Metropolitan

Permukiman Sepanjang Kali Angke Rawan Banjir, DPRD DKI Minta Wali Kota Jakbar Turun ke Lapangan

Komisi D DPRD DKI Minta Wali Kota Jakbar Turun ke Lapangan, Tinjau Kali Angke yang Rawan Banjir

Editor: Dwi Rizki
Warta Kota
Petugas Dinas Sumber Daya Air (SDA) DKI Jakarta meninjau Kali Angke, Jakarta Barat pada Rabu (2/11/2022). 

TRIBUNNEWSDEPOK.COM, JAKARTA - Komisi D DPRD DKI Jakarta meminta Wali Kota Administrasi Jakarta Barat Yani Wahyu Purwoko meninjau Kali Angke, Kecamatan Kembangan, Jakarta Barat untuk turun ke lapangan.

Hal ini buntut laporan warga yang khawatir permukimannya terendam banjir akibat musim hujan yang dimulai sejak Oktober 2022 dan diperkirakan berakhir Februari 2023.

 

Sekretaris Komisi D DPRD DKI Jakarta Syarif mengatakan, pemerintah harus menindaklanjuti keluhan warga karena itu bagian dari pelayanan.

Keluhan itu, kata dia, menunjukkan adanya partisipasi masyarakat agar pemerintah bisa merawat Kali Angke dengan baik demi pengendalian banjir.

 

“Kami meminta teman-teman Sumber Daya Air (SDA) dan aparatur setempat (Pemkot Jakbar) untuk turun ke lokasi, apa yang bisa dikerjakan untuk mengantisipasi musim hujan,” kata Syarif pada Minggu (6/11/2022).

Menurut Syarif, keluhan yang paling sering diutarakan masyarakat adalah soal pendangkalan kali akibat sedimentasi lumpur maupun sampah. Persoalan itu yang memicu air kerap meluap ke permukiman warga, karena kapasitas menampung air menjadi kurang.

 

“Kalau untuk urusan sampahnya saya mendesak UPK Badan Air Dinas Lingkungan Hidup untuk mengatasinya, tapi kalau untuk mengurus sirkulasinya air itu SDA yang harus bertanggung jawab,” ujar anggota Fraksi Partai Gerindra ini.

 

Dia mengatakan, Wali Kota bersama para Kepala Suku Dinas (Kasudin) yang fokus pada penanganan dan penanggulangan banjir harus melakukan langkah mitigasi bencana.

Baca juga: Anthony Ginting Sayangkan Kontroversi pada Poin Krusial di Final Hylo Open 2022

Baca juga: Hadirkan Provider XL Dalam Sidang Pembunuhan Brigadir J, Hakim Gali Data yang Disita Penyidik

Selain tinjauan ke lapangan, mereka harus menginventarisir alat berat untuk menghadapi hujan, sehingga ketika digunakan peralatan sudah layak pakai.

 

“Kedua, itu titik-titik evakuasi dan pengungsian harus disiapkan. Kita ini kan dalam setiap mengatasi banjir yang paling penting itu bagaimana mengurangi korban atau nol zero,” imbuhnya.

 

Syarif melanjutkan, para aparatur setempat juga harus memastikan bahwa saluran mikro menuju saluran penghubung (PHB) dalam kondisi baik. Jangan sampai tali-tali air itu mengalami penyumbatan akibat banyaknya sampah dan endapan lumpur.

 

“Saluran mikro atau drainase kota itu harus dipastikan bahwa pendangkalannya sudah bisa diatasi. Air itu kan mengalir dari saluran mikro ke PHB yang ukurannya empat meter ke atas, nah itu pastikan tidak ada hambatan menuju ke DAS (daerah aliran sungai),” jelasnya.

 

Karenanya, Syarif memandang Wali Kota harus menjalin hubungan yang baik dengan lintas organisasi perangkat daerah (OPD) maupun masyarakatnya. Selain itu, Wali Kota juga harus mampu menjembatani aspirasi dan keluhan masyarakat ke tingkat provinsi agar segera ditindaklanjuti.

 

“Kalau penanggulangan banjir kan bisa yang dua hal penting yang dikerjakan, misalnya mengkoordinasikan atau mengecek titik evakuasi dan cek fungsi alat-alat berat, itu bisa. Wali Kota harus bersama-sama sinergi dengan Dinas SDA,” tegasnya.

 

Sementara itu Wali Kota Administrasi Jakarta Barat Yani Wahyu Purwoko belum bisa dikonfirmasi. Pesan singkat dan sambungan telepon dari Warta Kota tidak direspon sampai Minggu (6/11/2022) malam.

 

Diberitakan sebelumnya, warga Kembangan, Jakarta Barat mendesak Pemprov DKI Jakarta untuk menormalisasi Kali Angke yang berada di dekat permukimannya. Mereka juga meminta pemerintah daerah membangun Jalan Inspeksi sebagai jalan alternatif menuju Cengkareng Drain, Jalan Daan Mogot.

 

Warga Puri Permata Media, Kecamatan Kembangan, Jakarta Barat bernama Sriyanto (65) mengungkapkan, sejak tiga tahun lalu permukimannya diterjang banjir akibat luapan Kali Angke. Padahal sejak tahun 1980-an bermukim di sana, dia tidak pernah terendam banjir setinggi 50 sentimeter.

 

“Dulu di sini bebas banjir, tapi sekarang jadi suka banjir kalau air di Kali Angke meluap,” kata Sriyanto pada Rabu (2/11/2022).

 

Sementara Unit Pengelola Pengujian, Penyelidikan dan Pengukuran (UP4) pada Dinas Sumber Daya Air DKI Jakarta terus melakukan inventaris terhadap kondisi kali dan sungai di Ibu Kota. Setelah mendata Kali Krukut di Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, tim telah mengecek kondisi Kali Angke di Kecamatan Kembangan, Jakarta Barat.

 

Hasil keduanya sama, yaitu Kali Angke mengalami pendangkalan dan penyempitan akibat sedimentasi lumpur. Bahkan dari panjang dua kilometer di sektor Kembangan, Kali Angke baru dipasangi sheet pile sekitar 300 meter.

 

Kepala UP4 pada Dinas SDA DKI Jakarta Abdul Rauf Jaffar mengatakan, lebar eksisting Kali Angke kian menyempit dari yang awalnya 28 meter, kini menjadi 15-18 meter. Kemudian kedalaman kali juga semakin dangkal, dari lima meter kini hanya sedalam 1-2 meter saja.

 

“Setelah kami inventarisasi kali ini mengalami pendangkalan dan menyempit, sehingga air hujan rawan meluap dan merendam permukiman warga di wilayah Kembangan,” kata Rauf di lokasi pada Rabu (2/11/2022).

Sumber: Warta Kota
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved