Bom Bandung
Polsek Astana Anyar yang Dibom Berjarak 1,5 Km dengan Saritem Lokalisasi Legendaris di Bandung
Bom bunuh diri adalah model pemboman Polsek Astana Anyar Bandung. Polsek Astana Anyar yang dibom Berjarak 1,5 Km dengan Saritem lokalisasi legendaris.
Penulis: dodi hasanuddin | Editor: dodi hasanuddin
Hal tersebut dibenarkan Ece (28), salah satu calo pekerja seks komersial (PSK) Saritem yang juga sebagai warga di kawasan tersebut.
Ece menyatakan bahwa sepengetahuannya, area prostitusi di Saritem sudah dibuka sejak 1942.
"Wah, sudah lama sekali, sejak saya belum lahir juga sudah mulai dibuka," kata Ece.
Konon, kata Ece, Saritem dijadikan lokalisasi bagi para serdadu Jepang. Para PSK kala itu berjejer, dipajang dengan menggunakan kebaya di setiap rumah.
Baca juga: Pria Terobos Masuk ke Polsek Astana Anyar Saat Apel Pagi, Acungkan Senjata Tajam dan Ledakkan Bom
Kebanyakan PSK tersebut didatangkan dari desa-desa dengan cara ditipu atau dipaksa, meski ada pula yang menawarkan diri secara terang-terangan.
"Saritem dulu menjadi suguhan untuk kolonial Jepang, kemungkinan orang Jepang sendiri yang mendirikan dan mengolanya," kata Ece.
Terpapar Virus Radikal Terorisme
Sementara itu, Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) Komjen Boy Rafli Amar menyayangkan peristiwa ledakan bom bunuh diri yang terjadi di Polsek Astanaanyar, Kota Bandung.
Menurutnya, bom bunuh diri itu merupakan contoh bahwa pelaku terpapar virus radikal terorisme.
"kita menyayangkan. Yang kedua inilah bentuk virus radikal terorisme yang terjadi," ujar Boy dalam rekaman suara yang disebarkan Humas BNPT, Rabu (7/12/2022).
Boy mengatakan, orang-orang yang terpapar virus radikal terorisme kerap menghalalkan segala cara.
Kemudian mereka juga selalu menggunakan kekerasan yang ekstrem.