DPRD Kota Bogor
Atang Trisnanto Minta 3 Hal Ini Dilakukan Pemkot Bogor agar Trem Tak Jadi Kendaraan Hantu
Ketua DPRD Kota Bogor Atang Trisnanto minta 3 hal ini dilakukan Pemkot Bogor agar Trem tak jadi kendaraan hantu.
Penulis: dodi hasanuddin | Editor: dodi hasanuddin
TRIBUNNEWSDEPOK.COM, BOGOR - Atang Trisnanto minta 3 hal ini dilakukan Pemkot Bogor agar Trem tak jadi kendaraan hantu.
Wali Kota Bogor Bima Arya mengeluarkan terobosan untuk mengatasi kemacetan. Pemerintah Kota Bogor akan membuat trem menjadi sarana transportasi di Kota Bogor.
Rencana tersebut mengundang berbagai respon dari berbagai kalangan.
Baca juga: Trem Akan Dibangun di Kota Bogor, Terminal Baranangsiang Jadi TOD
Hal itu pun menjadi masukan bagi Pemkot Bogor.
Oleh sebab itu, Pemkot Bogor menggelar forum group discussion (FGD), Rabu (31/8/2022).
Dalam acara tersebut, hadir Wali Kota Bogor Bima Arya Sugiarto, Ketua DPRD Kota Bogor Atang Trisnanto, dan Direktur Prasarana BPTJ Kemenhub RI Ir. Zamrides.
Kemudian Managing Director & Chief Invesment Officer Indonesia Infrastructure Finance M. Ramdhan Harahap dan Direktur Sarana Perkeretaapian Djarot Tri Wardhono.
Dalam forum tersebut, Atang menyampaikan tiga poin penting terkait rencana pengembangan tram di Kota Bogor.
Dimana pada poin pertama, Atang menilai kondisi tata kota dan transportasi di Kota Bogor sangat luar biasa keruwetannya.
Sehingga, untuk menata Kota Bogor untuk menjadi sebuah sistem yang terintegrasi perlu adanya keberanian dan ketegasan dari para pengambil kebijakan.
“Sebelum mengambil langkah tegas dan berani, perlu dimatangkan kembali secara pemetaan baik itu pemukiman yang ada, kemudian sentra bisnis, perkantoran dan sebagainya dengan kemudian konsep transportasi yang kita punya,” kata Atang.
Baca juga: Pimpin Kick Off Tim Percepatan, Dedie A Rachim Kebut Pembangunan Trem di Kota Bogor
Lebih lanjut, Atang menekankan pemetaan menjadi penting, karena campur tangan pemerintah pusat juga perlu diperhatikan dalam perencanaan transportasi tram di Kota Bogor.
Ia mengambil contoh rencana pemerintah pusat memasukkan LRT ke Kota Bogor, lalu bangkitnya kembali layanan kereta api Bogor - Sukabumi dan keberadaan Commuter Line yang sudah terintegrasi se-Jabodetabek.
“Ini nanti harus ditangkap oleh pemkot untuk disambungkan dengan wilayah di dalam Kota Bogor sendiri. Jangan sampai nanti titik akhir dari LRT misalkan, double track dan stasiun bogor itu tidak nyambung dengan sistem transportasi kita. Kalau misalkan nanti trem mau dibangun, itu harus nyambung dengan stasiun bogor. Tidak hanya misalkan koridor 1 hanya ada di seputar SSA saja,” ujar Atang.
Baca juga: Antisipasi Kendala Operasional KA Imbas Cuaca Ekstrem, PT KAI Siagakan AMUS di 29 Lokasi
Kedua, pria yang tengah mengenyam pendidikan S3 di IPB University ini juga mengingatkan pentingnya pemetaan wilayah permukiman, sehingga keberadaan tram di Kota Bogor tidak menjadi kendaraan hantu yang sepi penumpang.