Pengmas UI

Survei 54,7 Persen Santri di Depok Terkena Skabies, FKUI Berikan Pengobatan dan Tips Pencegahan

Tim Pengmas FKUI melakukan survei di salah satu pondok pesantren di Depok. Hasilnya 54,7 persen santri terkena skabies dan juga kutu rambut.

Editor: dodi hasanuddin
Humas dan KIP UI
Survei 54,7 Persen Santri di Depok Terkena Skabies, FKUI Berikan Pengobatan dan Tips Pencegahan 

Selain itu, ia juga menyampaikan lokasi pesantren juga dekat dengan kampus UI, sehingga diharapkan manfaat program ini dapat dirasakan langsung oleh masyarakat, dalam hal ini santri di sekitar lingkungan kampus.

Edukasi dan Pemeriksaan Kulit

Materi penyuluhan disampaikan oleh tiga orang narasumber, yaitu dr. Rahmadini, M.Biomed dan dr. Gamael Marcel dari Departemen Anatomi FKUI, dan dr. Sri Wahdini, M.Biomed, Sp. Akp dari Departemen Parasitologi FKUI.

Penyuluhan yang diberikan terkait dengan pengetahuan dasar anatomi kulit manusia dan pengetahuan
terkait skabies yang meliputi informasi terkait penyebab, gejala, cara penularan, cara pengobatan dan
cara pencegahannya yang relevan dengan kondisi di pesantren.

Skabies dan kebersihan suatu lingkungan saling berkaitan satu sama lain. Lingkungan yang bersih meminimalisasi insidensi skabies di pesantren.

Sebaliknya, lingkungan yang tidak bersih memunculkan peluang insidensi skabies yang lebih besar.

Oleh karena itu, pemberian materi terkait Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) diperlukan untuk
melengkapi upaya penyuluhan di pesantren.

Selanjutnya, pemeriksaan kesehatan kulit juga dilaksanakan untuk mendiagnosis skabies.

Hasil pemeriksaan menunjukkan bahwa sebanyak 23,3 persen santri terindikasi menderita skabies.

Penyakit akibat parasit kulit lain juga terdeteksi selama pemeriksaan, yaitu kutu rambut (Pediculosis capitis) yang dialami oleh 44,9 persen santriwati.

Baca juga: Pelajar SMA Jawa dan Bali Sehari Rasakan Sensasinya Jadi Mahasiswa Kedokteran di HUT ke-6 IMERI-FKUI

Oleh karena itu, selain obat skabies, tim pengabdi juga memberikan obat tambahan untuk mengobati kutu rambut.

Pemantauan terhadap pengobatan akan dilaksanakan secara berkelanjutan setiap bulan.

Sasanthy mengatakan, kegiatan pengmas pemberantasan skabies tidak cukup hanya dilakukan dengan satu kali pengobatan saja, perlu upaya lanjutan agar para santri dapat benar-benar terbebas dari
skabies.

“Upaya represi berupa pengobatan, kurang lengkap jika tidak dibarengi dengan upaya preventif.
Oleh karena itu, pada program pengmas bulan berikutnya, santri akan diberi penyuluhan terkait
Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS)," tutur Sasanthy.

"Kader kesehatan yang dibentuk dari perwakilan guru maupun santri akan berperan aktif dalam mengawasi proses penanggulangan skabies dan penerapan PHBS di lingkungan pesantren,”  tambahnya.

Halaman 2 dari 3
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved