Berita UI

Indonesia Bebas Karbon 2060, Inilah Solusi Inovatif yang Dilakukan UI

FTUI menggelar Konferensi internasional dua tahunan Quality in Research (QiR) 2023. Kegiatan UI mencerminkan komitmen UI.

Editor: dodi hasanuddin
Humas dan KIP UI
Indonesia Bebas Karbon 2060, Inilah Solusi Inovatif yang Dilakukan UI 

TRIBUNNEWSDEPOK.COM, JAKARTA - Konferensi internasional dua tahunan Quality in Research (QiR) 2023 di Bali, 23- 24 Oktober 2023.

Konferensi yang digelar Fakultas Teknik (FT) Universitas Indonesia (UI) itu dikuti 384 peserta dari 24 negara.

Ke-24 negara tersebut berasal dari berbagai bidang keilmuan dengan latar belakang pendidikan, penelitian, lembaga publik, dan organisasi akan memiliki kesempatan untuk bertukar pikiran dan berdiskusi mengenai perkembangan teknologi di dunia untuk mencapai Net Zero Emission.

Baca juga: Pengamat Politik UI Sebut Gibran Masih Minim Pengalaman, Perlu Rumuskan Visinya Sebagai Cawapres

Tahun ini QiR mengangkat tema “Navigating the Pathway to Achieve Net Zero Emission through
Green Technologies and Policies” yang menekankan urgensi dan pentingnya mengatasi keberlanjutan lingkungan melalui kemajuan teknologi dan keputusan kebijakan strategis.

Perlu diketahui sejak penyelenggaraan pertama pada 1998, QiR menjadi salah satu platform FTUI untuk mendorong perkembangan teknologi dan proses inovatif dalam mendukung pembangunan nasional dan global.

Wakil Rektor Bidang Akademik dan Kemahasiswaan UI, Prof. Dr. rer. nat. Abdul Haris, menjelaskan,
Tema QiR 2023 mencerminkan komitmen mendalam Universitas Indonesia untuk mengatasi isu penting transisi energi dan upaya kolaboratif untuk mencapai emisi nol.

Baca juga: Tim Muda Pergola UI Juara YouC1000 Golf Interleague 2023, Kalahkan 25 Tim

Baik di Indonesia maupun dalam skala global.

"Kami percaya bahwa dengan bekerja keras, kita dapat menciptakan dunia yang lebih berkelanjutan dan bertanggung jawab terhadap lingkungan untuk kepentingan generasi mendatang," kata Prof. Haris.

Dekan FTUI Prof. Dr. Heri Hermansyah, ST., M.Eng., IPU., mengatakan, QiR 2023 bukan hanya sebuah konferensi, melainkan sebuah platform di mana individu-individu dari berbagai latar belakang berkumpul untuk membentuk dan membangun jaringan pengetahuan, inovasi, dan kolaborasi.

384 Makalah Dipresentasikan

Pada Senin (23/10/2024) sebanyak 384 makalah dari 24 negara dipresentasikan. Sebanyak 29 orang pembicara yang juga akademisi dan peneliti terkemuka dari 14 negara juga turut berbagi pengalaman dan pengetahuan pada 82 sesi yang diselenggarakan tahun ini.

Prof. Heri menyampaikan bahwa dalam menghadapi tantangan yang dihadirkan oleh era transisi energi ini, FTUI telah mempersiapkan berbagai strategi dan program dengan cermat.

Di bidang penelitian, UI bangga dengan pencapaian dalam mengembangkan bus listrik, yang
turut menjadi bagian moda transportasi pada pertemuan G20.

Baca juga: UI Sampaikan Hal Ini agar Pemkot Depok Dapat Tingkatkan Layanan Publik

Keberhasilan ini merupakan salah satu contoh dari sekian banyak proyek penelitian, prototipe, dan produk inovatif yang telah dihasilkan FTUI.

"Di bidang pendidikan, kami menawarkan berbagai program studi yang berkaitan dengan transisi energi,” kata Prof. Heri.

Tujuh simposia menjadi wadah dan fokus diskusi dalam konferensi internasional ini.

Ketujuh simposia itu di bidang Teknik Sipil dan Lingkungan, Teknik Mesin dan Maritim, Teknik Kimia, Kesehatan, dan Biologi.

Kemudian Arsitektur dan Pembangunan Lingkungan Berkelanjutan, Teknik Elektro dan Komputer,
Teknik Metalurgi dan Material, serta Teknik Industri dan Sistem.

Gandeng Universitas Pertahanan

Tahun ini, FTUI menggandeng Universitas Pertahanan sebagai Co-Host dalam penyelenggaraan QiR.

Letnan Jendral Jonni Mahroza, Ph.D., Rektor Universitas Pertahanan RI menyampaikan bahwa keynote
speech terkait tantangan dalam mencapai net zero emission dari sudut pandang pertahanan dan
keamanan energi untuk Indonesia.

Upaya-upaya mencapai net zero emission pada Industri militer dilakukan melalui berbagai cara.

Di antaranya berkolaborasi dengan negara lain dalam pengembangan teknologi dan praktik terbaik guna mengurangi dampak lingkungan dari operasi militer.

Kemudian melacak dan melaporkan emisi karbon secara transparan, dan mendukung penelitian dan pengembangan teknologi yang membantu mengurangi emisi.

”Penggunaan teknologi energi ramah lingkungan dan Green Defense serta Misi Perdamaian Iklim
merupakan upaya penting yang harus dikembangkan secara berkelanjutan di lingkungan pertahanan
dan keamanan," kata Letnan Jendral Jonni Mahroza.

Pembahasan terkait teknologi hijau dan inovasi menuju net zero emission juga disampaikan oleh
ketiga plenary speakers QiR 2023 yang terdiri atas Prof. Seeram Ramakrishna dari National
University of Singapore.

Lalu, Prof. Niall Mac Dowell dari Imperial College London, dan Prof. Widodo Wahyu Purwanto dari UI.

Ketiganya merupakan pakar di bidang energi dan energi terbarukan dari tiga institusi pendidikan terkemuka di dunia.

QiR 2023 juga berkolaborasi dengan the 8th International Symposium on Biomedical Engineering
(ISBE), dan The 7th International Tropical Renewable Energy Conference (ITREC).

Kemudian The 4th International Conference on Smart City Innovation (ICSCI), dan the 3rd CSID-AUN SCUD International Conference on Sustainable Infrastructure and Urban Development (CAIC-SIUD).

Berita Terkait

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved