Iran VS Israel

Iran Baru Perlihatkan 5 Persen Kemampuan, Kini Siap Serang Israel - AS dengan Kekuatan Penuh

Iran Baru Gunakan 5 Persen Kekuatan, Kini Siap Serang Israel - AS dengan Kekuatan Penuh, Para Jenderal Dimakamkan Dihadiri Jutaan Warga Iran.

Editor: dodi hasanuddin
presstv.ir.
RUDAL BALISTIK IRAN - Wakil Komandan Koordinasi Korps Garda Revolusi Islam (IRGC), Brigadir Jenderal Mohammad-Reza Naghdi menyebutkan Iran baru memperlihatkn 5 persen kemampuan selama 12 hari perang melawan Israel dengan meluncurkan rudal balistik, termasuk varian hipersonik. 

TRIBUNNEWSDEPOK.COM, JAKARTA - Tak disangka selama 12 perang Iran VS Isreal berlangsung, Iran baru menggunakan 5 persen kekuatannya.

Hal itu disampaikan Wakil komandan koordinasi Korps Garda Revolusi Islam (IRGC), Brigadir Jenderal Mohammad-Reza Naghdi.

“Kurang dari lima persen kapasitas pertahanan negara kita benar-benar diaktifkan. Ini berarti kemampuan utama kita tetap tidak tersentuh dan sama sekali belum terlibat," kata Naghdi dikutip dari presstv.ir.

Baca juga: Gencatan Senjata dengan Iran, Israel Malah Menggempur Lebanon Lewat Serangan Udara

Dalam perang Iran VS Israel, Iran menggempur Isral dengan rudal balistik, termasuk varian hipersonik yang mampu mengkoyak pertahanan udara Israel yang dikenal dengan Iron Dome.

Rudal tersebut ditembakkan ke target nuklir, militer, dan industri strategis di seluruh wilayah Palestina yang diduduki.

Siap Serang Lagi Israel dan AS

Menurut Naghdi, Iran memiliki kemampuan pertahanan udara yang mumpuni. Selain itu, kekuatan Iran juga ada pada pasukan daratnnya.

Sehingga angkatan bersenjata Iran siap kembali menyerang Isreal dan Amerika dengan kekuatan penuh bila kedua negara tersebut menyerang.

“Kami diperlengkapi dengan baik untuk berperang. Mungkin kami dapat terus menyerang musuh seperti ini selama beberapa tahun, menyerang mereka dengan rudal dengan kecepatan yang sama,” kata Naghdi.

"Iran dapat terus menyerang musuh selama beberapa tahun," tambahnya.

Baca juga: Pengamat Nilai Israel dan Amerika Tetap Akan Serang Iran Sampai Tercapai Targetnya

Hal senada disampaikan pemimpin tertinggi Iran, Ayatollah Ali Khamenei.

Khamenei menyebutkan bahwa Iran akan membalas setiap serangan baru dari AS dengan menyerang pangkalan-pangkalan militer Amerika di kawasan.

Kali ini dengan menggunakan kekuatan penuh.

Seperti Iran menggempur pangkalan militer Al Udeid milik AS di Qatar.

Iran meluncurkan 19 rudal balistik. Dari 19 rudal balistik itu, satu rudal lolos dan menghantam pangkalan militer Al Udeid

AS Keluarkan Dana Rp 12,9 Triliun

Selama 12 hari perang Iran VS Israel, Amerika Serikat memberikan dukungan penuh kepada Tel Aviv.

Menurut para ahli, AS mengaktifkan tidak kurang dari dua dari tujuh platform rudal THAAD yang digembar-gemborkan di seluruh dunia untuk menangkis serangan balasan Iran selama perang yang berlangsung selama 12 hari.

Baca juga: Iran Tantang Negara Barat Perlihatkan Bukti Tuduhan Mereka Soal Pembuatan Senjata Nuklir Iran

Washington menghabiskan biaya lebih dari 800 juta dollar Amerika bagi Washington atau setara Rp 12.963.200.000.000

Jutaaan Warga Irak Hadiri Pemakaman

Jutaan warga Iran memadati  pemakaman kepala Garda Revolusi dan sejumlah komandan tinggi serta ilmuwan nuklir lainnya yang tewas selama perang 12 hari dengan Israel.

Warga Iran tersebut terlihat berbaris di jalan-jalan pusat kota Teheran pada Sabtu  (28/6/2025).

Rute yang dilalui peri jenazah itu sepanjang 4,5 kilometer.

Dilansir dari Associated Press (AP), Peti jenazah Kepala Garda Revolusi Jenderal Hossein Salami, Kepala Program Rudal Balistik Garda Revolusi, Jenderal Amir Ali Hajizadeh dan beberapa orang lainnya diangkut dengan truk di sepanjang Jalan Azadi di ibu kota.

Baca juga: Donald Trump Berang Diberitakan Amerika Gagal Serang Pusat Nuklir Iran

Saat peti jenazah tersebut warga Iran yang berbaris meneriakkan,“Matilah Amerika” dan “Matilah Israel."

Salami dan Hajizadeh tewas pada hari pertama perang, 13 Juni 2025.

Saat itu  Israel melancarkan perang yang dimaksudkan untuk menghancurkan program nuklir Iran, khususnya yang menargetkan komandan militer, ilmuwan, dan fasilitas nuklir.

Media pemerintah melaporkan lebih dari 1 juta orang hadir dalam prosesi pemakaman.

Menteri Luar Negeri Iran Abbas Araghchi terlihat hadir.

Televisi pemerintah Iran melaporkan bahwa Jenderal Esmail Qaani, yang mengepalai sayap luar negeri Garda Revolusi, Pasukan Quds, dan Jenderal Ali Shamkhani juga termasuk di antara para pelayat.

Shamkhani, seorang penasihat Khamenei yang terluka dalam serangan pertama Israel dan dirawat di rumah sakit, terlihat mengenakan setelan sipil bersandar pada tongkat dalam sebuah gambar yang didistribusikan di saluran Telegram televisi pemerintah.

Baca juga: Gedung Putih Ngamuk, Intelijen Pertahanan Amerika Bocorkan Kegagalan Serangan ke Situs Nuklir Iran

Garda Revolusi Iran dibentuk setelah Revolusi Islam 1979.

Sejak didirikan, pasukan ini telah berevolusi dari pasukan paramiliter dan keamanan dalam negeri menjadi pasukan transnasional yang membantu sekutu Teheran di Timur Tengah, dari Suriah dan Lebanon hingga Irak.

Pasukan ini beroperasi secara paralel dengan angkatan bersenjata negara itu yang sudah ada dan mengendalikan persenjataan rudal balistik Iran, yang telah digunakannya untuk menyerang Israel dua kali selama perang Israel-Hamas di Jalur Gaza.

Lebih dari 12 hari sebelum gencatan senjata diumumkan pada hari Selasa, Israel mengklaim telah menewaskan sekitar 30 komandan Iran dan 11 ilmuwan nuklir, serta menyerang delapan fasilitas terkait nuklir dan lebih dari 720 lokasi infrastruktur militer. Lebih dari 1.000 orang tewas, termasuk sedikitnya 417 warga sipil, menurut kelompok Aktivis Hak Asasi Manusia yang berpusat di Washington.

 

Artikel Ini Tayang di presstv.ir

 

 
 
 

Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved