Pengmas UI

Langka, Kampoeng Dolanan Nusantara di Magelang Dapat Pendampingan dari Makara Art Center UI

Kampoeng Dolanan Nusantara yang terletak di Dusun Sodongan, Magelang dapat pendampingan dari Universitas Indonesia.

Editor: dodi hasanuddin
Humas dan KIP UI
Langka, Kampoeng Dolanan Nusantara di Magelang Dapat Pendampingan dari Makara Art Center UI 

TRIBUNNEWSDEPOK.COM, JAKARTA - Kampoeng Dolanan Nusantara dibuka pada tahun 2013.

Kampoeng Dolanan Nusantara yang terletak di Dusun Sodongan, Desa Bumiharjo, Kecamatan Borobudur, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah.

Dusun Sodongan sendiri berada di sisi utara Candi Borobudur, kurang lebih dua kilometer dari candi.

Konsep Kampoeng Dolanan Nusantara ini sendiri adalah memadukan konsep bermain permainan tradisional atau dolanan di suasana asli pedesaan.

Baca juga: Diteriaki "Kalau Jadi Pemimpin Mau Ngutang Enggak", Ganjar Pranowo Tantang Mahasiswa UI Bertemu

Kampung tersebut merupakan salah satu komunitas adat yang berhasil mengumpulkan kembali seni dan tradisi masa lalu yang kini mulai hilang.

Mereka mampu menghidupkan kembali berbagai kesenian, mulai dari permainan anak tradisional hingga kesenian tari dan musik rakyat Magelang.

Namun, meski kesenian rakyat berhasil dihidupkan kembali, kesenian tersebut masih dinikmati oleh
kalangan masyarakat sekitar saja.

Oleh karena itu, untuk memperluas daya jangkau kesenian daerah hingga ke masyarakat internasional, Universitas Indonesia (UI) melalui Makara Art Center (MAC) melakukan pendampingan pada komunitas adat Kampoeng Dolanan Nusantara.

Baca juga: Mahasiswi UI Cecar Ganjar Pranowo Isu Konflik Agraria, Kisruh Pulau Rempang Jadi Sorotan 

Rangkaian kegiatan pendampingan itu dilaksanakan pada 15–16 September 2023, di Kampoeng Dolanan Nusantara, Kabupaten Magelang.

Benda Langka

Kepala MAC UI, Dr. Ngatawi Al-Zastrouw, yang menjadi ketua pelaksana kegiatan tersebut menyebut bahwa upaya pendampingan pada komunitas adat perlu dilakukan karena saat ini, seni dan budaya daerah masih menjadi “benda langka”.

Padahal, menurutnya, jika dimanfaatkan dengan baik, kesenian dapat menjadi media edukasi bagi masyarakat, bahkan menjadi “produk komersil” yang mampu membangkitkan perekonomian
masyarakat.

Dalam pendampingan yang dilakukan, Tim MAC UI mendatangkan beberapa narasumber untuk
memberikan pelatihan kepada masyarakat tentang bagaimana mengelola event agar seni lokal dapat dikenal dan dinikmati oleh masyarakat internasional.

Yusuf Muji Raharjo selaku pelaku seni yang menjadi narasumber dalam kegiatan tersebut mengatakan bahwa agar dikenal oleh masyarakat internasional, kesenian harus di-branding dengan tepat.

“Misalnya untuk penamaan Kampoeng Dolanan Nusantara, itu terlalu luas dan tidak mudah dikenal orang. Kita harus memahami apa yang dikenal oleh masyarakat dunia tentang Indonesia. Para wisatawan asing lebih mengenal Bali dan Borobudur daripada Indonesia dan Magelang," kata Yusuf.

Halaman
12
Berita Terkait
  • Ikuti kami di

    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved