Pengmas UI

Survei 54,7 Persen Santri di Depok Terkena Skabies, FKUI Berikan Pengobatan dan Tips Pencegahan

Tim Pengmas FKUI melakukan survei di salah satu pondok pesantren di Depok. Hasilnya 54,7 persen santri terkena skabies dan juga kutu rambut.

Editor: dodi hasanuddin
Humas dan KIP UI
Survei 54,7 Persen Santri di Depok Terkena Skabies, FKUI Berikan Pengobatan dan Tips Pencegahan 

TRIBUNNEWSDEPOK.COM, BEJI - Tim Pengabdian Masyarakat (Pengmas) Fakultas Kedokteran (FK) Universitas Indonesia (UI) melakukan penyuluhan dan pemeriksaan kulit.

Penyuluhan dan pemeriksaan kulit itu dilakukan kepada santri di salah satu pondok pesantren di Kota Depok.

Kegiatan pengmas ini akan dilakukan selama tiga bulan, mulai dari Agustus hingga Oktober 2023.

Baca juga: Depok Sumbang Jabar Masuk Peringkat ke-12 Provinsi Perokok Tertinggi Usia Remaja, FKUI Beri Tips

Kegiatan pertama dilakukan pada 11 Agustus 2023, meliputi penyuluhan dan pemeriksaan kesehatan
kulit kepada 86 santri.

Hal ini dilakukan berdasarkan hasil survei yang dilakukan pada 7 Agustus 2023.

Hasilnya menunjukkan bahwa sebanyak 54,7 persen santri diduga pernah atau menderita skabies.

Data ini bahkan melebihi data prevalensi yang dikemukakan oleh badan kesehatan dunia WHO (World Health Organization), yang menyatakan bahwa prevalensi skabies pada anak-anak bervariasi dari 5 persen hingga 50 persen.

Baca juga: Profil Prof. Junita Indart Guru Besar FKUI Temukan Penyebab Kanker Serviks Meningkat di Indonesia

Skabies atau juga dikenal dengan kudis adalah suatu penyakit infeksi parasit pada kulit yang diakibatkan oleh tungau Sarcoptes scabiei.

Orang yang terkena skabies akan merasa sangat gatal di kulitnya.

Skabies yang tidak diobati dapat menyebabkan penurunan kualitas hidup, karena membuat seseorang sulit berkonsentrasi, mengalami gangguan tidur, dan berpotensi mengalami infeksi kulit lainnya.

Prevalensi skabies yang tinggi, umumnya ditemukan di lingkungan dengan kepadatan penghuni yang
tinggi dalam suatu ruangan atau kamar, seperti kamar santri di pondok pesantren.

Lingkungan pesantren yang padat dan apabila kurangnya kesadaran akan kebersihan di lingkungan pesantren, tentu dapat memicu timbulnya penyakit-penyakit yang berkaitan dengan kulit seperti skabies.

“Berdasarkan pengamatan dan survei awal, umumnya santri menderita gatal-gatal, beberapa di antaranya pernah didiagnosa menderita skabies. Lingkungan pesantren yang kurang terawat kebersihan dan sanitasinya menjadi salah satu penyebab sering timbulnya penyakit kulit di kalangan santri,” ujar Ketua Tim Pengmas FKUI, Sasanthy Kusumaningtyas, S.Si., M.Biomed.

Baca juga: Morotai Punya 17 Dokter Spesialis dan 47 Dokter Umum, FKUI Tingkatkan Kompetensi Tenaga Medis Gratis

Sasanthy menjelaskan, untuk mengurangi dan memberantas terjadinya penyakit kulit, para santri perlu diberi edukasi yang baik dan benar terkait kesehatan kulit dan perilaku hidup bersih dan sehat.

Oleh karena itu, Sasanthy yang juga merupakan salah seorang dosen dari Departemen Anatomi FKUI
mengatakan, pesantren ini dipilih sebagai tempat lokasi pengabdian masyarakat.

Halaman 1 dari 3
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved