Metropolitan

Pemprov DKI Siapkan Langkah Antisipasi Lonjakan Harga Pangan Jelang Nataru

Pemprov DKI Siapkan Langkah Antisipasi Lonjakan Harga Pangan Jelang Nataru

Editor: Dwi Rizki
Warta Kota
Kios beras di Pasar Citayam, Kabupaten Bogor, Jawa Barat pada Senin (12/9/2022) 

TRIBUNNEWSDEPOK.COM, JAKARTA - Pemerintah DKI Jakarta menyiapkan berbagai langkah untuk mengantisipasi lonjakan harga pangan menjelang Peringatan Natal dan Tahun Baru (nataru) 2023.

Selain itu, pemerintah daerah juga berkomitmen menjaga ketersediaan stok pangan, sehingga masyarakat tidak kesulitan mencari kebutuhan pokok saat peringatan nataru.

 

Kepala Dinas Ketahanan Pangan, Kelautan dan Pertanian DKI Jakarta Suharini Eliawati mengatakan, menyampaikan, tren kenaikan harga pangan menjelang Nataru merupakan hal yang terjadi setiap tahun.

Meski begitu, Pemprov DKI Jakarta terus berupaya mengendalikan harga pangan dengan sejumlah langkah. 

Suharini mengatakan, langkah pertama pemerintah daerah melakukan penyediaan dan pendistribusian bahan pangan bagi kelompok masyarakat tertentu.

Seperti penerima Kartu Jakarta Pintar Plus, Kartu Lansia Jakarta, dan Kartu Penyandang Disabilitas dengan target sebanyak 1,1 juta orang.

Pada program ini, masyarakat cukup menyiapkan uang sebesar Rp 126.000 untuk membeli paket beras 5 kilogram, daging sapi 1 kilogram, daging ayam 1 kilogram, telur 1 tray, susu 24 kotak dan ikan kembung 1 kilogram.

Baca juga: UU KUHP Baru Picu Polemik, Nova Eliza: Berguna atau Tidak untuk Masyarakat?

Baca juga: Rinov/Pitha Secara Dramatis Lolos ke Semifinal Kalahkan Thom Gicquel/Delphine Delrue Rubber Game

Kemudian, Pemprov DKI Jakarta juga mengadakan bazar pangan keliling di Kantor Wali Kota/Bupati Administrasi, Kecamatan, Kelurahan, dan rumah susun (rusun).

Selain itu, Pemprov DKI Jakarta juga menyediakan bahan pangan dalam bentuk paket sehingga harga menjadi lebih ekonomis yang bisa didapat di Gerai Pangan Pasar Jaya.

 

“Ada pula pendistribusian beras medium KPSH (Ketersediaan Pasokan dan Stabilisasi Harga) kepada pedagang seharga Rp 8.900, per kg,” ujar Suharini berdasarkan keterangannya pada Sabtu (10/12/2022).

 

Sementara kenaikan harga komoditas cabe, kata dia, tidak hanya disebabkan naiknya permintaan.

Akan tetapi juga disebabkan kenaikan harga produksi. Dia menyebut, kondisi musim hujan meningkatkan biaya ongkos petik cabe dan biaya pemeliharaan hama penyakit.

 

Menurut dia, tantangan yang dihadapi DKI Jakarta adalah keterbatasan lahan produksi pangan.

Untuk menghadapi itu, Pemprov DKI Jakarta mengembangkan pertanian yang berbasis ruang dan memanfaatkan 7 ruang, yaitu rumah susun, lahan kosong, lahan pekarangan dan gang perkampungan, sekolah, gedung, Ruang Publik Terpadu Ramah Anak (RPTRA), dan lahan laut.

 

“Sampai dengan 6 Desember 2022, telah dilakukan penyaluran bibit tanaman produktif sebanyak 3.100.940 bibit termasuk di antaranya bibit cabe," jelas Suharini.

"Masyarakat Jakarta dapat mengajukan permohonan bibit tanaman secara pribadi maupun kelompok melalui openstreetmap.id/dkpkp atau mendatangi 14 lokasi kebun bibit dan Balai Penyuluh Pertanian (BPP) yang ada di DKI Jakarta,” pungkasnya.

Baca Berita Tribunnewsdepok.com lainnya di Google News

 

Sumber: Warta Kota
Berita Terkait

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved