Berita Nasional
Diserang Para Petinggi Partai Demokrat, Yusril Ungkap Alasan Gugat AD/ART Partai Demokrat
Diserang Para Petinggi Partai Demokrat, Yusril Ungkap Alasan Gugat AD/ART Partai Demokrat. Bukan Karena Alasan Personal
Sebab, ditegaskannya kehidupan politik masih sangat panjang.
"Lelah benar dgn keadaan ini. Konsolidasi, waktu & pikiran terganggu. Kami akan catat dgn sangat baik siapapun kalian yg mendukung pembegalan partai kami ini," ungkap Jansen.
Baca juga: Manajer Tegaskan Berita Soal Tukul Arwana Meninggal Dunia Itu Hoaks
"Apalagi yg berasal dr luar: baik itu atas dasar, dalih & alasan apapun. Ingatlah, kehidupan politik ini panjang saudara2!," tegasnya.
Dalam kicauan berikutnya, pihaknya akan terus melawan Kubu Moeldoko.
Jansen pun menegaskan kebenaran akan selalu menang.
"Sebagaimana kami melawan KLB abal2 dulu & lanjutannya sampai hari ini, tak ada kata menyerah kami akan terus lawan. Termasuk pemain tambahan dr luar yg kalian bawa," jelas Jansen.
"Kebenaran pasti menang! Mana ada cerita tdk pernah jd kader jd Ketum Partai. Demokrasi jenis apa yg kalian bela ini!," tegasnya.
Peristiwa pembegalan Partai Demokrat diungkapkan Jansen akan terus diingat oleh para kader, khususnya kalangan muda Partai Demokrat.
Mereka katanya akan melawan siapa pun yang telah menyakiti perasaan kader Partai Demokrat saat ini.
"Jika hari ini kita tidak bisa jumpa, di masa depan pasti bertemu. Satu yg tak mungkin bisa kalian lawan: muda-mudanya kader partai kami ini skrg," tulis Jansen.
"Pd suatu masa, kalian pasti akan bertemu dgn mereka yg tersakiti ini. Kami tak pernah ngurusi partai orang. Kalianlah yg mulai. Salam," tutupnya.
Yusril Disebut Berada di Barisan Begal
Pernyataan Yusril Ihza Mahendra terkait judicial review AD/ART Partai Demokrat memicu beragam tanggapan dari politisi Partai Demokrat.
Kepala Badan Komunikasi Strategis Partai Demokrat Herzaky Mahendra Putra menuding Yusril Ihza Mahendra berada dalam satu barisan dengan para pelaku begal demokrasi.
Herzaky mengatakan, manusia dinilai dari konsistensi serta kesesuaian ucapan dan tindakannya.
“Ngaku-ngaku pejuang demokrasi atau memperjuangkan demokrasi, tapi kenapa Yusril kemudian berada satu barisan dalam para pelaku begal demokrasi,” ucapnya dikutip KompasTV pada Sabtu (25/9/2021).
Terlebih, lanjut Herzaky, Yusril mengatakan bahwa judicial review atas Anggaran Dasar/ Anggaran Rumah Tangga (AD/ART) Partai Demokrat dilakukan demi sehatnya demokrasi.
Baca juga: Manajer Tegaskan Berita Soal Tukul Arwana Meninggal Dunia Itu Hoaks
Baca juga: Kembangkan UMKM Masyarakat Agar Lebih Produktif, Warga Kelurahan Limo Diberi Pelatihan Olahan Pangan
Dia juga mempertanyakan, kenapa Yusril hanya menyasar Partai Demokrat secara spesifik, jika memang Yusril ingin menciptakan demokrasi yang sehat.
“Dari sini, publik pun bisa menilai, sikap dan pernyataan Yusril jauh panggang daripada api,” tuturnya.
Herzaky melanjutkan pernyataannya, bahwa dari kejadian ini dapat dilihat, kedewasaan dan keteladanan tidak selalu berbanding lurus dengan pengalaman dan usia.
Dari situ pula dapat dilihat bahwa sosok yang diharapkan sebagai senior di dunia politik dan dunia hukum, yang seharusnya bisa menjadi teladan, mengambil pilihan sikap yang tidak patut dicontoh oleh generasi muda di politik.
Baca juga: Realisasikan Jalur Puncak 2, Bupati Bogor Segera Bangun Jembatan Ikonik di Perbatasan dengan Cianjur
Baca juga: Tiga Hari Kenal, Joy Tobing Langsung Diajak Nikah Kolonel Cahyo Permono
“Sejak awal upaya pembegalan Partai Demokrat oleh KSP Moeldoko cs, Partai Demokrat tidak pernah gentar. Kami selalu siap menghadapi karena kami berada di jalan yang benar,” tambahnya.