Berita Jakarta

Bayi Berusia Enam Bulan di Cempaka Putih Alami Stunting, Badannya Mengecil

Ketika baru lahir, cucunya memiliki berat badan normal yaitu 3,5 kilogram dan dua bulan kemudian mengalami penurunan.

Editor: murtopo
Warta Kota/Miftahul Munir
Sri Mulyani berdiri di depan rumahnya di kawasan Cempaka Putih RT13/04, Cempaka Putih, Jakarta Pusat sembari menggendong cucu keduanya bernama Rafkah GF Jumat (24/2/2023) 

Laporan Wartawan Wartakotalive.com, Miftahul Munir

TRIBUNNEWSDEPOK.COM, CEMPAKA PUTIH - Sri Mulyani berdiri di depan rumahnya di kawasan Cempaka Putih RT13/04, Cempaka Putih, Jakarta Pusat sembari menggendong cucu keduanya bernama Rafkah GF.

Bayi berusia enam bulan itu sempat dinyatakan oleh dokter di Posyandu dekat pemukimannya mengalami gizi buruk.

Sebab, di usia enam bulan seharusnya berat badannya mencapai enam kilogram, tapi ini baru sekira lima kilogram.

Baca juga: Bocah 4,5 Tahun di Jakarta Alami Gizi Buruk Sejak Usia 9 Bulan, Tak Pernah Dapat Bantuan Pemerintah

Ada rasa khawatir ketika mendegar penyataan dokter dan ia meminta saran serta rujukan untuk memperbaiki gizi cucunya tersebut.

"Disaranin banyak minum susu, ibunya dan saya sempat khawatir," jelasnya kepada Wartakotalive.com Jumat (24/2/2023).

Ketika baru lahir, cucunya memiliki berat badan normal yaitu 3,5 kilogram dan dua bulan kemudian mengalami penurunan.

Anaknya membawa Rafkah ke puskesmas untuk memeriksa gizinya dan kemudian dirujuk ke RSUD Cempaka Putih.

"Badannya mengecil habis lahir, terus sama dokter dikasih susu BBLR supaya berat badannya nambah," ujar Sri.

Baca juga: Miris, Balita Gizi Buruk Ditemukan di Jantung Kota Jakarta, Ada Tiga Kasus Terdata di Sawah Besar

Rumah Kumuh dan Lembab

Anak dan menantu bekerja, Sri setiap hari mengurus cucunya berjumlah dua orang. Tapi cucu pertamanya diakui normal dan tidak pernah alami gizi buruk.

Rumahnyan berada di gang sempit, tembok bagian depan sedikit bolong dan ditutup papan teriplek dari dalam.

Tujuannya supaya tikus tidak masuk ke dalam rumah ketika malam hari.

Atap rumahnya keropos, kayunya tak lagi utuh dan asbes rumah sudah retak, besi pagar dibagian samping sudah berkarat.

Selain itu, genting atap rumahnya selalu mengalami kebocoran ketika hujan turun. Ia terkadang menangis dalam hati melihat kondisi rumahnya seperti ini dan merasa kasihan kepada anak serta cucunya.

Sumber: Warta Kota
Halaman 1/2
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved