Andika Perkasa Sebut Jokowi Sering Membuatnya Deg-Degan Selama Jadi Paspampres
Entah berapa banyak ia menyaksikan warga terdorong-dorong, terjepit, hingga tersungkur demi bisa bersalaman dengan presiden
TRIBUNNEWSDEPOK.COM, PALMERAH — Senyum merekah nampak jelas dari wajah seorang Purnawirawan Jenderal Tentara Nasional Indonesia (TNI) Angkatan Darat (AD), Muhammad Andika Perkasa kala membicarakan soal pengalaman kariernya selama 40 tahun.
Ditemui Warta Kota usai menjalani wawancara ekslusif bersama Tribun Network di Gedung Bisnis, Palmerah, Jakarta Barat, Rabu (23/8/2023), Andika mengaku bahwa menjadi komandan pasukan pengaman presiden (Paspampres) adalah hal yang paling berkesan buatnya.
Diketahui, Andika menjadi Komandan Paspampres selama satu tahun tujuh bulan mulai 22 Oktober 2014. Kala itu, dia mengawal Presiden Joko Widodo di periode pertamanya.
Menurut Andika, ada kesan yang berbeda kala ia menjadi Paspamres. Pasalnya, dirinya lebih berfokus kepada pengamanan, bukan hanya tugas kemiliteran sebagaimana biasanya.
Baca juga: Begini Cara Wali Kota Depok Mohammad Idris Ajarkan ASN Loyalitas kepada Pimpinan
Selain itu, ia juga jadi lebih banyak bersentuhan langsung dengan masyarakat, sebab mengikuti ritme kerja presiden.
"Bedanya, kalau jabatan lain bahkan sampai Kasat, sampai Panglima (TNI) itu bidang yang kami geluti militer, tapi kalau Paspampres itu pengamanan," kata Jenderal TNI (Purn) Muhammad Andika Perkasa saat ditemui, Rabu.
"Dan justru kami berhadapan dengan satu orang yang memimpin negeri ini, dan keluarganya dan wakilnya tapi juga dengan masyarakat. Jadi hari-hari berhadapan langsung dengan masyarakat yang menurut saya sensitif," imbuh dia.
Dijelaskan Andika, mengawal seorang presiden jauh lebih menantang lantaran harus mengikuti tugas dan keinginan orang nomor satu di Indonesia itu.
Baca juga: Polres Metro Depok Amankan Barang Bukti 3 Kilogram Sabu dan 302,8 Gram Ganja
"Antara yang diinginkan oleh presiden dan wakil presiden, beliau-beliau ini kan punya visi, punya misi, beliau ingin tampil terlihat oleh masyarakat. Tapi di sisi lain juga beliau itu enggak bisa sebebas-bebasnya berada di tengah-tengah masyarakat karena ada pengamanan yang harus dilakukan," kata Andika.
"Karena beliau bukan hanya menjadi pribadi doang, tetapi beliau sudah menjadi presiden, berarti punya beban dan tanggung jawab," lanjutnya.
Tak jarang, lanjut dia, dirinya yang kala itu berpangkat Mayjen, terkena omel warga yang ingin mendekat kepada Presiden Jokowi.
Entah berapa banyak ia menyaksikan warga terdorong-dorong, terjepit, hingga tersungkur demi bisa bersalaman dengan presiden.
Baca juga: Pembunuhan Berencana Rika Andriyeni dari Sragi, Pekalongan, Motifnya Dendam Kesumat?
Namun meski nuraninya terguncang di posisi yang seperti itu, Andika hanya bisa mengintruksikan agar warga mundur dengan membuat pagar betis.
"Yang kasihan itu kan yang sudah deket sama presiden, tapi tidak dipilih misalnya. Sementara kami harus membentengi dengan pagar betis, tapi dari belakang mereka itu mendorong. Karena yang belakang itu pengennya maju, sehingga kejepit-jepit," jelas Andika.
Lebih lanjut, Andika berujar, tantangan terberatnya kala menjadi Paspampres, bukan saat mendampingi presiden ke tempat-tempat indoor (dalam ruangan), melainkan saat di luar ruangan (outdoor) seperti pasar.
Sebab, situasi di luar ruangan lebih rawan terjadi hal-hal yang tidak diinginkan.
Baca juga: Dua Perampok Minimarket di Cimanggis Diamankan Polres Metro Depok, Seorang Lagi Masih Buron
"Iya kalau acaranya di gedung, di kementerian, di Istana, itu kan semua orang yang hadir di sekitar presiden itu masuk security door, masuk ke metal detector. Lah kalau beliau kegiatan di pasar kan enggak mungkin se-pasar (diberi metal detector) karena beliau (Jokowi) juga enggak mau aktivitas pasar terganggu," ungkap Andika.
"Di pasar tahu sendiri tiap lapak ada pisau minimal satu," imbuhnya.
Sehingga, Andika menggambarkan jika bekerja menjadi komandan Paspampres di era Jokowi laksana sebuah seni.
Dirinya merasa selalu dibuat olahraga jantung setiap hari tanpa ampun.
Baca juga: Dekan FISIP UI Angkat Bicara Soal Undang Anies Baswedan,Ganjar Pranowo dan Prabowo Subianto
"Itu kayak seni, makanya saya bilang enggak bisa dilupakan, karena itu deg-degannya tiap hari," pungkas dia sembari tersenyum semringah.
Untuk diketahui, Andika Perkasa lahir pada 21 Desember 1964 di Bandung, Jawa Barat.
Setelah lulus Sekolah Menengah Pertama (SMA), ia lantas melanjutkan pendidikan di Akademi Militer dan lulus pada 1987.
Dilansir dari Kompas.com, setelah lulus dari akademi militer, Andika langsung bergabung dengan jajaran korps baret merah, Kopassus.
Baca juga: Profil Siswi SMAN 2 Depok Abigail Queencyla Juara 1 Pelajar Pelopor Keselamatan Lalu Lintas Jalan
Kariernya dimulai sebagai komandan peleton hingga berangsur-angsur naik menjadi Dansub Tim 2 Detasemen 81 Kopassus (1991), Den 81 Kopassus (1995), Danden-621 Yon 52 Grup 2 Kopassus (1997), Pama Kopassus (1998), dan Pamen Kopassus (1998).
Pada 2002, Andika diangkat menjadi Danyon 32 Grup 3/Sandha Kopassus. Kembali bertugas dalam waktu singkat, ia kemudian dimutasi menjadi Kepala Seksi Korem 051/WKT Dam Jaya. Belum genap setahun, ia dimutasi dan menjabat sebagai Pabandya A-33 Direktorat A Badan Intelijen Strategis (BAIS) TNI.
Selama bertugas, Andika melanjutkan pendidikan di berbagai universitas. Pada 2003 hingga 2011, ia lulus S-1 sarjana ekonomi dalam negeri itu berada di Washington DC, Amerika Serikat, untuk memperoleh pendidikan militer.
Baca juga: Kaki Balita di Depok Menyangkut di Lubang Tiang Net Bulutangkis, Petugas Damkar Turun Tangan
la meraih tiga gelar S-2 (MA, MSc, MPhil) dan satu gelar S-3 (PhD) dari The George Washington University, National Defense University, Norwich University, dan Harvard University.
Pada 8 November 2013, Andika diangkat menjadi Kepala Dinas Penerangan Angkatan Darat. Pangkatnya pun dinaikkan menjadi brigadir jenderal.
Kemudian pada 22 Oktober 2014, dia dilantik menjadi Komandan Pasukan Pengamanan Presiden (Paspampres). Pangkatnya pun naik menjadi Mayor Jenderal.
Baca juga: Jasa Raharja dan Polisi Pastikan Korban Kecelakaan di Lenteng Agung Tidak Dapat Santunan
Dua tahun ia mengawal Presiden Jokowi, pada 2016 Andika diangkat sebagai Panglima Komando Daerah Militer (Pangdam) XII Tanjungpura.
Kemudian, pada 2018, dia diangkat sebagai Komandan Komando Pembina Doktrin, Pendidikan, dan Latihan Angkatan Darat (Dankodiklatad). Pangkatnya dinaikkan menjadi letnan jenderal.
Tak menunggu waktu lama, Andika kemudian dipercaya menjabat sebagai Panglima Komando Strategis Angkatan Darat (Pangkostrad). la menggantikan Letjen Eddy Rahmayadi yang mundur untuk maju pada pemilu gubernur Sumatera Utara.
Baca juga: Pemkot Depok Kembangkan Ekonomi Kreatif Bidang Media Arts, Akan Kerja Sama dengan Dunia Pendidikan
Kemudian, pada 22 November 2018, Andika dilantik menjadi Kepala Staf TNI Angkatan Darat (KSAD) lewat keputusan Presiden Nomor 97/TNI Tahun 2018 tentang Pemberhentian dan Pengangkatan KSAD. (m40)
Profil Siswi SMAN 2 Depok Abigail Queencyla Juara 1 Pelajar Pelopor Keselamatan Lalu Lintas Jalan |
![]() |
---|
Kaki Balita di Depok Menyangkut di Lubang Tiang Net Bulutangkis, Petugas Damkar Turun Tangan |
![]() |
---|
Dua Perampok Minimarket di Cimanggis Diamankan Polres Metro Depok, Seorang Lagi Masih Buron |
![]() |
---|
Gelar Kuliah Kebangsaan, FISIP UI Undang Ganjar, Anies dan Prabowo |
![]() |
---|
Begini Cara Wali Kota Depok Mohammad Idris Ajarkan ASN Loyalitas kepada Pimpinan |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.