Penemuan Mayat

Mahasiswa Untar Tabur Bunga dan Beri Penghormatan Terakhir untuk E yang Tewas Akhiri Hidup

Mereka juga melakukan doa bersama sesuai dengan kepercayaan masing-masing, tepat di titik jatuhnya korban E

Warta Kota/Nuri Yatul Hikmah
Mahasiswa Untar kompak mengenakan pakaian serba hitam dan tabur bunga di tempat E tewas usai menjatuhkan diri dari gedung parkir. 

TRIBUNNEWSDEPOK.COM, GROGOL PETAMBURAN - Suasana berkabung menyelimuti lingkungan Universitas Tarumanegara (Untar) usai seorang mahasiswi berinisial E tewas karena melompat dari lantai 6 kampusnya, Jumat (4/10/2024) lalu. 

Pantauan Warta Kota di lokasi, nampak para mahasiswa kompak mengenakan pakaian serba hitam sebagai bentuk duka cita mendalam.

Mereka juga membawa setangkai bunga berbagai warna yang kemudian dibawa ke halaman di depan gedung M Untar, tempat korban E menjatuhkan dirinya hingga tewas bersimbah darah. 

Silih berganti mahasiswa datang dan meletakkan bunga duka cita terhadap korban.

Baca juga: Ayah Kapolres Boyolali Ceritakan Sosok Anaknya yang Rajin dan Penurut

Mereka juga melakukan doa bersama sesuai dengan kepercayaan masing-masing, tepat di titik jatuhnya korban E.

Para mahasiswa itu nampak khusuk memberikan doa kepada E agar tenang dan amal ibadahnya diterima oleh Tuhan Yang Maha Esa. 

Selain memakai baju hitam dan meletakkan bunga duka cita, para mahasiswa juga menempelkan ucapan duka cita menggunakan post it di sebuah papan yang berada di dekat lokasi tabur bunga.

Baca juga: Pihak Untar Serahkan Sepenuhnya Kasus Mahasiswa yang Bundir ke Polsek Grogol Petamburan

Tulisan-tulisan tersebut menyuratkan soal duka cita mendalam hingga harapan agar E tenang di sisi-Nya. 

Menurut Humas Untar, Paula Tjatoerwidya Anggarina, aksi berbaju hitam ini adalah kegiatan inisiatif dari mahasiswa Untar.

"BEM minta untuk mengenakan ini kalau dilihat dari postingannya itu ada di dua hari (berkabung)," kata Paula saat ditemui di Untar, Senin (7/10/2024).

Menurutnya, pihak Untar senantiasa berkoordinasi dengan kemahasiswaan untuk menangani mahasiswa dan organisasi seperti BEM dan unit kegiatannya (UKM).

Baca juga: Mendagri Tito Dampingi Presiden Jokowi Buka Peparnas XVII Serukan Sportivitas dan Persaudaraan

Sehingga menurut Paula, aksi berbaju hitam dan tabur bunga hari ini adalah bentuk simpati dan duka cita mendalam para mahasiswa terhadap E.

"Untuk menyikapi ini dan terlihat juga dari mereka, itu adalah bentuk simpatinya dengan situasi ini ya," jelas Paula.

"Mereka seperti hari ini, mereka ya mencoba untuk ada bentuk empati terhadap korban dengan menggunakan pakaian hitam-hitam," imbuhnya.

Baca juga: Wasiat Kapolres Boyolali AKBP Muh Yoga, Minta Anak Tertua Jaga Ibu dan Kedua Adiknya

Dalam hal ini, lanjut Paula, mengisyarakatkan bahwa tidak ada yang menginginkan insiden itu terjadi.

"Apalagi di kampus, yang sebenarnya kampus itu tempat mereka untuk menggali ilmu, mereka untuk menambah wawasan, untuk kemudian relasi dan sebagainya gitu," katanya.

Oleh karena itu, Paula menegaskan jika pibak kampus akan koperatif dalam mendukung penyelidikan polisi terkait motif E mengakhiri hidup di usianya yang baru 18 tahun.

Baca juga: Manajemen Untar Beberkan Kasus Mahasiswinya yang Tewas karena Terjun dari Lantai 4

Sebelumnya diberitakan, pihak kepolisian menelusuri dugaan bullying terhadap mahasiswi Universitas Tarumanegara (Untar) yang mengakhiri hidup dengan cara melompat dari gedung parkir kampusnya, Jumat (7/10/2024) lalu.

"Kami masih membuka semua kemungkinan, termasuk buli juga," kata Kapolsek Grogol Petamburan, Kompol Reza Hafiz Gumilang saat ditemui di Mapolsek Grogol Petamburan, Jakarta Barat, Senin.

"Makanya itu kami akan mencoba untuk lebih mendalami lagi pada hari ini kepada teman-teman maupun pihak kampus," imbuhnya.

Kendati begitu, Reza memastikan bahwa tidak ada barang bawaan mencurigakan yang ditemukan polisi terkait korban. Baik dari ponselnya, maupun buku catatan hariannya.

"Kami sudah buka (barang bawaan korban) bersama dengan keluarga, dengan pihak kampus juga tidak ada yang mencurigakan," jelas Reza.

Akan tetapi, ia tidak menampik jika pihaknya menemukan satu buku catatan kecil berisi sajak berbahasa mandarin.

Menurutnya, buku tersebut berisi curahan hati dan perasaan sedih terhadap kehidiupan.

"Itu hanya sajak sajak mengenai kehidupan. Ya tentang kehidupan yang mengarah-mengarah ke arah situ (sedih, mengakhiri hidup)," kata Reza.

Namun, Reza menegaskan jika polisi belum bisa mengungkap dan menyimpulkan motif sebenarnya dari korban E mengakhiri hidup.

"Dari keterangan orangtua korban sendiri bahwa korban tidak menunjukkan gelagat ataupun tanda-tanda yang bersangkutan mengalami depresi atau tekanan-tekanan lainnya," kata Reza.

"Sehingga untuk mendalami motif nanti kami akan mencoba meminta keterangan dari pihak kampus maupun dari teman-teman korban," imbuhnya.

Adapun terkait peristiwa ini, Reza mengungkap jika keluarga korban sudah mengikhlaskannya. Mereka menganggap kejadian ini adalah takdir Yang Maha Kuasa.

Mereka juga sudah membuat pernyataan bahwa kejadian ini ditutup dan tidak akan menuntut kepada pihak manapun. (m40)

Sumber: Warta Kota
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved