Ternyata Mama Lengser mengetahui patih itu adalah utusan dari Prabu Haur Kuning. Kedatangan sang patih untuk menemui keadaan anak dan menantunya.
Dewi Rengganis belum percaya kepada Sawung Guling sebagai utusan dari ayah (mertuanya). Dia meminta Sawung Guling agar bertanding dulu dengan pemuda-pemuda yang dipimpinnya.
Ternyata, tak satu pun pemuda yang dapat menandinginya. Meskipun begitu, dia masih belum merasa yakin dengan kenyataan tersebut.
Akhirnya, dia meminta patih untuk menunjukkan kekuatan lainnya sesuai dengan kapasitasnya sebagai seorang patih kerajaan.
Pada keesokan harinya, Patih Sawung Guling memperlihatkan ilmu kekuatannya.
Dia mengambil sebuah lidi enau (Sunda: kawung) kemudian menancapkannya pada tebing batu yang ada di daerah pegunungan Tunggilis.
Ketika lidi dicabut kembali, batu itu. timbul dan menonjol seperti alat kelamin laki-laki serta memancarkan air.
Dewi Rengganis dan Mama Lengser akhirnya percaya, lalu mereka menyamar sebagai rombongan kesenian dan menjadi petani atau bercocok tanam bersama-sama dengan masyarakat.
Di tempat itu rombongan Mama Lengser memaksakan ngahuma (bertani) dan malam harinya tetap menggelar hiburan. Saat menggelar mamarung (hiburan), tiba-tiba serombongan bajo datang.
Baca juga: Ariel Tatum Deg-Degan Jadi Istri Nicholas Saputra
Karena kekuatan rombongan Mama Lengser sudah disusun sedemikian rupa, dengan tenaga andalannya yaitu Sawung Guling, rombongan bajo pun dapat dikalahkan. Banyak di antara mereka mati dibunuh oleh Sawung Guling.
Akhirnya, Dewi Siti Samboja yang menyamar jadi ronggeng dengan nama Dewi Rengganis dan Sawung Guling kembali ke kerajaan bekas Raden Anggalarang, yaitu ke Pananjung Pangandaran.
Sejak itulah kerajaan tersebut dinamakan Pananjung Ngadeg Tumenggung, dengan rajanya Sawunggaling.
Ronggeng dari Padaherang, Simbol Kesuburan
Dilansir dari tullisan Ety Suhaeti, Fakultas Seni Pertunjukan Institut Seni Budaya Indonesia ( ISBI ) Bandung, disebutkan bahwa
di Kecamatan Padaherang Kabupaten Pangandaran terdapat sebuah kesenian tradisional yang bernama Ronggeng Amen.
Kesenian tersebut merupakan salah satu bentuk perubahan dari Ronggeng Gunung yang telah lama hidup dan berkembang di
daerah tersebut.
Lahirnya Ronggeng Amen berawal dari kegiatan mengamen, yaitu mencari uang berkeliling dari satu kampung ke kampung
yang lain dengan cara mempertunjukkan tari Ronggeng, yaitu penari wanita yang dibayar sehingga oleh masyarakat setempat
kesenian tersebut dinamakan Ronggeng Amen.
Dalam kepercayaan masyarakat Sunda, ronggeng merupakan simbol kesuburan dalam kaitannya dengan padi (Dewi Padi).
Dalam hal ini, posisi ronggeng sebagai simbol kesuburan.
Kehadirannya menjadi penting dalam kegiatan yang bersifat ritual sehingga setiap wanita dapat menjadi doger atau ronggeng.
Baca juga: Menjadi Orang Terkenal di Indonesia, Ariel Tatum Akui Harus Jaga Perilaku Sebagai Publik Figur
Ronggeng mempunyai peranan sebagai penari waniita yang serba bisa dan dihormati oleh masyarakat.
Ia juga mempunyai fungsi dan peranan dalam kehidupan masyarakat, khususnya di pedesaan. Kehadiran Ronggeng Amen
cukup digemari oleh masyarakat setempat, baik muda maupun tua.
Hal ini terlihat pada setiap pertunjukan. Penonton selalu penuh dan tak beranjak sedikit pun sampai dengan selesainya pergelaran.
Bahkan, mereka tidak sayang merogoh kocek untuk menyawer Nyi Ronggeng pada waktu menari. Salah satu grup Ronggeng Amen yang sampai sekarang masih tetap eksis adalah “Cahaya Gumilang” pimpinan Bapak Hendi yang berdiri pada tahun 1980.
Selain sebagai pimpinan, ia berperan sebagai penabuh kendang. Sebelumnya, ia pernah bergabung dengan perkumpulan “Sekar Gumilang” yang ada di daerah itu Pertunjukan Ronggeng Amen biasanya dipertunjukkan dalam sejumlah peristiwa.
Di antaranya adalah di tempat hajatan pernikahan atau sunatan, pada hari-hari besar tertentu, misal ‘Agustusan’.
Kemudian pada syukuran anak sudah lulus ujian dan lain-lain. Adapun pertunjukan di tempat hajatan biasanya
dilakukan dua kali, yaitu siang dan malam harinya.
Pertunjukan siang hari dimulai dari pukul 9.00 - 15.00 WIB, sedangkan pada malam hari dimulai dari pukul 21.00 - pukul 01.00 dini hari.
Bahkan terkadang sampai menjelang subuh, tergantung pada keinginan orang yang mau