Kriminalitas

Kapolri Akui Pembuktian Awal Kasus Vina Cirebon Tidak Didukung Scientific Crime Investigation

Pembuktian awal kasus tersebut yang tak mengedepankan scientific crime investigation itu menimbulkan persepsi negatif di masyarakat.

|
Penulis: Ramadhan LQ | Editor: murtopo
Istimewa
Viral Beredar Video Kapolri Minta Anak Buahnya yang Tak Sanggup Tangani Kasus Vina Cirebon Mundur 

Laporan Wartawan Wartakotalive.com, Ramadhan L Q 

TRIBUNNEWSDEPOK.COM, JAKARTA - Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo mengakui, pembuktian awal kasus pembunuhan Vina Dewi (16) dan Muhammad Rizky alias Eky (16) di Cirebon, Jawa Barat, tak mengedepankan scientific crime investigation.

"Pada kasus pembunuhan Vina dan Eky, pembuktian awal tidak didukung dengan scientific crime investigation," ujar Listyo, lewat amanatnya yang dibacakan Wakapolri Komjen Agus Andrianto di hadapan wisudawan STIK-PTIK, Kamis (20/6/2024).

Pembuktian awal kasus tersebut yang tak mengedepankan scientific crime investigation itu menimbulkan persepsi negatif di masyarakat.

"Terdakwa mengaku diintimidasi, korban salah tangkap, dan penghapusan dua DPO yang dianggap tidak profesional," ucapnya.

Listyo Sigit kemudian mengingatkan para penyidik untuk mengedepankan hal tersebut saat menangani suatu perkara.

"Menjadi penyidik yang profesional dan terhindar dari perbuatan menyimpang, mengedepankan scientific crime investigation dalam pengungkapan perkara, bukti harus terang dari cahaya, lebih terang dari cahaya," kata dia.

Baca juga: Makin Rumit, Ini Ultimatum Kapolri untuk Anggotanya yang Menangani Kasus Pembunuhan Vina Cirebon

Ia mencontohkan pengungkapan kasus pembunuhan dokter Mawartih Susanti di Nabire, Papua Tengah.

"Berdasarkan scientific crime investigation, pelaku berhasil diidentifikasi dengan hasil pengujian sampel DNA pada barang bukti," tuturnya.

Listyo juga mengingatkan kepada penyidik untuk melakukan penegakkan hukum secara transparan serta dapat dipertanggungjawabkan melalui penyidikan berdasarkan scientific crime investigation guna mengungkap suatu perkara.

Baca juga: Humas Mabes Polri Sebut Iptu Rudiana Pernah Diperiksa Propam Terkait Kasus Vina Cirebon

"Hindari pengambilan kesimpulan penanganan perkara secara terburu-buru, sebelum seluruh bukti dan fakta lengkap dikumpulkan yang tentunya melibatkan ahli pada bidangnya," kata dia.

"Lakukan komunikasi publik secara proaktif, informasikan perkembangan penanganan perkara dengan melibatkan pihak terkait seperti ahli, akademisi, dan stakeholder terkait," sambungnya.

Mabes Polri Ungkap Hasil Visum Kematian Vina dan Eky

Keterangan Iptu Rudiana ketika di BAP saat kejadian tewasnya Vina dan Eky pada 27 Agutsus 2016 kembali menjadi sorotan setelah Mabes Polri mengungap Hasil visum terhadap Vina Dewi (16) dan Muhammad Rizky (16) atau Eky.

Dalam keterangannya di BAP Iptu Rudiana tak percaya kalau anaknya dan Vina tewas karena kecelakaan tunggal.

Pasalnya Iptu Rudiana mengaku melihat ada luka bekas senjata tajam di tubuh Eky dan Vina.

Setelah delapan tahun berselang Mabes Polri mengungap Hasil visum terhadap Vina Dewi (16) dan Muhammad Rizky (16) atau Eky, korban pembunuhan di Cirebon, Jawa Barat.

Kadiv Humas Mabes Polri Irjen Sandi Nugroho menuturkan bahwa dari hasil visum menunjukkan keduanya mendapat perlakuan yang sadis.

"Kalau bisa kami ungkap sedikit dari hasil visum, di mana lukanya cukup parah," kata Sandi, kepada wartawan pada Rabu (19/6/2024).

"Leher patah, mohon maaf, ada rahang atas dan bawah juga patah. Ada luka terbuka akibat senjata tajam dimungkinkan di sana akibat benda tumpul juga ada," sambungnya.

Atas peristiwa yang terjadi pada 2016 tersebut, Eky lantas dinyatakan meninggal dunia di lokasi kejadian, sedangkan Vina masih hidup ketika kejadian.

Adapun Vina bahkan sempat dilarikan ke rumah sakit sebelum akhirnya turut meninggal dunia.

"Pada waktu itu, untuk korban ananda Vina masih dalam keadaan hidup, jadi dilarikan ke rumah sakit," tutur dia.

Keterangan Iptu Rudiana saat BAP

Dalam keterangannya di BAP Iptu Rudiana saat kejadian tewasnya Vina dan Eky, pada 27 Agutsus 2016 sedang berada di rumah.

Ia lalu mendapatkan telepon dari Aiptu Sulaeman sesama Polisi yang memberitahukan bahwa anaknya berada di RSUD Gunung Jati.

"Selanjutnya saya langsung berangkat menuju kamar mayat RSUD Gunung Jati, dan setelah saya sampai ternyata benar mendapati bahwa anak saya tersebut sudah meninggal dunia, " ucap Iptu Rudiana dalam keterangan BAP 2016.

"Di mana pada saat itu informasi yang saya dengar saat itu bahwa anak saya tersebut meninggal dunia akibat kecelakaan tunggal di Jalan Flyover Jembatan Layang Desa Kecomberan Kabupaten Cirebon, " imbuhnya.

Iptu Rudiana kala itu tak percaya kalau anaknya dan Vina tewas karena kecelakaan tunggal.

Pasalnya Iptu Rudiana mengaku melihat ada luka bekas senjata tajam di tubuh Eky dan Vina.

"Namun setelah saya melihat adanya luka tusuk di bagian dada depan sebelah kiri dan saya melihat korban Vina teman anak saya juga mengalami luka robek sabetan senjata tajam di bagian paha sebelah kiri dan di punggung,"

"Saya curiga penyebab kematian anak saya dan Vina bukan karena kecelakaan tunggal kemungkinan dibunuh," kata Iptu Rudiana dalam keterangan BAP 2016 Silam.

Dalam Keterangan BAP, setelah dari kamar mayat selanjutnya Iptu Rudiana mendatangi Polsek Talun untuk mencari informasi dan melihat kondisi sepeda motor Eky yang diamankan.

Iptu Rudiana semakin yakin Eky dan Vina bukan korban kecelakaan tunggal, pasalnya sepeda motor anaknya tidak mengalami kerusakan.

"Namun saya semakin yakin bahwa penyebab kematian anak saya bersama dengan temannya tersebut bukan karena kecelakaan, karena kondisi fisik sepeda motor masih mulus, " ucap Iptu Rudiana dalam BAP.

Iptu Rudiana kemudian mewawancarai sejumlah teman-teman Eky.

"Selanjutnya saya mencari informasi kembali ke teman teman anak saya tersebut," kata Iptu Rudiana.

Yang mengejutkan di BAP, Iptu Rudiana mengaku bersama rekannya menangkap sendiri para pelaku di depan SMPN 11 Kota Cirebon.

"Selanjutnya saya bersama dengan rekan rekan saya langsung mencari keberadaan para pelaku tersebut sampai akhirnya saya bersama dengan rekan rekan saya berhasil mengamankan para pelaku yang sedang berkumpul di depan SMPN 11 Kota Cirebon, sebanyak 8 orang dan selanjutnya saya bawa ke Polres Cirebon Kota untuk di Interogasi,"

"Dimana hasil interogasi saya dapatkan bahwa yang melakukan pembunuhan terhadap anak saya dan temannya (Vina) berjumlah kurang lebih 11 orang sehingga selanjutnya saya bersama dengan rekan saya langsung melakukan pencarian keberadaan ke 3 pelaku lainnya, namun ke 3 pelaku tersebut sudah kabur dari rumahnya," kata Rudiana dalam keterangan BAP 2016.

Bahkan dalam BAP tersebut Iptu Rudiana menanyakan alasan dari pelaku melakukan pembunuhan terhadap anaknya dan temannya Vina.

Saat itu Iptu Rudiana menjelaskan dari hasil interogasinya bahwa pelaku hanya ingin menunjukkan eksistensi sebagai geng motor.

"Dari hasil interogasi yang saya lakukan alasan para pelaku melakukan perbuatannya tersebut hanya ingin menunjukkan eksistensi sebagai anak berandalan bermotor Moonraker (M2R).,"

"Dan setahu saya anak saya tersebut tidak memiliki masalah dengan anak geng motor manapun karena anak saya bukan anak geng motor," katanya.

Sumber: Warta Kota
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved