Andika Perkasa Sebut Jokowi Sering Membuatnya Deg-Degan Selama Jadi Paspampres

Entah berapa banyak ia menyaksikan warga terdorong-dorong, terjepit, hingga tersungkur demi bisa bersalaman dengan presiden

Warta Kota/Nuri Yatul Hikmah
Jenderal TNI (Purn) Muhammad Andika Perkasa saat ditemui di Gedung Bisnis Tribun Network, Palmerah, Jakarta Barat, Rabu (23/8/2023). 

Sebab, situasi di luar ruangan lebih rawan terjadi hal-hal yang tidak diinginkan.

Baca juga: Dua Perampok Minimarket di Cimanggis Diamankan Polres Metro Depok, Seorang Lagi Masih Buron

"Iya kalau acaranya di gedung, di kementerian, di Istana, itu kan semua orang yang hadir di sekitar presiden itu masuk security door, masuk ke metal detector. Lah kalau beliau kegiatan di pasar kan enggak mungkin se-pasar (diberi metal detector) karena beliau (Jokowi) juga enggak mau aktivitas pasar terganggu," ungkap Andika.

"Di pasar tahu sendiri tiap lapak ada pisau minimal satu," imbuhnya.

Sehingga, Andika menggambarkan jika bekerja menjadi komandan Paspampres di era Jokowi laksana sebuah seni.

Dirinya merasa selalu dibuat olahraga jantung setiap hari tanpa ampun.

Baca juga: Dekan FISIP UI Angkat Bicara Soal Undang Anies Baswedan,Ganjar Pranowo dan Prabowo Subianto

"Itu kayak seni, makanya saya bilang enggak bisa dilupakan, karena itu deg-degannya tiap hari," pungkas dia sembari tersenyum semringah.

Untuk diketahui, Andika Perkasa lahir pada 21 Desember 1964 di Bandung, Jawa Barat.

Setelah lulus Sekolah Menengah Pertama (SMA), ia lantas melanjutkan pendidikan di Akademi Militer dan lulus pada 1987.

Dilansir dari Kompas.com, setelah lulus dari akademi militer, Andika langsung bergabung dengan jajaran korps baret merah, Kopassus.

Baca juga: Profil Siswi SMAN 2 Depok Abigail Queencyla Juara 1 Pelajar Pelopor Keselamatan Lalu Lintas Jalan

Kariernya dimulai sebagai komandan peleton hingga berangsur-angsur naik menjadi Dansub Tim 2 Detasemen 81 Kopassus (1991), Den 81 Kopassus (1995), Danden-621 Yon 52 Grup 2 Kopassus (1997), Pama Kopassus (1998), dan Pamen Kopassus (1998).

Pada 2002, Andika diangkat menjadi Danyon 32 Grup 3/Sandha Kopassus. Kembali bertugas dalam waktu singkat, ia kemudian dimutasi menjadi Kepala Seksi Korem 051/WKT Dam Jaya. Belum genap setahun, ia dimutasi dan menjabat sebagai Pabandya A-33 Direktorat A Badan Intelijen Strategis (BAIS) TNI.

Selama bertugas, Andika melanjutkan pendidikan di berbagai universitas. Pada 2003 hingga 2011, ia lulus S-1 sarjana ekonomi dalam negeri itu berada di Washington DC, Amerika Serikat, untuk memperoleh pendidikan militer.

Baca juga: Kaki Balita di Depok Menyangkut di Lubang Tiang Net Bulutangkis, Petugas Damkar Turun Tangan

la meraih tiga gelar S-2 (MA, MSc, MPhil) dan satu gelar S-3 (PhD) dari The George Washington University, National Defense University, Norwich University, dan Harvard University.

Pada 8 November 2013, Andika diangkat menjadi Kepala Dinas Penerangan Angkatan Darat. Pangkatnya pun dinaikkan menjadi brigadir jenderal.

Kemudian pada 22 Oktober 2014, dia dilantik menjadi Komandan Pasukan Pengamanan Presiden (Paspampres). Pangkatnya pun naik menjadi Mayor Jenderal.

Baca juga: Jasa Raharja dan Polisi Pastikan Korban Kecelakaan di Lenteng Agung Tidak Dapat Santunan

Sumber: Warta Kota
Halaman 2 dari 3
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved