Penelitian UI

Atasi Krisis Energi di Masa Depan, Guru Besar FTUI Prof. Imansyah: Jawabannya Konservasi Energi

Kebutuhan energi terus meningkat picu krisis energi masa Depan, Guru Besar FTUI bilang jawabannya konservasi energi.

Editor: dodi hasanuddin
Humas dan KIP UI
Atasi Krisis Energi di Masa Depan, Guru Besar FTUI Prof. Imansyah: Jawabannya Konservasi Energi 

TRIBUNNEWSDEPOK.COM, BEJI - Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik (BPS) 2023, peningkatan populasi penduduk di Indonesia sebesar 1,05 persen dari tahun sebelumnya dan saat ini mencapai 278,69 juta jiwa.

Dengan meningkatnya populasi penduduk maka akan diiringi dengan bertambahnya berbagai kebutuhan hidup dan perkembangan teknologi.

Oleh sebab itu, kebutuhan energi akan terus meningkat seiring dengan perkembangan ekonomi dan pertumbuhan penduduk.

Baca juga: UI Kerja Sama Pengembangan Startup dan Inovasi, Tapi Korea Selatan Akui Krisis Pertumbuhan Penduduk

Hal itu pun menjadi Prof. Dr. Ir. Imansyah Ibnu Hakim, M.A., IPM. gundah gulana.

Dia melakukan penelitian untuk mendapatkan cara bagaimana Indonesia tak akan mengalami krisis energi pada masa depan.

Penelitiannya berjudul “Mindset of Energy Conservation: Konservasi Energi Termal Menuju Masa Depan Berkelanjutan”.

Atas penelitianya itu, dia dikukuhkan sebagai guru besar dalam bidang Ilmu Teknik Konservasi Energi Termal di Universitas Indonesia (UI).

Baca juga: Anak Muda Punya Peluang Jadi Presiden, Ini Kata Dekan FISIP UI Prof. Semiarto Aji Purwanto

Ia menyampaikan bahwa penelitiannya itu dalam upaya mensosialisasikan pentingnya konservasi energi, sehingga dapat berkontribusi dalam mencapai salah satu tujuan pembangunan berkelanjutan atau sustainable development goals (SDGs), yaitu energi bersih dan terjangkau serta penanganan perubahan iklim.

Kebutuhan Energi Makin Meningkat

Prof. Imansyah menyatakan bahwa peningkatan populasi penduduk dan pertumbuhan ekonomi yang dikombinasikan dengan kondisi perubahan iklim global telah mendorong peningkatan kebutuhan energi pendingin di dalam gedung.

Pada wilayah yang mempunyai iklim tropis dengan suhu panas dan kelembaban relatif tinggi, sistem
Heating, Ventilating, and Air Conditioning (HVAC) diperlukan untuk menjaga kenyamanan ruangan
dalam gedung.

Kontrol kelembaban sangat penting untuk menjaga kondisi nyaman dan sehat bagi para penghuni dalam sebuah gedung.

“Tentu, ini berakibat terhadap konsumsi energi untuk pengkondisian udara dalam gedung yang akan
semakin tinggi. Kebutuhan energinya mencapai sekitar 40-60 persen dari total konsumsi energi di gedung,” kata Prof. Imansyah.

Ia menambahkan, menurut ASHRAE Standard 55 (2010), direkomendasikan bahwa suhu dan kelembaban dalam ruangan sebuah bangunan harus dipertahankan pada suhu 23°C dan kelembaban 50 persen.

Baca juga: Temuan Baru UI, Industri Tekstil Sumbang 20 Persen Pencemaran Air Atasinya dengan Limbah Pertanian

Untuk memenuhi persyaratan ini, ada dua jenis metode pendinginan yang dikenal sebagai sistem pendinginan aktif dan pasif.

Halaman 1 dari 3
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved