Laporan Wartawan TribunnewsDepok.com Hironimus Rama
TRIBUNNEWSDEPOK.COM, BEJI - Mahasiswa Berprestasi Universitas Indonesia tahun 2022, Maurice Efroza, ternyata memiliki segudang prestasi.
Selain mendaur ulang sampah menjadi baterai listrik, duta Universitas Indonesia (UI) Maurice Efroza menyebut pihaknya bisa mengolah limbah dengan memanfaatkan energi nuklir.
Berikut wawancara eksklusif seri terakhir manajer konten Tribunnews Depok (Warta Kota Network) Dodi Hasanuddin bersama Maurice yang berlangsung di Kampus UI Depok, Depok, Jawa Barat, belum lama ini:
Baca juga: Mahasiswa Berprestasi UI Maurice Efroza Bikin Baterai dari Limbah untuk Motor Listrik
Nuklir memiliki banyak manfaat juga bisa membahayakan manusia bila salah penggunaannya. Bisa Anda jelaskan bagaimana cara memanfaatkannya?
Nuklir itu kan sebenarnya dari radiasi material radioaktif seperti uranium, plutonium, kobalt dan lain-lain.
Manfaat energi nuklir ini sebenarnya tidak hanya untuk membuat bom atau tenaga listrik, tetapi juga untuk membersihkan peralatan medis, membuat WPC (Wood Plastic Composite) atau pun membuat obat.
Nuklir itu ada beberapa tipe. Kalau yang besar ada power plant (pembangkit listrik). Lalu di bawah itu ada reaktor dan gamma reaktor. Jadi dampak nuklir tergantung seberapa besar sinar dan tipe sinarnya.
Setiap material itu mempunyai sinar yang berbeda-beda. Sinar yang berbahaya biasanya lebih kuat dan terang. Kalau untuk kebutuhan higienis tidak butuh yang tinggi banget.
Pemakaian nuklir itu juga bermacam-macam. Kalau nonton film, ada yang disebut rontgen atau X-Ray. Untuk pembersihan peralatan, kita bisa melakukan penyinaran secara terkontrol menggunakan teknik shielding radiasi.
Apa contoh riil pemanfaatan sinar radiasi dalam kehidupan sehari-hari?
Radiologi di rumah sakit salah satunya. Selain itu juga untuk pembuatan WPC dalam pembuatan material atap rumah. Bisa juga untuk membersihkan peralatan medis atau membuat obat yang butuh radioaktif.
Kita juga bisa mengolah limbah sampah dengan menggunakan sinar nuklir ini. Dari pada menggunakan banyak zat kimia, lebih baik menggunakan nuklir untuk membersihkan limbah ini.
Setelah itu, kita olah menjadi barang yang berguna seperti WPC. Indonesia sudah menggunakan teknologi nuklir ini untuk mengolah limbah.
Baca juga: Maurice Efroza, Mahasiswa FTUI yang Harumkan UI di Dunia, Ingin Kerja di PBB
Bagaimana tingkat efektivitas menggunakan teknologi nuklir ini?
Sebenarnya sangat efektif dan efisien. Kami menggunakan energi nuklir untuk membersihkan limbah. Teknik ini aman bagi manusia karena tidak bersentuhan langsung dengan material nuklir.
Kami hanya menggunakan nuklir untuk membersihkan limbah yang diolah untuk dipakai menghasilkan berbagai produk yang aman.
Kami tidak memungkiri nuklir itu berbahaya jika tidak digunakan secara berhati-hati. Ada standarisasi bagi orang yang bersentuhan dengan sinar elekromagnetik ini seperti menggunakan baju hazmat atau alat pelindung diri (APD).
Apakah hasil pengolahan limbah dari energi nuklir ini diindustrialisasi?
Bisa banget, sudah banyak. Salah satunya tadi WPC untuk atap bangunan. Ini salah satu riset saya bersama BRIN (Badan Riset dan Inovasi Nasional) dan IAEA (International Atomic Energy Agency/Badan Tenaga Atom Internasional).
Indonesia ini kan banyak sampah. BRIN mendukung riset ini dan ada beberapa industri yang siap bekerja sama untuk mengembangkan produk WPC ini. Jadi di sini kami menggunakan nuklir untuk hal yang baik.
Soal harapan, saya pribadi berharap kolaborasi ini terus berlanjut. Kami mengerti setiap stakeholder punya kepentingan yang berbeda.
Industri mungkin ingin hilirisasi, kami sebagai akademisi atau saintis ingin agar teknologi ini efektif lalu dari pemerintah ingin memanfaatkan untuk masyarakat.
Tetapi intinya satu, kami ingin semua kepentingan diakomodasi sehingga harapan kami agar teknologi ini sesuai SDGs tercapai.