Berita Nasional

Ustaz Abdul Somad Ditolak Masuk Singapura, Eki Pitung Desak Penjelasan Dubes Singapura

Ustaz Abdul Somad Ditolak Masuk Singapura, Eki Pitung Desak Penjelasan Dubes Singapura : Kalau mereka Nggak Bisa menjelaskan, Keluar dari Jakarta

Editor: Dwi Rizki
Istimewa
Ustaz Abdul Somad (UAS) menikahi Fatimah Az Zahra Salim Barabud di Jombang, Jawa Timur pada Rabu (28/4/2021) 

TRIBUNNEWSDEPOK.COM, JAKARTA - Wakil Ketua Badan Musyawarah (Bamus) Betawi Muhammad Rifky alias Eki Pitung mendesak Duta Besar Singapura untuk Indonesia agar menjelaskan alasan negaranya menolak kedatangan Ustad Abdul Somad (UAS) pada Senin (16/5/2022) lalu.

Sebagai anggota keluarga Kehormatan Kaum Betawi di Jakarta, Eki mengaku tak terima dengan perlakuan yang diberikan Singapura.

 

“UAS adalah ulama yang seharusnya dihormati, kalau mereka nggak bisa menjelaskan, silakan keluar dari tanah Betawi atau Jakarta,” kata Eki pada Rabu (18/5/2022).

Eki berpandangan penolakan UAS masuk Singapura merupakan wujud Islamophobia. Hal ini sekaligus sebuah penghinaan atau pelecehan terhadap ulama.

 

“UAS tidak hanya dikenal di Indonesia, namun juga negara-negara Asia seperti Malaysia dan Brunei,” ujar pria yang juga menjadi Ketua Umum Ikatan Silat Betawi Indonesia (ISBI) Jaya ini.

 

Di sisi lain, Eki turut menyesalkan sikap Duta Besar Indonesia untuk Singapura, Suryopratomo.

Kata Eki, Dubes Indonesia seharusnya membela WNI yang tidak tercatat sebagai buronan atau hal negatif lainnya, namun justru dideportasi dari negara asing.

Baca juga: Didukung Seluruh DPD, Haris Pertama Bakal Jadi Calon Tunggal Ketua Umum DPP KNPI

Baca juga: Keputusan Jokowi Longgar Penggunaan Masker di Ruang Publik Dinilai Epidemiolog UI Terlalu Dini

Eki melanjutkan, sepatutnya Singapura paham dengan asal usul negaranya.

Singapura merupakan tanah cikal bakal rumpun Melayu di mana seharusnya menunjunjung tinggi satu rumpun Melayu dengan Indonesia.

 

“Apalagi UAS adalah putra mahkota Riau yang notabene satu babat tanah leluhur dan kita kaum Betawi sama-sama memiliki jati diri akar yang sama dari bangsa Melayu," kata Eki.

 

“Jangan lupakan itu dan jangan diabaikan hubungan persaudaraan itu. Seharusnya kita semua dari akar yang sama menjaga kerukunan dan merawat sesama saudara semenanjung Melayu,” lanjutnya.

 

Eki juga mendorong, semua pihak merajut kembali persaudaraan yang sempat tercoreng gara-gara Pilpres 2019 lalu. Jangan sampai pesta demokrasi lima tahunan itu, malah memantik kembali perpecahan tersebut.

 

“Kita semua anak bangsa sudah selesai urusan politik 2019, jangan ada lagi muncul kelakuan yang satir dan kebencian yang tidak beralasan. Kita katanya Pancasila dan menjunjung tinggi Kebhinekaan dan NKRI,” kata Eki.

 

Diberitakan sebelumnya, media Singapura menyebut UAS ditolak masuk ke Singapura karena mengajarkan sikap ekstrimis. The Straits Times menyebut, ajaran ekstrimis yang disuarakan UAS tidak bisa diterima di Singapura.

 

Ekstradisi UAS tersebut langsung menjadi berita viral di dalam negeri. Dubes Indonesia untuk Singapura, Suryopratomo tidak memberikan pernyataan yang jelas.

 

Suryopratomo hanya menyebut UAS tidak dideportasi, tetapi tidak mendapat izin masuk ke Singapura. Seorang pendakwah Indonesia ditolak masuk ke Singapura karena memiliki sejarah ajaran ekstremis yang tidak bisa diterima di sini.

 

Menurut informasi yang diterima oleh Suryopratomo, pihak Otoritas Imigrasi dan Pos Pemeriksaan (ICA) di Singapura sejak awal tidak melakukan deportasi kepada UAS dan rombongan.

“Informasi yang saya dapatkan dari ICA, UAS tidak diizinkan untuk masuk Singapura karena tidak memenuhi kriteria warga asing berkunjung ke Singapura," ujarnya.

 

“Jadi tidak dideportasi karena beliau belum masuk Singapura,” jelas Suryopratomo seperti ditulis Kompas.com. 

Sumber: Warta Kota
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved