Harga BBM Naik
Tolak Harga BBM Naik, PKS Depok Gelar Flashmob di 11 Titik, Dibentangkan di Jalan Merdeka Sukmajaya
Flashmob dibentangkan di Jalan Merdeka Sukmajaya. Hal itu dilakukan DPC PKS Sukmajaya, Kota Depok sebagai aksi tolak harga BBM naik.
Penulis: Cahya Nugraha | Editor: dodi hasanuddin
TRIBUNNEWSDEPOK.COM,SUKMAJAYA - Tolak harga BBM naik, PKS Depok gelar flashmob di 11 titik, Dibentangkan di Jalan Merdeka Sukmajaya
Sabtu (10/9/2022) DPD Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Kota Depok menggelar aksi flashmob terkait penolakan kenaikan harga BBM di 11 titik di wilayah Kota Depok, Jawa Barat.
Hal itu disampaikan oleh Ketua DPC PKS Sukmajaya, Kota Depok, Mohamad Nur Hidayat yang turut serta terjun menyuarakan aspirasinya.
"Hari ini kita adakan flashmob serentak di 11 Kecamatan atau 11 titik di wilayah Kota Depok, Jawa Barat. Kebetulan hari ini ada di titik Kecamatan Sukmajaya," ucap Nur Hidayat kepada wartawan wartakotalive.com.
Baca juga: Sambangi Warga di Luar Reses, Anggota Fraksi PKS Depok Serap Keluhan Soal Pembangunan Mushola
Nur Hidayat mengungkapkan bahwa aksi Ini diikuti oleh anggota PKS bersama dan masyarakat umum untuk menyuarakan aspirasi menolak kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) .
"Kami sejalan dengan aspirasi dari anggota Dewan kami di tingkat pusat bahwasanya bersama PKS kami menolak dengan tegas kenaikan harga BBM ini di tengah situasi pandemi yang baru aja pulih, tentunya kita sangat kaget akan keputusan ini," kaca Nur Hidayat
"Ekonomi masyarakat berusaha bangkit lalu dikagetkan dengan kebijakan ini," tambahnya.
Pantauan wartawan wartakotalive.com di lokasi, para massa aksi flashmob tersebut membawa poster penolakan harga BBM yang dibentangkan di sepanjang jalan Merdeka, Sukmajaya.
"Untuk jumlah anggota sendiri mungkin sekitar ribuan, untuk satu titik saja kita targetkan 100 bahkan lebih mungkin," ucap Nur Hidayat
Baca juga: Universitas Indonesia UI Lakukan Terebosan Baru Wisuda Jadi Doktor Rieke Diah Pitaloka Ditemani Anak
Ketika ditanya terkait dana bantuan yang diberikan oleh Pemerintah, Nur Hidayat memberikan tanggapannya bahwa Bantuan Langsung Tunai (BLT) tersebut tidak memiliki sifat jangka panjang.
"Sifatnya tidak jangka panjang, sifatnya bukan pencegahan tapi hanya mengobati sementara. Dibandingkan dengan kenaikan harga BBM ini dampaknya panjang maka BLT tersebut tidak seimbang tentunya," katanya
"Bahkan isu sebelum kenaikan BBM saja kebutuhan harga di pasar sudah naik ditambah dengan kenaikan BBM tentunya ini menambah daftar kenaikan harga dibeberapa sektor. Mulai transportasi, industri, pangan dan lain-lainnya," tambahnya.