Ada juga penelitian yang menunjukkan bahwa anak kidal lebih rentan menderita ADHD (Attention-Deficit/Hyperactivity Disorder) yang merupakan kondisi perkembangan saraf yang ditandai dengan kurangnya perhatian, hiperaktif, dan/atau impulsivitas yang terus-menerus.
Namun di tengah berbagai tantangan dan kesulitan yang harus dihadapi, anak kidal sering kali berkembang menjadi anak yang lebih kreatif, memiliki ketahanan yang lebih baik serta daya adaptasi terhadap lingkungan sekitar yang lebih baik.
Penelitian lain menunjukkan bahwa anak kidal memiliki pola aktivitas otak yang berbeda dibandingkan dengan individu yang tidak kidal.
Baca juga: Calon Mahasiswa Baru IPB University yang Lolos Bisa Cek Jadwal Daftar Ulang di Sini
Hal ini dapat menimbulkan perbedaan dalam kemampuan belajar dan kognitif.
"Dengan memahami proses kemunculan sifat kidal ini, kita akan dapat menjadikan anak kidal sebagai sumber daya manusia unggul,” tegas Ronny.
Hanya 10 Persen
Dia menuturkan persentase orang kidal di dunia hanya mencapai 10 persen. Sementara 90 persen lebih banyak menggunakan tangan kanannya dalam beraktivitas.
Namun di antara kedua kelompok ini, ada sekitar 1 persen orang yang dapat menggunakan kedua belah tangannya sama baik dan efektifnya.
"Kelompok terakhir ini dikenal sebagai ambidextrous," beber Ronny.
Dari sisi evolusi, Ronny menjabarkan terjadi penurunan persentase orang kidal. Penurunan ini akan menuju titik keseimbangan antara kebutuhan hidup berkelompok, bekerja sama, dan evolusi manusia.
“Seperti yang kita ketahui, seiring dengan terjadinya proses evolusi, manusia hidup berkelompok, dan bekerja sama serta mengembangkan berbagai peralatan untuk kebutuhan kesehariannya. Karena itu, proses evolusi dan adaptasinya lebih mengarah pada orang yang tidak kidal,” tandasnya.