Metropolitan

Miris, Sudah Kerja Puluhan Tahun Guru Honorer Selalu Terpinggirkan, Salah Siapa?

Kisah Miris guru honorer, Sudah Kerja Puluhan Tahun Guru Honorer Selalu Terpinggirkan, Salah Siapa?

Editor: dodi hasanuddin
Wartakotalive.com
Sudah Kerja Puluhan Tahun Guru Honorer Selalu Terpinggirkan, Salah Siapa? 

Laporan Wartawan Wartakotalive, Miftahul Munir

TRIBUNNEWSDEPOK.COM, JAKARTA - Miris!. Begitulah bila melihat kesejahteraan para guru honorer di Indonesia.

Mereka digaji tak manusiawi. Ada yang digaji Rp 100.000 per bulan. Meski menyayat hati, mereka tetap menerimanya dengan iming-iming harapan palsu.

Yah..iming-iming menjadi guru ASN, sehingga mereka mau bekerja sampai belasan hingga puluhan tahun.

Ada yang bisa menjadi guru ASN, namun banyak sekali yang sudah mengikuti berbagai tes hanya bisa pasrah.

Kisah hidup miris guruh honorer sudah sering diperdengarkan. Mulai dari zaman Presiden Soeharto hingga Presiden Joko Widodo.

Baca juga: Federasi Serikat Guru Indonesia Sarankan Disdik DKI Jakarta Kontrak Guru Honorer

Namun, tak jua membuat guru honorer terwujudkan mimpinya. 

Kali ini dengan alasan cleansing, 4.000 guru honorer di Jakarta terancam kehilangan pekerjaan.

Kebijakan apa lagi yang membuat hati guru honorer dag dig dug berdegup kencang. Manatap nanar masa depannya.

Dikutip dari kompas.com, Andi salah seorang guru honorer yang terdampak kebijakan cleansing tersebut menjelaskan, permasalahan yang dihadapi guru honorer lantaran adanya jenjang jenis guru.

“Ada guru honor lah, guru PPPK, guru ASN. Kapan setaranya ini guru? Guru ya guru saja, enggak usah ada stratifikasi sosial tingkatan,” ujar Andi saat ditemui di kantor YLBHI, Menteng, Jakarta Pusat, Rabu (17/7/2024).

“Problematika guru honor tidak selesai-selesai. Setiap ganti menteri, setiap ganti pejabat selalu saja yang dikorbankan guru, selalu saja yang dibentrokkan guru,” tambahnya.

Andi khawatir kejadian ini akan membuat masa depan dunia pendidikan di Indonesia suram.

Sebab, Indonesia bakal kekurangan guru.

“Kami khawatir 5-10 tahun ke depan lulusan sarjana pendidikan tidak ada yang mau jadi guru,” tandasnya. Andi.

Sumber: Warta Kota
Halaman 1 dari 3
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved