Bila melihat adanya potensi kejadian atau peristiwa kekerasan tersebut, diharapkan dapat segera melaporkan kepada pihak berwenang (Kepolisian) setempat atau Pemprov DKI Jakarta melalui UPT P2TP2A DKI Jakarta (0813 176 176 22).
Kemudian, Jakarta Siaga (112), Pos SAPA di RPTRA terdekat, serta website puspa.jakarta.go.id yang memberikan pelayanan terpadu 24 jam terhadap tindak kekerasan anak dan perempuan.
Tuty turut mengingatkan agar anak-anak di seluruh wilayah Kota Jakarta terus mendapatkan edukasi untuk membangun kewaspadaan diri.
Harapannya dapat melindungi diri dari potensi-potensi tindak kekerasan terhadap anak, seperti penculikan anak dan sebagainya.
"Bagi anak-anak yang sudah bersekolah, ya mestinya jam sekolah ada di sekolah. Ketika jam bermain di luar sekolah datanglah ke tempat yang telah terjaga dengan baik. Contohnya di Jakarta saat ini ada 324 RPTRA tersebar di seluruh Jakarta. Bisa jadikan tempat bermain yang aman dan nyaman untuk anak-anak. Ada perpustakaan, sarana prasarana bermainnya, dan ada penjaga/pengelola RPTRA, ada enam orang di setiap RPTRA,” jelasnya.
“Ini imbauan kami. Selain di RPTRA, tentu ketika berada di rumah/membantu orang tua, hendaknya memang anak-anak ini tidak ditinggal sendirian, ada orang dewasanya. Harapannya seperti itu,” tambahnya.
Untuk diketahui, sebelumnya, viral aksi penculikan anak kecil berinisial MA (6 tahun) oleh seorang tak dikenal.
Peristiwa ini terjadi di kawasan Gunung Sahari, Sawah Besar, Jakarta Pusat, dan sempat terekam oleh kamera CCTV, lalu viral di media sosial.
Dalam video yang beredar, anak kecil tersebut terlihat berjalan dengan seorang pria berpakaian hitam pada 07 Desember 2022.
Kemudian, korban diajak pelaku masuk ke dalam Bajaj.
Menurut informasi dari pihak keluarga, korban mengenali pelaku, sebab pelaku kerap mendatangi di warung milik orang tua korban.
Korban ditemukan pada Selasa, 03 Januari 2023, dan pihak Kepolisian telah menangkap pelaku penculikan.
Baca Berita Tribunnewsdepok.com lainnya di Google News