Berita Universitas Indonesia

Dosen FIB UI Dorong Warga Kabupaten Boyolali Lestarikan Seni Kriya Logam, Ini Hasilnya

Mara juga andil mengembangkan seni kriya logam Tumang hingga kini menjadi warisan budaya tak benda Jawa Tengah pada 2022 lalu.

Penulis: M. Rifqi Ibnumasy | Editor: murtopo
TribunnewsDepok.com/M Rifqi Ibnumasy
Dosen Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, Widhyasmaramurti penggagas Sekolah Budaya Jawa di lereng Gunung Merapi dan Merbabu. 

Laporan wartawan TribunnewsDepok.com, M Rifqi Ibnumasy 

TRIBUNNEWSDEPOK.COM, BEJI - Kecintaan akan budaya Jawa membawa Widhyasmaramurti terus berkarya dan mengembangkannya tak hanya di ruang kelas, bahkan hingga ke lereng gunung Merapi dan Merbabu.

Dosen Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia (FIB UI) itu datang langsung di tengah masyarakat lereng gunung untuk mengembangkan Sekolah Budaya Jawa.

Mara telah berkecimpung dalam Tim Pengambilan Masyarakat (Pengmas) UI sejak 2017 hingga sekarang.

Momen Pengmas tersebut dimanfaatkan Mara untuk mengembangkan wisata minat khusus untuk belajar Budaya Jawa.

“Saya mengembangkan Sekolah Budaya Jawa di Lereng Merapi dan Merbabu, tepatnya di Desa Senden, Kecamatan Selo dan Boyolali,” kata Mara, Sabtu (25/1/2025).

Baca juga: Ini Daftar Wisudawan Terbaik Tiap Fakultas Universitas Indonesia, Ini Penjelasan Rektor UI

“Saya mengembangkan wisata minat khusus agar mereka yang berminat untuk belajar bahasa Jawa, budaya Jawa, baik tari, gamelan, bertani, itu datang dan tinggal homestay di tengah masyarakat,” sambungnya.

Berkat kegigihan Mara, Sekolah Budaya Jawa di lereng Merapi dan Merbabu diminta oleh puluhan peserta mancanegara.

“Kemarin kami berhasil mendatangkan 30 peserta dari Asia Tenggara dan juga dari Eropa Timur, bahkan juga ada dari Asia Selatan,” ungkapnya.

Bersama dosen UI lainnya, Mara juga andil mengembangkan seni kriya logam Tumang hingga kini menjadi warisan budaya tak benda Jawa Tengah pada 2022 lalu.

Baca juga: Pengembangan Ekonomi Kreatif, UI Kolaborasi dengan Kemenekraf, Rektor UI Sampaikan Ini

Tak berhenti di situ, Tim Pengmas UI melakukan penjajakan kepada penduduk Desa Tumang hingga Pemerintah Kabupaten Boyolali agar melestarikan seni kriya logam tersebut.

Alhasil, seni kriya logam Tumang sudah menjadi ekstrakurikuler di lingkungan pendidikan khusus pelajar Kabupaten Boyolali.

Yak membuat bangga, seni kriya logam Tumang kini sudah diekspor ke luar negeri.

Meskipun, sebagai Hak Kekayaan Intelektual (HAKI) produksi seni kriya logam Tumang dimiliki oleh orang luar negeri.

“Tapi saya juga selalu bilang kalau mereka mau produksi sendiri, coba usahakan untuk membuat HAKI, karena mereka selama ini mengatakan, saya yang mengerjakan tapi HAKI-nya kok yang punya orang bule,” ujarnya.

Baca juga: Kembangkan Penelitian Ekonomi Kreatif, Kemenkraf Tandatangani Kerjasama dengan UI

Halaman
12
Berita Terkait
  • Ikuti kami di

    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved