Berita UI

Dosen FEB UI Ungkap Cara Replikasi Kondisi Ekonomi Ramadan di Bulan Lain

Zahra Kemala Nindita Murad, Ph.D Dosen FEB UI Ungkap Cara Replikasi Kondisi Ekonomi Ramadan di Bulan Lain

Editor: dodi hasanuddin
Humas dan KIP UI
Dosen FEB UI Ungkap Cara Replikasi Kondisi Ekonomi Ramadan di Bulan Lain 

Di sisi lain, peningkatan aktivitas ekonomi selama Ramadan dapat memberikan dampak positif pada sektor terkait lainnya, seperti transportasi, logistik, dan jasa keuangan.

Menurut Zahra, perputaran uang saat Ramadhan tidak hanya disebabkan oleh Tunjangan Hari Raya
(THR), tetapi didukung beberapa faktor lainnya, seperti peningkatan konsumsi, zakat dan sedekah,
belanja peralatan dan baju lebaran, serta promosi dan diskon.

Baca juga: Syiar Ramadhan UI 2024, Bang Yahya: Dapur Dapat Tingkatkan Rasa Cinta Terhadap Budaya Indonesia

Momen berbuka puasa sering dijadikan ajang pertemuan kerabat, teman, atau partner bisnis, sehingga pengeluaran menjadi lebih tinggi.

Mendekati Idul Fitri, umat muslim membeli berbagai keperluan, sehingga aktivitas belanja dan
perputaran uang di sektor ritel dan pasar tradisional meningkat.

Selain itu, tawaran promosi dan diskon selama Ramadhan menjadi daya tarik tersendiri bagi konsumen.

Replikasi Kondisi Ekonomi di Luar Ramadan

Zahra menuturkan bahwa kondisi ekonomi yang sangat menguntungkan saat Ramadhan cukup sulit
untuk direplikasi di waktu lain karena kecenderungan demografi Indonesia lebih merayakan hari raya
Islam dibandingkan hari raya lain.

Meski begitu, tetap ada kemungkinan untuk menciptakan kondisi ekonomi serupa di luar Ramadhan.

Di Indonesia terdapat kondisi yang sama seperti bulan Ramadhan, yakni libur panjang saat Natal dan Tahun Baru (Nataru) atau libur sekolah.

Pada rentang waktu itu, dapat terjadi peningkatan konsumsi secara nasional walau dampaknya terhadap industri rumahan tidak terlalu signifikan.

Pada kondisi tersebut, peluang untuk meningkatkan kontribusi industri rumahan masih ada.

Sebagai contoh, pada musim Nataru, industri rumahan dapat membuat produk kriya sebagai dekorasi dan hadiah natal, produksi makanan dan kue natal, jasa pelayanan, serta hiburan.

Baca juga: Senat Akademik UI Tetapkan 6 Majelis Wali Amanat UI dari Unsur Masyarat 2024-2029, Ada Dirut Garuda

Contoh lainnya, industri rumahan pada musim libur sekolah bisa berupa jasa pengasuhan anak, les privat atau bimbingan belajar dan penjualan produk anak.

Lalu katering/makanan siap saji, penjualan kebutuhan sekolah, dan industri pakaian,” ujar Zahra.

Untuk menciptakan kondisi ekonomi serupa di luar Ramadhan, menurut Zahra ada beberapa langkah
yang dapat dilakukan oleh pemerintah dan pihak pemangku kepentingan.

Halaman
123
Berita Terkait
  • Ikuti kami di

    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved