Laporan wartawan Wartakotalive.com, Rendy Rutama Putra
TRIBUNNEWSDEPOK.COM, PULOGADUNG - Publik sempat dihebohkan dengan cerita seorang aktor tanah air, Tio Pakusadewo yang menyampaikan buruknya kualitas makanan terhadap warga binaan pemasyarakatan (WBP) di rutan juga lapas.
Mantan Sipiri di Jakarta berinisial AB (61) membenarkan hal tersebut, dikatakannya, kualitas makanan tersebut memang jauh dari layak maupun asupan gizi.
Ditambahnya, kualitas nasi yang disajikan ke para WBP yang dinamakan 'Nasi Cadong' teksturnya keras, dan serupa kapur.
"Sudah kayak kapur, enggak enak dimakan. Rasanya sudah enggak karuan, rasanya hambar," kata AB saat ditemui awak media di Pulogadung, Jakarta Timur, Rabu (10/5/2023).
Sebab buruknya kualitas nasi, beberapa WBP terpaksa membeli makanan di kantin rutan dan lapas.
Baca juga: Ratusan Warga Binaan Lapas Khusus Kelas IIA Gunungsindur Kabupaten Bogor Dapat Remisi Lebaran
Kantin yang dimaksud pun juga diduga milik yayasan anak seorang Menteri dengan harga jual dua kali lipat dari pasaran, yang sempat disinggung Tio dalam konten Uya Kuya.
Kantin tersebut juga dikatakan Tio telah memonopoli seluruh bisnis, baik makanan, minuman, hingga alat kebutuhan sehari-hari bagi WBP.
"Napi narkoba, tipikor (Tindak pidana korupsi) mana mau makan seperti itu, mereka beli. Kalau mau makan enak kayak di luar harus keluar duit," imbuhnya.
Selain itu, AB juga menjelaskan kualitas nasi di rutan dan lapas memang buruk dengan siasat sulit dicerna, dan mengakibatkan hampir tidak semua WBP buang air besar (BAB) setiap hari.
Perlu juga diketahui, seluruh rutan dan lapas naungan Dirjen PAS, kini sudah melebihi kapasitas, dari standardnya di bawah 1.000, namun dapat diisi hingga 3.000.
"Nasinya memang keras, itu juga biar Napi enggak setiap hari semuanya ke WC (buang air besar). Susah dicerna, kalau enggak begitu ke WC semua," tuturnya.
Baca juga: Cegah Peredaran Narkoba di Lingkungan Lapas dan Rutan, Kanwil Kemenkumham DKI Jakarta Kolaborasi BNN
Lanjutnya, AB yang pernah bertugas di rutan dan lapas wilayah Jakarta itu juga mengatakan praktik tersebut sudah berlangsung sejak lama.
"Telur yang dibeli itu juga kualitasnya buruk, mereka beli telur pecah, busuk. Ikan asin itu kalau pas dijemur lalat saja enggak mau dekat," ucapnya.
"Pas dilihat dan ditandatangani KPLP nasi paling atas bagus, sisanya enggak. Nasi cadong yang diantar ke blok juga enggak semua gratis, ada yang bayar Rp25 ribu," lanjutnya.
Hingga kini, awak media sudah berupaya mengonfirmasi kebenaran pernyataan AB kepada Koordinator Humas dan Protokol Direktorat Jenderal Pemasyarakatan, Rika Aprianti.
Namun hingga berita ditulis Rika urung menanggapi upaya konfirmasi terkait cuitan AB tentang kualitas nasi cadong di Rutan dan Lapas. m37