Kabar Artis

Cerita Ronggeng di Padaherang, Pangandaran, Ariel Tatum Wanita Terpilih Menjadi Kembang Bale Sejati

Editor: dodi hasanuddin
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Cerita Ronggeng di Padaherang, Pangandaran, Ariel Tatum Wanita Terpilih Menjadi Kembang Bale Sejati

Ternyata suaminya mengalami kekalahan dalam pertempuran itu kemudian dibunuh, dan mayatnya diarak oleh para bajo. Oleh karena itu, tempat mengarak mayat tadi disebut Parakan.

Dewi Siti Samboja bersama Mama Lengser segera melarikan diri ke utara hingga sampai di pinggir sungai bertemu dengan tukang rakit yang dapat menyebrangkan dirinya dan Mama Lengser.

Begitu sampai di seberang, mereka berpesan agar tukang rakit tiak memberi tahu mereka kepada orang lain. Keesokan harinya, Dewi Siti Samboja sampai di sebuah anak Sungai Citanduy.

Dia menemukan mayat seorang laki-laki muda, dan ternyata mayat itu adalah tukang rakit yang menyeberangkan mereka.

Dia tewas karena berkelahi dengan para bajo yang juga minta diseberangkan.

Dia tidak meluluskan permintaan para, akibatnya dia dibunuh para bajo dan mayatnya terbawa arus Sungai Citanduy.

Lalu Dewi Siti Samboja menyepi dan bertapa.

Dalam keheningan, dia mendengar suara tanpa wujud.

Intinya merupakan perintah agar rombongan Dewi Siti Samboja menyamar menjadi rombongan seni doger (ketuk tilu) bersama-sama dengan pemuda-pemuda setempat.

Dewi Siti Samboja sendiri menjadi waranggana atau ronggengnya.

Baca juga: Alami Gangguan Mental, Ariel Tatum Akui Pernah Dua Kali Coba Bunuh Diri hingga Dibawa ke Psikologi

Tujuan penyamaran itu tentu saja untuk menyelamatkan Dewi Siti Samboja beserta rombongannya dari kejaran para bajo.

Berbulan-bulan Dewi Siti Samboja menyamar sebagai ronggeng bersama para pemuda yang ada di daerah pegunungan Kendeng. Dewi Siti Samboja pun mengganti namanya menjadi Dewi Rengganis.

Dikisahkan Prabu Haur Kuning mengutus salah seorang patihnya, yaitu Sawung Galing agar menelusuri keadaan anaknya yang mendirikan kerajaan di daerah pantai.

Sampailah sang patih di daerah Pegunungan Kendeng. Di sana dia mendengar ada pergelaran kesenian yang dipimpin oleh Mama Lengser setiap malam.

Pada suatu malam, patih Sawung Guling mencoba menemui Mama Lengser.

Halaman
1234