Persija Jakarta
Cerita Resky Fandi Pemain Muda Persija yang Hampir Jadi Anggota Pemadam Kebakaran di Kampungnya
Resky Fandi hampir menentukan kariernya sebagai petugas pemadam kebakaran di Kota Mamuju, Sulawesi Barat
TRIBUNNEWSDEPOK.COM, DEPOK - Lima tahun lalu atau tepatnya pada 2017, menjadi tahun penentuan bagi seorang Resky Fandi Witriawan.
Sebab, pada periode itu gelandang kelahiran Makassar, 6 September 1999, tersebut nyaris menjadi petugas pemadam kebakaran di Mamuju, Sulawesi Barat.
Semua itu terjadi karena Resky merasa karier sepak bolanya mandek alias tak menemui titik cerah. Usai lulus sekolah pada 2016, dirinya tidak memiliki kegiatan yang produktif.
Aktivitas berlatih sepak bola di SSB Mitra Manakarra sejak kelas 3 SD hingga SMA pun sudah tidak ia jalani.
"Waktu itu tidak ada kerjaan. Saya jadi pengangguran satu tahun setelah lulus sekolah. Saya pun merasa tidak enak kalau selalu minta (kebutuhan) ke orang tua di rumah. Hingga akhirnya saya sempat mendaftar sebagai petugas Damkar di kampung, Mamuju. Saya bahkan sudah mengumpulkan berkas pendaftaran," katanya.
Akan tetapi, sambil menunggu kelanjutan proses di pemadam kebakaran ada momen di mana pelatih Timnas U-19 kala itu, Indra Sjafri, menggelar seleksi pemain di Mamuju. Resky pun terpanggil untuk ambil bagian dalam seleksi tersebut.
"Setelah setahun lulus SMA ada seleksi Timnas U-19 di bawah pelatih Indra Sjafri. Dia pergi ke kampung untuk menggelar seleksi. Alhamdulillah saya terpilih ke Jakarta (pemusatan latihan). Momen itu bagi saya menjadi momen keberuntungan," tutur Resky.
Sempat Minder
Setelah terpilih dalam seleksi Timnas U-19, Resky terbang ke Cijantung, Jakarta Timur, untuk bergabung dengan para pemain muda dari berbagai daerah.
Setelah sempat ingin pindah jalan meninggalkan sepak bola dengan menjadi pemadam kebakaran, ia kembali menemui hasrat yang kuat untuk berkarier di dunia bal-balan.
Tapi, ada tantangan tersendiri yang ia hadapi. Meski sudah bergabung dalam pemusatan latihan Garuda Nusantara, Resky justru merasa tak percaya diri.
"Awal-awal saya datang ke Cijantung, lokasi TC, saya sangat minder. Sebab, postur anak-anak yang lain besar. Wah ini kayanya sulit. Banyak hal-hal detail yang saya baru tahu di TC. Kondisi tersebut membuat saya minder," ujar Resky.
Dirinya merasa tak memiliki modal yang ideal jika dibandingkan dengan pemain-pemain lain. Sebab, Resky datang ke pemusatan latihan Timnas U-19 tanpa memiliki banyak pengalaman ikut turnamen.
"Saya kecewa saat masih kecil kurang kompetisi. Sementara di sini (Jakarta) kompetisinya bagus. Jadi para pemainnya memiliki mental bertanding yang bagus. Saya mental bertandingnya mungkin kurang karena waktu di kampung yang penting bermain happy saja," ucapnya.
Resky bercerita saat masih di SSB, dari kelas 3 SD hingga SMA, hanya beberapa kali ia mengikuti sebuah turnamen besar, yaitu tiga kali Danone Cup dan tiga kali juga di turnamen yang diselenggarakan oleh Yamaha.
Baca juga: Sukses Bersama Dewa United FC, Resky Fandi Lanjut Dipinjamkan ke PSIS Semarang