TRIBUNNEWSDEPOK.COM, BEJI - Rektor Universitas Indonesia (UI), Prof. Ari Kuncoro, S.E., M.A., Ph.D, mengukuhkan tiga Guru Besar Tetap Fakultas Kesehatan Masyarakat (FKM), di Balai Sidang UI Kampus Depok, Sabtu (16/11/2024).
Ketiganya adalah Prof. Dr. drg. Ririn Arminsih Wulandari, M.Kes.
Lalu, Prof. Ir. Ahmad Syafiq, M.Sc., Ph.D dan Prof. Dr. Drs. Tris Eryando, M.A.
Dalam kesempatan itu, Prof. Syafiq dikukuhkan sebagai Guru Besar dalam Bidang Metodologi Gizi setelah menyampaikan orasi ilmiah berjudul “Gizi Kesehatan Masyarakat: Filosofi dan Praktik”.
Baca juga: Guru Besar FKM UI Ingatkan Hal yang Harus Dipatuhi untuk Sukseskan Program Makan Bergizi Gratis
Prof. Syafiq menyebut bahwa di Indonesia, pendekatan yang dilakukan dalam mengatasi
permasalahan gizi lebih banyak menggunakan keilmuan gizi yang berfokus pada klinik, biomedik, dan kuratif, dibandingkan keilmuan yang berfokus pada upaya pencegahan.
Misalnya, program penanganan stunting lebih ditujukan untuk pemulihan anak yang mengalami stunting, daripada pencegahan stunting pada populasi anak sehat.
Hal ini menyebabkan kasus stunting terus bertambah meski ada sejumlah anak yang berhasil dipulihkan, yang menunjukkan beratnya bobot ke arah medik-kuratif dan kurangnya bobot kesehatan masyarakat-preventif.
Untuk itu, Prof. Syafiq menilai perlunya keterlibatan disiplin ilmu lain dalam upaya penanganan
permasalahan gizi di Indonesia, seperti yang tercantum dalam Deklarasi New Nutrition Science atau lebih dikenal dengan Deklarasi Giessen yang dikeluarkan oleh International Union of Nutrition Sciences pada 2005.
Baca juga: Guru Besar UI Menguak Misteri Mikroorganisme di Indonesia, Bisa Buka Peluang Inovasi Bioteknologi
Dalam deklarasi itu, disebutkan perlunya konsep Keilmuan Gizi Baru yang didefinisikan secara lebih
luas dan ditambahkan dengan dimensi dan prinsip yang relevan agar mampu mengatasi tantangan dan peluang yang dihadapi manusia dalam abad 21.
Dalam upaya menjawab tantangan tersebut, Prof. Syafiq menggunakan konsep Gizi Kesehatan Masyarakat sebagai untuk memperkaya dan memperluas wilayah gizi ke ranah pencegahan dan penyebab dasar, dengan mengombinasikan prinsip gizi dan prinsip kesehatan masyarakat.
Langkah ini dilakukan untuk meningkatkan atau memelihara kesehatan optimal dari populasi dan kelompok target melalui peningkatan program, sistem, kebijakan, dan lingkungan.
Gizi Kesehatan Masyarakat dipraktikkan melalui tujuh belas langkah dalam suatu siklus ganda.
Salah satu contohnya adalah penerapan analisis kapital dan analisis kapasitas di kabupaten di Indonesia dalam upaya pendampingan program percepatan penurunan stunting.
Baca juga: Ukir Prestasi, UI Borong 4 Penghargaan di Kompetisi Kontes Kapal Indonesia 2024
Hasil penelitian Prof. Syafiq menunjukkan bahwa penilaian di level kabupaten, puskesmas, maupun kecamatan dari segi kapital, baik kapital sosial, kapital manusia, kapital natural, maupun kapital kultural, ternyata tergolong rendah.
Dalam hal ini, nilai terendah ada di kapital kultural terkait kepercayaan dan norma sosial yang tidak mendukung program.