Demo di DPR
Baru Turun dari Kereta Puluhan Pemuda Ditangkap Polisi di Stasiun Palmerah, Diduga Akan Ikut Demo
Puluhan pemuda dan pelajar diduga akan ikut demonstrasi buruh di gedung DPR RI diamankan polisi saat baru turun dari kereta di Stasiun Palmerah.
Penulis: Ramadhan LQ | Editor: murtopo
Mereka sebagian besar masih mengenakan seragam sekolah dan diketahui berangkat tanpa seizin orang tua.
"Mereka sebagian berseragam, tidak izin orang tuanya, bolos di jam pelajaran ini menjadi keprihatinan dan perhatian kita bersama," ujar Kabid Humas Polda Metro Jaya, Kombes Ade Ary Syam Indradi, Kamis.
Para pelajar tersebut diamankan sekitar pukul 08.30 WIB.
Menurut Ade Ary, mereka mendapatkan informasi ajakan aksi melalui media sosial.
Mereka berangkat dari berbagai daerah sekitar Jakarta seperti Bekasi, Tangerang, Depok, dan bahkan dari Purwakarta, Cianjur, Indramayu, dan Cirebon.
“Bayangkan, ini laporan pukul 08.30 WIB. Berarti mereka berangkat dari rumah sangat pagi. Sebagian besar bahkan tidak pamit untuk ikut aksi, melainkan berpura-pura hendak sekolah,” tambah Ade Ary.
Diduga Terprovokasi Media Sosial
Hasil interogasi awal menunjukkan bahwa sebagian besar pelajar mengetahui ajakan aksi dari media sosial. Mereka tidak mengetahui siapa yang mengoordinasi ajakan tersebut, namun cenderung ikut-ikutan tanpa pemahaman yang jelas terhadap isu yang diangkat.
“Ini menjadi keprihatinan kita bersama. Media sosial jangan digunakan untuk mengajak orang, apalagi anak di bawah umur, untuk ikut aksi tanpa dasar yang jelas,” tegasnya.
Saat ini, pihak kepolisian berkoordinasi dengan dinas pendidikan, pihak sekolah, dan orang tua para pelajar untuk memberikan edukasi.
Seluruh pelajar yang diamankan akan dikumpulkan di Polda Metro Jaya untuk proses lebih lanjut dan pembinaan.
“Mereka adalah kelompok rentan, di bawah usia 18 tahun. Karena itu, kami libatkan stakeholder terkait untuk melakukan pendampingan dan edukasi,” jelas Ade Ary.
Hingga kini, belum ditemukan adanya senjata atau barang berbahaya yang dibawa oleh para pelajar.
Polisi masih melakukan pendalaman terkait kemungkinan adanya pihak yang mengoordinasi atau memprovokasi keterlibatan pelajar dalam aksi tersebut.
“Kami terus menyelidiki motif serta aktor di balik ajakan tersebut. Fokus kami adalah mencegah agar tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan,” tuturnya.
Diketahui sebelumnya, di Kabupaten Bekasi ada 48 siswa yang berasal dari Bekasi, Indramayu, dan Cirebon, yang disekat masuk ke Jakarta.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.