Kemudian dia CCTV atau video pengawasan di sekolah itu.
Alangkah kagetnya Zhang melihat sang guru Zou berulang kali melecehkan anaknya secara verbal di depan kelas dan di hadapan murid-murid lainnya.
Hal itu terjadi tepat di hari sang anak tewas dengan melompat dari atap gedung sekolah.
Guru tersebut juga mempermalukan sang anak dengan menanyakan betapa miskinnya dia, karena ada halaman yang robek di buku catatannya.
Baca juga: Nur Azizah Tamhid Anggota Komisi VIII DPR Minta Kasus Tewasnya Pelajar SD di Medan Diusut Tuntas
Usai di caci maki oleh sang guru, sang anak terlihat kesal dan mulai melihat ke gedung bertingkat di luar jendela kelas.
Sang guru bukannya menenangkan justru menyarankan agar sang anak melompat dari atap gedung.
Ucapan guru tersebut diulangi berkali-kali.
Tak hanya itu, Zhang juga mendapatkan kertas ujian yang berisikan pesan dari anaknya tersebut.
Berbekal barang bukti tersebut sang polisi itu pun mendatangi sekolah untuk meminta pertanggungjawaban.
Baca juga: Awalnya Bercanda Akhinya Kaki Pelajar SD Dibakar Hingga Melepuh, Korban Trauma Polisi Masih Selidiki
Namun, Zou membantah semua tudukan tersebut.
Bahkan, Zou sempat menuduh Zhang berbohong atas kertas ujian yang berisi pesan anaknya tersebut, karena tidak pernah menerima kertas ujian tersebut.
Zhang tak percaya dengan ucapan sang guru. Dia pun bertekad membawa kasus ini ke pengadilan.
Berhenti Jadi Polisi untuk Belajar Hukum
Ingin menuntut keadilah atas kematian putranya, Zhang pun berhenti menjadi polisi.
Dia belajar hukum untuk menjadi pengacara. Zhang ingin berjuang menuntut keadilan dengan menjadi pengacara anaknya.