Kriminalitas
Kisah Gadis Jadi Kekasih Polisi, Menghilang di Akad Nikah, Tewas dengan Wajah Hangus di Indramayu
Kisah Gadis Jadi Kekasih Polisi, Menghilang di Akad Nikah, Tewas dengan Wajah Hangus di Indramayu
TRIBUNNEWSDEPOK.COM, GORONTALO - Menjadi istri polisi merupakan suatu kebanggaan. Itulah pesan Uut Permatasari, penyanyi dangdut ternama Indonesia setelah menikahi suaminya yang saat ini berpangkat Kombes Pol Tri Goffarudin Pulungan pada tahun 2015.
Namun, berbeda yang terjadi di Desa Pangadaa, Kecamatan Dungaliyo, Kabupaten Gorontalo, Sulawesi Utara.
Sri Sukmawati Rahman (24), Amd.Kom mengalami gunjangan jiwa. Dia tak henti-hentinya menangis meratapi pernikahannya yang gagal.
Baca juga: Kisah Tragis Asisten Apoteker di Indramayu Tewas dengan Wajah Hangus, Diduga Pelaku Polisi
Pujaan hatinya Bripda Farhan Mahieu tak datang pada akad nikah yang digelar mempelai wanita di rumahnya, Sabtu (9/8/2025).
Tak hanya mempelai pria yang menghilang, keluarganya pun tak ada yang datang.
Di telpon dan di WhatsApp tak ada respon, padahal penghulu dan tamu undangan sudah hadir di tempat hajatan.
Hal itu membuat Sukmawati pun jatuh pingsan. Sedihnya lagi ibu Sukmawati harus dilarikan ke rumah sakit lantaran syok berat.

Sementara itu, karyawati apotek, Putri Apriyani (24) ditemukan tewas mengenaskan di tempat kos nya.
Puput sapaan akrab Putri ditemuka tewas dengan wajah hangus di tempat kosnya di kamat No 9 di RT9/RW3 Blok Ceblok Desa Singajaya, Kecamatan Indramayu, Kebupaten Indramayu, Jawa Barat.
Wajahnya sulit dikenali. Sebab, wajahnya menghitam. Kulit wajah di pipi kanan dan kiri terkelupas.
Baca juga: Kisah Tragis Asisten Apoteker di Indramayu Tewas dengan Wajah Hangus, Diduga Pelaku Polisi
Lalu, hidung dan mulutnya juga menghitam. Tak hanya itu, sebagian gigi depannya menghitam.
Pengacara keluarga korban, Toni RM menduga pelaku pembunuhan adalah sang kekasih. AS (25) merupakan polisi yang bertugas di Polres Indramayu.
Inilah kisah malang gadis menjadi kekasih anggota polisi.

Jalani Sidang BP4R Polda Gorontalo
Sri Sukmawati Rahman merupakan alumni Politeknik Gorontalo. Maka dari itu gadis cantik tersebut bergelar A.Md.Kom adalah singkatan dari Ahli Madya Komputer.
Pertemuan dengan Bripda Farhan Mahieu membuatnya jatuh cinta. Sebagai pria yang baik dan bertanggungjawab, Sukmawati pun akhirnya sepakat untuk menikah dengannya.
Baca juga: Kisah Detik-Detik Pegawai BPS Halmahera Dibunuh, Ketahuan Seks Oral Ribuan Warga Soagimalaha Murka
Tak ada gelagat tak baik dari rencana pernikahan tersebut. Hal itu diawali dengan pernikahan dinas di Polda Gorontalo.
Sesuai aturan anggota polisi yang ingin menikah wajib melalui proses izin perkawinan yang diatur dalam sidang BP4R (Badan Pembantu Penasehat Perkawinan, Perceraian, dan Rujuk).
Sidang BP4R dapat diumpamakan sebagai bimbingan pranikah anggota polisi dan calon pasangannya yang ingin menikah.

Tujuan dari sidang BP4R adalah memberikan pembinaan kepada calon pengantin, terutama terkait kehidupan berumah tangga sebagai keluarga anggota Polri.
Kemudian menilai kesiapan mental, administrasi, dan hukum kedua calon mempelai.
Lalu, memastikan calon istri/suami paham konsekuensi, aturan disiplin, dan etika sebagai bagian keluarga besar Polri.
Dalam sidang BP4R itu dilakukan pemeriksaan dokumen. Di antaranya adalah surat izin nikah dari atasan, KTP, KK, surat keterangan belum menikah, dan lainnya.
Baca juga: Kisah Pilu Istri Polisi di Pakpak Bharat Sumut, 3 Tahun Tak Dinafkahi Lahir Batin Malah Mau Ditembak
Kemudian wawancara calon pengantin. Wawancara ini menyangkut kesiapan, visi pernikahan, serta pemahaman aturan kedinasan.
Selanjutnya adalah penyuluhan hukum dan etika. Menjelaskan kewajiban, larangan, dan tata krama hidup berumah tangga sebagai anggota/keluarga Polri.
Dalam sidang itu dihadiri atasan langsung anggota Polri, pengurus Bhayangkari (untuk memberi pembinaan calon istri), dan Tim BP4R (dari bagian SDM dan pembinaan).
Nunu, ayah dari Sukmawati membenarkan hal itu. Ia mengatakan, rencana pernikahan keduanya telah disusun sejak jauh hari.
Baca juga: Kisah Perjuangan Hidup Miranda yang Dibunuh Suami di Lombok, Ini Pesannya untuk Perempuan Indonesia
Setelah mengikuti sidang BP4R, pada 30 Juli 2025 calon menantu bersama keluarganya melamar putrinya
Dimulai dari pernikahan dinas pada 17 Juli 2025, dilanjutkan dengan acara lamaran pada 30 Juli, dan pembinaan di Kantor Urusan Agama (KUA) pada 5 Agustus 2025.
Tapi, pada saat akad nikah hingga resepsi dia tidak datang. Tanpa kabar dan tidak bisa dihubungi sama sekali.
“Kami sangat terpukul dengan kejadian ini, saat hari pernikahan dia tidak datang. Dihubungi juga tidak aktif, dia tidak ada di rumah dan tidak ada kabar sedikitpun,” tandasnya.
Gelagat Tidak Beres

Sukmawati menyebutkan bahwa gelagat aneh mulai dirasakan pada Jumat (8/8/2025) siang. Pada saat itu, calon suaminya WhatsApp akan mampir untuk mengambil baju adat yang akan digunakan di akad nikah.
Namun, Bripda Farhan yang ditunggu-tunggu hingga sore hari tak datang-datang. Bahkan teleponnya tak diangkat saat dihubungi.
Lalu, ia pun menyampaikan pesan agar pulang ke rumah orangtuanya, karena orangtuanya khawatir.
Baca juga: Kisah Pengakuan Buruh Gudang Bulog Lampung Gorok Leher Kekasih, Minum Darah Sang Pacar
Bripda Farhan bilang ia ada di rumah. Lalu, ia menghubungi kakak calon suaminya itu untuk berbicara dengannya. Namun, kakaknya bilang tidak ada di rumah.
"Saya balas WA nya. Saya bilang kalau kamu ada di rumah gak mungkin kakak kamu menanyakan kamu ada di mana. Terus dia bilang Wooy. Setelah itu dia tidak bisa dihubungi," tuturnya.
Sukmawati menambahkan bahwa dua hari sebelum acara, Farhan masih terlihat mengantar undangan bersama dirinya.
Lapor Polda Gorontalo
Lantaran dipermalukan, keluarga besar Sukmawati melaporkan Bripda Farhan ke dilaporkan kepada Sentra Pelayanan Kepolisian Terpadu (SPKT) dan Divisi Profesi dan Pengamanan (Propam) Polda Gorontalo.
"Dia tidak bertanggungjawab atas rencana pernikahannya. Kelaurga besar kami merasa dipermalukan. Kami meminta Polda Gorontalo menindak tegas pelaku dan memberikan efek jera atas perbuatannya," tutur sepupu Sukmawati, Zainudin Husain.
Baca juga: Kisah Sosok Anggota Paskibraka di Sumut Gagal Tampil di HUT Ke-80 Kemerdekaan RI, Dibunuh Tetangga
Mendapat laporan itu pihak Polda Gorontalo masih melacak keberadaan Bripda F dan berjanji akan menindaklanjuti laporan korban ini.
"Langkah-langkah dari kami sendiri, khususnya dari Propam, kami akan tindak lanjuti pengaduan tersebut," ujar Kasubbid Penmas Bid Humas Polda Gorontalo Kompol Anggoro Wibowo.
"Apabila ada tindak pidana, maka akan kami proses," tambahnya.
Diduga Dibunuh Sang Kekasih

Penyebab tewasnya Putri Apriyani (24) masih misteri. Namun dari fakta yang ditemukan di lokasi kejadian mengarahkan bahwa korban dibunuh terlebih dahulu, lalu dibakar.
Hal ini berdasarkan keterangan Ketua Karangtaruna Desa Singajaya, Ilyas (27), saat ditemui di lokasi kejadian.
Menurut Ilyas, pada Sabtu (9/8/2025) pukul 02.30 WIB warga tidak mendengar jeritan minta tolong akibat dibakar.
Warga justru mendengarkan tangisan kencang seorang perempuan.
"Ada ibu-ibu mau ke pasar dengar tangisan kencang wanita. Tidak lama keluar dua orang pria keluar dari kamar kos itu dan pergi pakai motor," kata Ilyas.
Baca juga: Kisah Pilu Karyawati di Lampung Tewas Digorok Kekasih, Tinggalkan Anak yang Masih TK
Kecurigaan almarhumah tewas akibat dibakar juga dipertanyakan oleh ayah kandungnya, Karja (48).
Karja mengatakan hasil autopsi tim medis menyebut Putri meninggal karena kehabisan napas, namun keluarga mempertanyakan apakah ia tewas sebelum dibakar atau akibat dibakar.
“Tapi kalau meninggal karena dibakar, harusnya korban teriak menjerit kesakitan, tapi dari keterangan yang beredar tidak begitu,” ujar dia.
Pengacara keluarga korban, Toni RM menduga pelaku pembunuhan adalah sang kekasih. Bripda AS (25) merupakan polisi yang bertugas di Polres Indramayu.

Dugaan tersebut muncul lantaran di kamar kos tersebut ditemukan tiga unit handphone. Dua handphone milik Putri Apriyani (24) dan satu handphone milik pacar korban dan dalam kondisi sebagian HP nya terbakar.
Kemudian ada motor Scoopy berwarna putih milik sang pacar dan rekaman CCTV yang menunjukkan korban terakhir bersama dengan kekasihnya.
Lalu, saat ini sang kekasih tidak tahu dimana keberadaannya.
Baca juga: Kisah Perjalanan Pulang Gadis Cantik Pembawa Bendera di Mandailing Hingga Dikubur Tanpa Busana
Pada Jumat (8/8/2025) malam, Putri keluar dengan tujuan mengambil uang di BRI Link, karena BRI Link yang pertama dikunjungi tidak bisa, kemudian Putri mencari BRI Link lain.
"Pada pukul 21.00 WIB Putri tidak bisa dihubungi. Terus paginya keluarga mendapat kabar Putri meninggal dunia," ujar Toni RM mantan pengacara Pegi Setiawan dalam kasus Vina Cirebon.
Dugaan Masalah Uang

Toni RM menyampaikan bahwa korban terakhir bersama pacarnya itu saat ingin mengambil uang dari ibunya yang bekerja di luar negeri sebegai pekerja migran sebesar Rp 35 juta.
Uang tersebut untuk menebus sawah yang digadaikan.
Keterkaitan masalah uang ini penting atas tewasnya korban. Sebab, saksi bernama Rina menyebutkan dua hari yang lalu pacar korban menelepon.
Dia menelepon ingin meminjam nama Putri untuk keperluan meminjam uang di bank. Namun, permintaan itu ditolak Putri.
Bila uang di rekening Putri hilang, maka patut diduga keterlibatan sang kekasih.
Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dan TribunCirebon.com
Begal Ditangkap di Depok saat Hari Ulang Tahunnya, Ucapkan Terima Kasih Karena dapat Kejutan |
![]() |
---|
Komplotan Begal Bersenjata Tajam Ditangkap di Sawangan Depok Setelah Beraksi di Pondok Ranji |
![]() |
---|
Kisah Tragis Asisten Apoteker di Indramayu Tewas dengan Wajah Hangus, Diduga Pelaku Polisi |
![]() |
---|
Komplotan Maling Motor Jaringan Karawang dan Lampung Gentayangan di Bekasi, Incar Motor di Perumahan |
![]() |
---|
Terekam CCTV, Pria Berpeci Curi HP Milik Jemaah Perempuan di Masjid Al Muhajirin Sukmajaya Depok |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.