Penelitian UI
Peneliti UI Ungkap Bakteri E.coli di Sungai Brangbiji Resisten Antibiotik, STBM Harus DIterapkan
Program Sanitasi Berbasis Masyarakat (STBM) harus diterapkan. Peneliti UI Ungkap Bakteri E.coli di Sungai Brangbiji Resisten Antibiotik.
TRIBUNNEWSDEPOK.COM, JAKARTA - Dua fakultas dari Universitas Indonesia (UI), yakni Program Studi Teknik Lingkungan (PSTL) Fakultas Teknik (FT) dan Departemen Mikrobiologi Fakultas Kedokteran (FK) melakukan penelitian bertajuk Implementasi One Health di Sektor Peternakan Ruminansia.
Integrasi Water, Sanitation and Hygiene (WASH) dan Biosecurity untuk Pencegahan Infeksi Bakteri Antimicrobial Resistance terhadap Masyarakat Peternak.
Penelitian ini juga dilakukan bersama dengan program studi Teknik Lingkungan dan program studi
Ilmu Komunikasi Universitas Teknologi Sumbawa (UTS).
Dengan dukungan dana dari Basis Informasi Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (BIMA) Kemdikbudristek, tim penelitian ini berfokus untuk memperkuat pengetahuan masyarakat peternak dalam
berperilaku sehat melalui Program Sanitasi Berbasis Masyarakat (STBM).
Baca juga: Cerita Mahasiswa Asing UI Memahami Budaya Puasa di Indonesia, Mahasiswa Jepang Sampai Puasa
Penelitian sudah dilakukan pada Agustus hingga Desember 2023 di sepanjang Sungai Brang Biji, Sumbawa.
Sungai ini memiliki panjang utama 33.2km yang bermuara dari Teluk Sumbawa menuju ke Laut Flores dan melewati 7 Desa di Kab. Sumbawa.
Keberadaan sungai ini sangat penting bagi masyarakat di sepanjang sungai tersebut karena digunakan untuk
kebutuhan sehari-hari, seperti mandi, cuci, dan kakus (MCK).
Dari penelitian yang telah dilakukan, tim mendapatkan gambaran eksisting perilaku masyarakat peternak
berdasarkan penerapan STBM oleh pemerintah Kabupaten Sumbawa dalam kurun lima tahun terakhir.
Baca juga: Ramadan Berkah, ILUNI UI Bagikan 3.823 Paket Sembako ke Karyawan UI dan Warga Sekitar
Kabupaten Sumbawa dipilih karena mewakili kegiatan peternakan di Indonesia Timur dengan jumlah rumah tangga
usaha peternak (RUTP) sebanyak 0.64 persen dibanding jumlah RUTP di seluruh Indonesia.
Masyarakat Sumbawa pada umumnya dan masyarakat peternak pada khususnya sangat bergantung pada
ekosistem Sungai Brangbiji.
Sebab sungai itu tidak hanya digunakan utuk MCK, namun untuk kegiatan irigasi pertanian.
Kemudian peternakan sapi, kerbau, dan kuda.
"Peternakan dibudidayakan secara ekstensif maupun semi-ekstensif di bantaran Sungai Brangbiji oleh masyarakat peternak merupakan pembeda dibanding masyarakat peternak di bantaran sungai lainnya di Indonesia,” ujar Edi Nusantara, S.Sos., MT, Kepala Bappeda Kabupaten Sumbawa pada acara diseminasi penelitian Kantor Bappeda Kab. Sumbawa (27/3/2024).
Baca juga: Kucurkan Dana hingga Rp 600 Juta, Iluni UI Bagikan 3.549 Paket Sembako Ramadan
Diseminasi ini dihadiri oleh berbagai pemangku kepentingan di Kab. Sumbawa, yakni Bappeda Kab. Sumbawa,
Dinas Peternakan Kab. Sumbawa, Camat Kec. Sumbawa, Lurah Desa Pekat, Lurah Desa Brang Bara, Lurah
Desa Samapuin, Lurah Desa Lempeh, Lurah Desa Lempeh, Lurah Desa Brang Biji, Yayasan Plan International
Indonesia, Forum Pengelolaan Sumber Daya Air Terpadu (PSDAT) Kab. Sumbawa, serta tim peneliti UI dan
tim peneliti UTS.
Ketua Program Studi Teknik Lingkungan FTUI Dr. Cindy Rianti Priadi, ST., MSc., menyampaikan bahwa dampak
kesehatan yang yang timbul akibat tidak menerapkan STBM dapat sangat serius, baik bagi lingkungan maupun
masyarakat.
Buang air besar sembarangan dan air limbah yang tidak diolah dapat mencemari pasokan air dan mendukung penyebaran penyakit diare seperti kolera.
Kaum rentan yang dapat terpapar penyakit kolera menurut UNICEF adalah anak-anak. Seperempat dari semua anak di bawah usia lima tahun di Indonesia menderita diare.
Baca juga: Dosen FEB UI Ungkap Cara Replikasi Kondisi Ekonomi Ramadan di Bulan Lain
Orang dewasa pun juga dapat terpapar diare akibat air untuk MCK sudah terkontaminasi oleh bakteri tinja, salah satunya E. coli.
Menurut Edi Nusantara, penelitian ini sejalan dengan hasil studi rutin yang telah dilakukan oleh Bappeda.
Ia juga menyampaikan informasi tambahan mengenai kondisi sosial budaya masyarakat peternak di bantaran
Sungai Brangbiji.
“Mayoritas suku yang tinggal di sepanjang Sungai Brangbiji bukan dari suku setempat, sehingga nilai-nilai dan norma yang diyakini berbeda dengan suku asli Samawa. Kondisi ini menyebabkan komunikasi dengan peternak yang tinggal di bantaran sungai sulit dilakukan.”
Bakteri E.coli Resistan Antibiotik
Salah satu anggota peneliti PSTL FTUI, Dr. Iftita Rahmatika, ST., M.Eng., menambahkan bahwa masyarakat
peternak maupun masyarakat umum yang tinggal di sekitar Sungai Brangbiji dapat terpapar bakteri asal tinja
yang sering dijumpai sebagai indikator kualitas air, yakni E. coli.
Bahkan saat ini E. coli yang resistan terhadap antibiotik, terutama yang berasal dari golongan beta laktam, secara langsung maupun tidak dapat memapar ke dalam tubuh manusia melalui pemakaian air sungai untuk MCK.
"Mereka yang terpapar akan sulit disembuhkan dengan pengobatan antibiotik yang biasa diberikan karena sudah mengalami kekebalan terhadap antibiotik, akibatnya resiko kematian semakin tinggi.”
Survei kualitas air dengan parameter E. coli yang resistan terhadap golongan beta laktam juga telah dilakukan
di titik-titik yang mewakili 7 Desa dilewati Sungai Brangbiji.
Baca juga: 2.105 Calon Mahasiswa UI Jalur SNBP 2024 dari 893 Sekolah di 38 Provinsi, Ada 265 Orang Pemegang KIP
Survei bertujuan untuk menguatkan dugaan tercemarnya Sungai Brangbiji akibat kegiatan kegiatan antropogenik.
Berdasarkan hasil survei tersebut, E. coli yang resistan terhadap golongan beta laktam ditemukan pada 24 persen titik survei.
Dekan FTUI, Prof. Dr. Heri Hermansyah, S.T., M.Eng., IPU., berharap hasil penelitian tim dapat memberi
informasi bagi pemegang kebijakan program STBM.
Ada beberapa poin masukan dari tim perlu diperhatikan dan ditingkatkan kedepannya. Di antaranya komunikasi yang belum tepat mengenai penyadaran keberlanjutan program STBM terhadap masyarakat peternak maupun masyarakat umum di sepanjang Sungai Brangbiji.
Lalu, kurangnya aplikasi teknologi untuk penanganan ekskreta ternak. Dengan demikian pemegang kebijakan perlu
berkomitmen untuk mendanai program STBM yang berasal dari sumber anggaran pemerintah maupun nonpemerintah.
Peneliti UI Ungkap Pengaruh Segel Tutup Botol Minuman Kemasan Terhadap Kesehatan |
![]() |
---|
Temukan Antibodi Berikan Perbaikan Kognitif Penyakit Alzheimer, Mahasiswa FKUI Juara 1 JakNews 2025 |
![]() |
---|
UI Ciptakan Alat Pemurniaan Air Lebih Unggul, Air Hujan dan Banjir serta AC Bisa Diminum |
![]() |
---|
Dari Kulit Kakao Guru Besar UI Ungkap Indonesia Bisa Mandiri dan Jadi Eksportir Bahan Baku Farmasi |
![]() |
---|
Guru Besar UI Ungkap MTQ Simbol Politik Merangkul Elemen Islam dalam Upaya Pembangunan Nasional |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.