksanakan kegiatan sesuai arahan dari para medis, para pakar untuk selalu kita melaksanakan prokes, intinya itu," katanya.
Untuk di Provinsi Jawa Barat sendiri, Idris meminta kewaspadaan lantaran varian Delta jutsru masih tinggi ketimbang Omicron.
"Katanya dari sisi seranganya tidak dahsyat tapi perlu diketahui masih banyak penyebaran Delta, walaupun di sini sudah mulai menyebar Omicron, ini harus kita hati-hati, jangan sampai begitu Omicron penyebarannya meluas, Delta serangannya masih kuat, ini yang harus kita waspadai," tegasnya.