Penemuan Mayat
Kriminolog UI Bedah 2 Tanda yang Bisa Ungkap Kematian Diplomat Muda Kemenlu RI
Secara kriminologi, kasus kematian Arya Daru Pangayunan bisa disebut bunuh diri tak wajar karena tidak ada tanda kekerasan juga di ruang tertutup.
TRIBUNNEWSDEPOK.COM, JAKARTA -- Kasus kematian diplomat muda Kementerian Luar Negeri RI masih terus diselidiki oleh pihak kepolisian.
Arya Daru Pangayunan ditemukan di kamar kosnya di kawasan Menteng, Jakarta Pusat dengan wajah dan kepala yang penuh tertutup lakban.
Kondisi jasad Arya Daru juga tertutup selimut saat ditemukan Kepolisian. Anehnya tidak ditemukan kekerasan di tubuh korban hingga ruangan yang tertutup dari dalam.
Kriminolog UI, Haniva Hasan pun membuat sejumlah prediksi kematian Arya Daru Pangayunan.
Secara kriminologi, kasus kematian Arya Daru Pangayunan bisa disebut bunuh diri tak wajar karena tidak ada tanda kekerasan juga di ruang tertutup.
Namun secara statistik, kasus bunuh diri dengan lakban penuh di wajah memang sangat jarang ditemukan karena sulit dilakukan seorang diri.
Baca juga: Diplomat Muda Kemenlu Tewas di Kamar Kos di Menteng, Diduga Pelaku Orang Dekat, Ini Pesan Terakhir
“Secara kriminologi, ini unnatural suicide (bunuh diri tidak wajar). Namun, secara statistik sulit dilakukan secara penuh seorang diri,” ujar Haniva.
Maka kata Haniva, arah lakban yang menutupi kepala korban bisa menjadi salah satu kunci awal untuk mengungkapkan penyebab kematian diplomat muda Kementerian Luar Negeri RI tersebut.
Apabila ujung lakban dimulai dari mulut, maka ada kemungkinan korban dibungkam.
Namun apabila ujung lakban terakhir di hidung, ada kemungkinan korban bunuh diri.
Baca juga: Kejanggalan CCTV Diplomat Muda Kemenlu, Dugaan Adanya Pembunuhan Semakin Kuat
Meski begitu, ia belum mau menarik kesimpulan sebelum ada bukti forensik lengkap.
Sebab, jika korban tewas karena dibunuh, hingga saat ini tidak ditemukan bukti kekerasan di tubuh korban.
Namun, jika korban tewas karena bunuh diri, seharusnya terdapat tanda kasur atau pakaian yang berantakan karena disebabkan relflek tubuh korban saat bunuh diri menahan napas.
Sebab, ketika manusia bunuh diri, secara naluri survival otak akan merangsang reflek motorik ke beberapa bagian tubuh.
Baca juga: Penyidik Polda Metro Jaya Gunakan Metode Patologi untuk Menyelidiki Kematian Diplomat Muda
Metode Patalogi
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.