Pencabulan
Dilaporkan Atas Kasus Pencabulan, Edie Toet Hendratno Malu Dihina dan Bersiap Ambil Langkah Hukum
Ia turut menyinggung setiap peristiwa atau kejadian yang bersifat fiksi tentunya memiliki konsekuensi hukum
TRIBUNNEWSDEPOK.COM, KEBAYORAN BARU - Kasus dugaan pencabulan yang dilakukan Rektor Universitas Pancasila Edie Toet Hendratno terus bergulir.
Banyaknya kabar mengenai pemberitaan tersebut membuat Edie Toet Hendratno keluar ke hadapan publik memberikan klarifikasinya.
Didampingi para kuasa hukum, pria paruh baya yang kini dinon aktifkan sebagai Rektor Universitas Pancasila ini membeberkan perkara tersebut dari pandangannya.
Melalui tim kuasa hukumnya, Edie Toet Hendratno berencana melakukan upaya hukum terhadap pelaporan yang dilayangkan RZ dan DF yang mengaku memjadi korban pencabulan dirinya.
Baca juga: Dituduh Cabuli Karyawati Universitas Pancasila, Edie Toet Hendratno: Menistakan Harkat dan Martabat
Kuasa hukum Edie Toet Hendratno, Raden Nanda Setiawan menuturkan, upaya hukum itu akan dilakukan dalam beberapa hari ke depan.
"Melakukan langkah-langkah hukum lain terhadap hal ini untuk membela kepentingan klien kami, apa yang kami lakukan mungkin bisa ditunggu beberapa hari ke depan," kata dia saat konferensi pers di Kawasan Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Kamis (29/2/2024).
Raden mengatakan, pihaknya akan segera mempersiapkan langkah hukum tersebut, untuk membela kepentingan Edie Toet Hendratno.
"Kami sedang mempersiapkan semuanya, dan kami akan melakukan upaya hukum, untuk membela kepentingan kami," kata dia.
Baca juga: Wanita Pegawai Jasa Kursus Mengemudi Mobil Dibegal di Underpass Cibitung Hingga Terseret 150 Meter
Di sisi lain, Rektor Non-aktif Universitas Pancasila, Edie Toet Hendratno mengaku sedih atas kasus dugaan pelecehan seksual, yang menyeret namanya.
Selama 13 tahun mengabdi sebagai Rektor Universitas Pancasila, Edie mengaku baru kali ini menjadi korban pembunuhan karakter.
"Mungkin bapak ibu enggak bisa menggambarkan kesedihan saya, malu saya dan juga sedih saya karena apa? selama saya mengabdi di dunia pendidikan baru kali ini dijadikan korban pembunuhan karakter," kata dia sata konferensi pers di Kawasan Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Kamis (29/2/2024).
Usai tersandung kasus pelecehan seksual ini, Edie mengatakan selama 2 bulan mendapat hinaan dan cercaan.
Baca juga: Kurir di Depok Ketiban Sial, Motor Beserta Paket Bawaannya Dibawa Kabur Maling
"Selama 2 bulan ini saya mendapat hinaan cercaan tuduhan yang tidak beretika yang itu tidak saya lakukan sama sekali," tutur dia.
Sementara itu, Edie menilai bahwa kasus yang saat ini menjeratnya, dapat menghancurkan nama baiknya.
Tak hanya itu, kasus ini juga menghancurkan prestasi dan karirnya, selama menjadi Rektor Universitas Pancasila.
Baca juga: Gelar Operasi Pekat, Satpol PP Kabupaten Bogor Jaring 18 PSK Online
"Tidak pernah terpikirkan oleh saya ada di titik ini, di titik nadir paling bawah, nama baik saya dipertaruhkan. bukan cuman nama baik saya yang hancur semua prestasi saya tiba-tiba harus lenyap," kata dia kepada wartawan, di Kawasan Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Kamis (29/2/2024).
Tak hanya dirinya yang merasa dipermalukan, kasus dugaan pelecehan ini juga berimbas pada istri dan anak-anaknya.
"Saya punya keluarga saya punya istri, anak yang sudah besar. Bisa dibayangkan betapa mereka sedih dan malu ayahnya diperlakukan seperti ini," tutur dia.
Baca juga: Thariq Halilintar Terancam Gagal Masuk DPRD Jawa Barat, Ini Perolehan Suaranya di Kabupaten Bogor
Atas hal ini, dia bersama kuasa hukumnya, akan menelusuri terkait motif terduga korban pelecehan, melaporkan dirinya.
Edie pun menduga, kasus pelecehan ini sengaja dibuat, karena bertepatan dengan pemilihan Rektor Universitas Pancasila.
"Memang saya cari-cari apa motifnya mereka itu, tapi dugaan saya ini karena bertepatan sama pemilihan rektor UP mereka pingin jadi rektor. Saya rektor terpanjang," ungkapnya.
Diketahui sebelumnya, Edie Toet melalui kuasa hukumnya, Raden Nanda Setiawan mengatakan bahwa kasus tersebut tidaklah benar.
Baca juga: Sembilan Produk Kerajinan Kabupaten Bogor Dipamerkan di Inacraft 2024
"Berita tersebut kami pastikan didasarkan atas laporan yang tidak benar dan tidak pernah terjadi peristiwa yang dilaporkan tersebut," ujar Raden, dalam keterangannya, Minggu (25/2/2024).
Ia turut menyinggung setiap peristiwa atau kejadian yang bersifat fiksi tentunya memiliki konsekuensi hukum.
"Namun kembali lagi hak setiap orang bisa mengajukan laporan ke Kepolisian, tapi perlu kita ketahui laporan atas suatu peristiwa fiktif akan ada konsekuensi hukumnya," kata dia.
Terhadap isu hukum atas berita yang beredar tersebut, dia menyampaikan harus menjunjung tinggi prinsip praduga tak bersalah (presumption of innocent).
Baca juga: Rencana Pertemuan Surya Paloh dan Megawati, Nasdem: Belum Ada Tanggal, Tunggu Saja
"Terlebih lagi isu pelecehan seksual yang terjadi 1 tahun lalu, terlalu janggal jika baru dilaporkan pada saat ini dalam proses pemilihan rektor baru," tuturnya.
Lebih lanjut, Raden menuturkan pihaknya menghormati proses hukum yang kini bergulir.
"Saat ini kami sedang mengikuti proses atas laporan tersebut. Kita percayakan kepada pihak Kepolisian untuk memproses secara profesional," ucap dia. (m41)
Pencabulan
Universitas Pancasila
Rektor Universitas Pancasila Edie Toet Hendratno
pelecehan seksual
Dituduh Cabuli Karyawati Universitas Pancasila, Edie Toet Hendratno: Menistakan Harkat dan Martabat |
![]() |
---|
Polisi Tetapkan Gathan Saleh Sebagai Tersangka, Barang Bukti Senjata Api Dibuang ke Sungai Ciliwung |
![]() |
---|
Kurir di Depok Ketiban Sial, Motor Beserta Paket Bawaannya Dibawa Kabur Maling |
![]() |
---|
Elok dan Donna Trio Macan Buka Suara Soal Nanda yang Cuti Panjang, Sudah Dipecat Tiga Bulan Lalu |
![]() |
---|
Diduga Jadi Korban Tabrak Lari, Pemotor Tewas Terlindas Mobil di Jalan Abdul Wahab Sawangan Depok |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.