Berita UI

Kisah Suami Istri Raih Gelar Doktor di UI yang Termotivasi Sang Anak Lulus Duluan dari FTUI

Meraih gelar doktor di UI yang termotivasi sang anak lulus duluan dari FTUI. Inilah kisah suami istri yang mendapatkan beasiswa dari BPI dan LPDP.

Penulis: dodi hasanuddin | Editor: dodi hasanuddin
Humas dan KIP UI
Kisah Suami Istri Raih Gelar Doktor di UI yang Termotivasi Sang Anak Lulus Duluan dari FTUI 

TRIBUNNEWSDEPOK.COM, BEJI - Suami istri yang mendapatkan beasiswa dari BPI dan LPDP  meraih gelar doktor di UI yang termotivasi sang anak lulus duluan dari FTUI.

Dr. Suhartono, S.IP., M.PP dari Fakultas Ilmu Administrasi (FIA) Universitas Indonesia (UI) dan Dr. Anna Armeini Rangkuti, S.Psi., M.Si. dari Fakultas Psikologi (FPsi) UI, meraih gelar doktor dan diwisuda bersamaan pada Wisuda Semester Gasal Tahun Akademik 2022/2023 di Balairung UI, Kampus Depok, pada Jumat (10/3).

Uniknya, pada semester lalu, putra mereka bernama Muhammad Rais Rahmatullah, lulus dari program sarjana Departemen Teknik Sipil, Fakultas Teknik UI (FTUI).

Baca juga: Menteri Investasi Resmi Memberikan Bus Listrik kepada UI, Hanya Ada 5 Unit di Indonesia 

Menurut Dr. Anna, kelulusan Muhammad Rais tersebut memotivasi mereka agar segera lulus.  

Anna memperoleh gelar doktor setelah menyelesaikan penelitian berjudul “Mekanisme Pelemahan Silence Mahasiswa Saksi Kecurangan Akademik melalui Peran Mediasi Seriousness of Academic Cheating dalam Perspektif Pengambilan Keputusan Etis”.

Sementara itu, sang suami lulus setelah merampungkan disertasi berjudul “Tatakelola Proses Perencanaan dan Penganggaran di Pemerintah Pusat (2005–2017): Tinjauan Interaksi Aktor dan Lembaga”.

Pendidikan keduanya didanai oleh pemerintah dalam bentuk Beasiswa Pendidikan Indonesia (BPI) Lembaga Pengelola Dana Pendidikan (LPDP) dan beasiswa dari Setjen Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia (DPR RI).  

Suka Duka

Meski begitu, kesuksesan tersebut bukan tanpa tantangan. Suhartono menyebut mereka harus membagi waktu secara seimbang antara kuliah, penelitian, dan urusan lainnya.

Misalnya, pada Senin–Kamis, mereka fokus pada penelitian disertasi, Jumat mereka fokus pada urusan ibadah sebagai bentuk relaksasi, dan Sabtu–Minggu dialokasikan untuk keperluan keluarga. Jadwal tersebut fleksibel, bisa berubah sesuai dengan situasi dan kondisi.  

Sebagai ibu, Anna mengaku harus mampu menyeimbangkan kewajiban.

“Saya dan suami rasanya tidak mungkin antisosial selama proses tugas belajar, sehingga kami harus bisa mengerjakan tugas disertasi, mengurus keluarga, dan  keluarga besar serta lingkungan sekitar kami. Justru pembagian waktu tersebut membuat hidup kami lebih seimbang dan mengurangi stres akademik yang biasanya menimpa mahasiswa, khususnya mahasiswa doktoral,” ujar Anna.  

Baca juga: UI Bakal Dilibatkan Kembangkan Kendaraan Listrik Berbasis Baterai Usai Terima Hibah Bus Listrik BKPM

Menurutnya, selama menjalani studi S3 banyak hal menyenangkan yang dirasakan.

Sebagai sesama mahasiswa UI, ia bersama suami dan anaknya sering menikmati kebersamaan di kampus, khususnya di beberapa kantin yang ada di UI.

Selain itu, selama menjalani tugas belajar, ia dan suami sering menikmati kebersamaan yang dulunya sangat sulit didapat, karena kesibukan di kantor masing-masing.

Halaman
12
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved